Upaya Yang Dilakukan Bank Untuk Menyelesaikan Kredit Bermasalah Debitur Wanprestasi

Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 Agar bank dapat secara langsung menuntut penanggung hutang dalam hal penerima kredit wanprestasi, didalam akta perjanjian penanggung Borgstelling harus dicantumkan secara tegas klasula yang menyatakan bahwa penangung hutang melepaskan hak – hak eksepsi dan hak istimewa untuk menuntut agar kekayaan penerima kredit terlebih dahulu disita dan dilelang sebelum penanggung hutang melunasi hutang penerima kredit.

C. Upaya Yang Dilakukan Bank Untuk Menyelesaikan Kredit Bermasalah Debitur Wanprestasi

Alasan yang biasanya diberikan oleh para pelaku usaha kecil dan menengah apabila mereka tidak sanggup untuk membayar kredit adalah karena tidak berkembangnya usaha yang mereka jalankan. Bank BNI menggolongkan kredit macet dapat dilihat dari kolektibilitas yaitu suatu keadaan pembayaran pokok dan bunga kredit oleh nasabah serta tingkat kemungkinan yang diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat – surat berharga atau penanaman lainnya. Berdasarkan ketentuan Pasal 10 Peraturan Bank Indonesia Nomor 72PBI2005 tentang penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, maka kualitas kredit ditetapkan menurut faktor penilaian yang meliputi prospek usaha; kinerja performance debitur; dan kemampuan membayar. Kredit digolongkan macet apabila : 1. Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang yang telah melampaui 180 hari. 2. Dokumentasi dan atau pengikatan agunan tidak ada. Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 Dengan memperhatikan ketiga faktor penilaian tersebut, maka kualitas kredit tetapkan menjadi : a. Lancar b. Dalam perhatian khusus c. Kurang lancar d. Diragukan e. Macet. 33 Upaya Yang Dilakukan Bank BNI Untuk Menyelesiakan Kredit Bermasalah , yang penyelesiannya ditangani oleh sendiri oleh bank, yaitu : 1 Pada tahap pertama, Bank melakukan teguran secara tertulis kepada penanggung hutang untuk memenuhi kewajibannya, disamping secara aktif mencari informasi tentang harta kekayaan penanggung hutang. 2 Pihak bank memberi kesempatan kepada debitur untuk menjual jaminan yang diberikan secara sendiri, atau dapat diserahkan atau dipercaya kepada pihak bank untuk melelang jaminan tersebut dengan memberikan surat kuasa kepada pihak bank untuk melelang jaminan tersebut. Apabila bank akan melaksanakan penjualan barang yang diserahkan sebagai jaminan kredit tersebut, maka penerima kredit berjanji untuk melepaskan penguasaan atas barang – barang tersebut, mengosongkan serta menyerahkan kepada bank selambat – lambatnya 30 tiga puluh hari sejak tanggal surat pemberitahuan bank kepada penerima kredit untuk maksud penjualan barang tersebut. 33 Muhamad Djumhana,Hukum Perbankan di Indonesia, PT.Citra Aditya Bakti Bandung,2006,Hal.553 Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 3 Segala biaya yang timbul sehubungan dengan dan untuk pelaksanaan hal tersebut sepenuhnya menjadi beban penerima kredit dan tidak dapat diperhitungkan dengan hasil penjualan barang tersebut. Apabila dari hasil penjualan barang yang diserahkan sebagai jaminan kredit tersebut setelah diperhitungkan dengan hutang penerima kredit masih terdapat kelebihan, maka bank akan mengembalikan kelebihan tersebut kepada penerima kredit. Tetapi apabila barang yang dijual oleh pihak bank masih terjadi kekurangan dalam hutang maka menjadi tanggung jawab penanggung hutang. 4 Apabila dengan teguran tersebut penanggung hutang masih belum memenuhi kewajibannya maka langkah selanjutnya adalah : a bank melakukan teguran somasi melalui pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi domisili penanggung hutang atau domisisli yang telah dipilih dalam perjanjian penanggungan hutang Borgstelling. b apabila dengan somasi tersebut penanggung hutang belu memenuhi kewajibannya, maka bank mengajukan gugatan perdata kepada penanggung hutang sebagai Tergugat I dan Penerima kredit sebagai Tergugat II melalui Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi domisili penanggung hutang atau domisili yang telah dipilih dalam perjanjian penanggungan Borgstelling. c apabila menurut pertimbangan bank upaya penuntutan terhadap penanggungan hutang melalui gugatan perdata dipandang Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 kurang memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan, bank dapat menempuh upaya yang pengajuan permohonan pernyataan pailit terhadap diri penanggungan hutang. 1. Permohonan pernyataan pailit diajukan kepada pengadilan niaga yang daerah hukumnya meliputi domisili penanggung hutang 2. Prosedur lebih lanjut mengenai pengajuan permohonan pernyataan pailit agar mempedomani Ketentuan Internal Bank BNI pada Buku Pedoman Hukum Perkreditan Bab R kepailitan dan Buku Pedoman Hukum Bidang perkara Bab I pedoman beracara Sub Bab F perihal penanganan Perkara Kepailitan. 5. Melakukan penuntutan kepada penanggung hutang untuk kredit macet yang penagihannya diserahkan kepada BUPLN 6. Bank secara tertulis meminta BUPLN untuk melakukan tindakan penuntutan terhadap penanggungan hutang apabila penagihan kredit macet melalui cara tersebut dipandang lebih efektif. Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Kedudukan Penjamin Dalam Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Medan)

0 18 86

Kedudukan Penjamin Dalam Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Medan)

0 0 7

Kedudukan Penjamin Dalam Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Medan)

0 0 1

Kedudukan Penjamin Dalam Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Medan)

0 0 16

Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar)

0 0 8

Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar)

0 0 1

Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar) Chapter III V

0 0 33

Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar)

0 0 2

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENGATURAN HUKUM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA USAHA KECIL A. Pengertian Kredit Secara Umum - Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Ca

0 0 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar)

0 0 14