Tinjauan Kepustakaan Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Medan

Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 Dalam pembahasan skripsi ini, akan diperolah manfaat sebagai berikut : a. Sebagai kajian bagi kalangan perbankan dan ahli hukum mengenai masalah kedudukan penjamin di dalam pemberian kredit kepada pelaku usaha kecil dan menengah. b. Memberikan pemahaman hukum bagi pelaku usaha kecil dan menengah dan masyarakat pada umumnya dalam proses pemberian kredit dengan penjamin Borg. c. Sebagai bahan bagi yanng berminat dalam proses pemberian kredit dengan penjamin Borg. d. Data dan informasi ini juga diharapkan akan memberikan informasi kepada pelaku usaha kecil dan menengah dalam mengajukan permohonan kredit kepada Bank.

E. Tinjauan Kepustakaan

Sejalan dengan pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis, di dunia pada umumnya serta di Indonesia pada khususnya, kegiatan bisnis bank umum menjadi semakin canggih dan beraneka ragam. Walaupun demikian, berbagai macam kegiatan tama yang sejak dahulu yaitu menjadi tulang punggung operasi badan usaha tersebut, hingga dewasa ini masih tetap bertahan. Siswanto Sutojo mengatakan adapun jenis kegiatan bisnis utama bank umum antara lain : 1. Menjunjung kelancaran mekanisme pembayaran di masyarakat 2. Mengumpulkan dana dari masyarakat 3. Memberikan kredit korporasi Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 4. Menyediakan jasa penunjang perdagangan internasional 5. Menyediakan jasa pialang surat berharga 6. Menyediakan jasa penitipan barang berharga dan surat bernilai. 2 Kata kredit berasal dari kata ”credere” dalam bahasa Yunani yang artinya percaya. Dalam bahasa Belanda istilahnya ”vertrouwen”, dalam bahasa Inggris ”believe” atau ”trust or confidence”, yang artinya sama yaitu percaya. Dalam pembahasan skripsi ini difokuskan kepada prosedur pemberian kredit kepada pelaku kecil dan menengah yang dijamin dengan borgtocht, kedudukan penjamin bila debitur wanprestasi serta upaya yang dilakukan bank untuk menyelesaikan kredit bermasalah debitur wanprestasi. Pengertian Bank di dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 menyatakan : ”Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Pengertian kredit dalam Pasal 1 angka 12 Undang-Undang nomor 10 Tahun 1998 menyatakan : ”Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”. 2 Siswanto Sutojo, Analisa Kredit Bank Umum, Konsep dan Teknik, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1997, Hal.1. Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 Kepercayaan adalah unsur yang sangat penting dan utama dalam pergaulan hidup manusia. Jadi seandainya seseorang memperoleh kredit berarti ia memperoleh kepercayaan, dengan kata lian maka kredit mengandung pengertian adanya suatu kepercayaan dari seseorang atau badan lainnya yaitu bahwa yang bersangkutan pada masa yang akan datang akan memenuhi segala sesuatu kewajiban yang telah diperjanjikan terlebih dahulu. Hassanudin Rahman mengatakan, Bank merupakan produk yang paling utama melakukan kegiatan dalam hal pemberian kredit atau bantuan permodalan agar suatu usaha yang dikelola seseorang atau badan hukum dapat lebih berkembang dan mengembangkan usahanya lebih sedikit baik dan lancar serta bertambah kemajuannya, kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen- komponen kepercayaan, risiko dan pertukaran ekonomi dimasa mendatang. 3 3 Hasanuddin Rahman, Aspek-aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan di IndonesiaPanduan Dasar : Legal Officer, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1998, Hal.96. Berdasarkan batasan yang diberikan oleh Undang-Undang bahwa dalam pengertian kredit terkandung perkataan pinjam meminjam sebagai dasar diadakannya perjanjian kredit. Perjanjian kredit menurut hukum perdata Indonesia adalah suatu perjanjian pinjam meminjam sebagaimana diatur di dalam KUHperdata pada Pasal 1754 sampai Pasal 1769. Dengan demikian pembuatan suatu perjanjian kredit dapat berdasarkan ketentuan – ketentuan di dalam KUH perdata tetapi dapat pula berdasarkan kesepakatan diantara para pihak, artinya dalam hal ketentuan yang memaksa maka harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 Dalam KUH Perdata sedangkan dalam hal ketentuan yang tidak memaksa diserahkan kepada para pihak. Pasal 1754 KUH Perdata menyatakan bahwa : ”Pinjam meminjam adalah persetujuan dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang menghabiskan karena pemakaian dengan syarat bahwa pihak yang belakang ini akan mengambilkan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula”. Mariam Darus Badrulzaman mengatakan sebagai suatu perjanjian, maka pengertian perjanjian kredit itu terlepas dari KUH Perdata dan Undang-Undang Perbankan, dan perjanjian kredit adalah perjanjian pendahuluan. 4 4 Mariam Darus Badrulzaman, perjanjian Kredit Bank Citra Aditya Bandung, 1991, Hal. 23. Dalam pelaksaannya, pengertian perjanjian kredit ini selalu dikaitkan dengan bentuk perjanjian yang ditegaskan dalam model-model formulir bank dari masing-masing bank. Bentuk dan materi perjanjian kredit antara satu bank dengan yang lain tidak sama karena harus disesuaikan dengan kebutuhannya masing- masing. Pengertian Jaminan dalam Pasal 1131 disebutkan bahwa : ”Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatannya perseorangan”. Borgtocht dalam bahasa Indonesia disebut penjaminan atau penanggungan. Orangnya disebut borg atau penjamin atau penanggungan. Borgtocht adalah perjanjian antara kreditur berpiutang dengan seorang pihak ketiga yang menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban debitur si berutang. Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 Pemberian kredit pada umumnya diikuti penyediaan jaminan oleh pemohon kredit, sehingga pemohon kredit yang tidak bisa memberikan jaminan sulit untuk memperoleh kredit bank. Dalam perkembangannya untuk membantu masyarakat memperoleh modal dengan mudah yang diharapkan mampu meningkatkan pembangunan nasional khususnya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi, maka pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan tidak mewajibkan pemberian kredit harus diakui dengan kewajiban pemohon kredit menyediakan jaminan. Kredit sebenarnya mempunyai pasaran yang luas sekali. Jumlah peminta kredit lebih banyak dan besar jumlahnya jika dibandingkan dengan adanya badan- badan yang sanggup melayaninya. Salah satu penyaluran kredit yang diberikan bank yaitu kepada pengusaha kecil dan menengah. Usaha kecil menengah ini bersifat relatif, sehingga perlu ada batasannya dari berbagai segi, defenisi usaha kecil dan menengah dari berbagai segi adalah : a. Berdasarkan total aset Berdasarkan total aset, usaha kecil dan menengah yaitu pengusaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat membuka usaha. b. Berdasarkan total penjualan pertahun Usaha kecil dan menengah yaitu pengusaha yang memiliki hasil total penjualan bersih pertahun paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah. c. Berdasarkan status kepemilikan Usaha kecil dan menengah yaitu usaha berbentuk perorangan, bisa berbadan hukum atau tidak berbadan hukum yang didalamnya termasuk koperasi. Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009

F. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Kedudukan Penjamin Dalam Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Medan)

0 18 86

Kedudukan Penjamin Dalam Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Medan)

0 0 7

Kedudukan Penjamin Dalam Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Medan)

0 0 1

Kedudukan Penjamin Dalam Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Medan)

0 0 16

Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar)

0 0 8

Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar)

0 0 1

Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar) Chapter III V

0 0 33

Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar)

0 0 2

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENGATURAN HUKUM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA USAHA KECIL A. Pengertian Kredit Secara Umum - Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Ca

0 0 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar)

0 0 14