Dasar Pertimbangan Pemberian Kredit

Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 camat karena jabatannya ditunjuk sebagai pembuat akta tanah PPAT. Dengan demikian suatu akta notaris, surat keputusan hakim, berita acara yang dibuat oleh juru sita pengadilan, surat perkawinan yang dibuat pegawai catatan sipil dan akta jual beli tanah yang dibuat PPAT adalah akta-akta otentik. Dengan kata lain, jika akta di bawah tangan disangkal kebenarannya maka yang mengajukan akta di bawah tangan sebagai alat bukti, harus mencari tambahan bukti untuk membenarkan akta di bawah tangan. Tambahan bukti misalnya saksi-saksi yang dianggap mengetahui tentang pembuatan akta di bawah tangan dan tanda tangan tersebut benar ditandatangani oleh pihak yang membantah.

D. Dasar Pertimbangan Pemberian Kredit

Menurut Undang-Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 dalam Pasal 8 menyatakan bahwa dalam memberikan kredit bank umum wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Untuk itu ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam pertimbangan-pertimbangan pemberian kredit guna menentukan sejauh mana penerima kredit dapat diberi pinjaman. Hal tersebut tergantung bonafiditas yang diketahui dari analisa penilaian terhadap kemungkinan pemberian kredit yang dikemudian hari akan mengakibatkan kegagalan usaha debitur dan kemacetan total kreditnya. Namun tidak mudah untuk mengetahui apakah orang yang mengajukan permohonan kredit atau membeli barang secara kredit itu adalah orang yang dapat Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 dipercayai, apa ciri-ciri atau kriterianya untuk menentukan bahwa seseorang itu dapat dipercaya. Untuk mengetahui atau menentukan bahwa seseorang dipercaya untuk memperoleh kredit, pada umumnya dunia perbankan menggunakan instrumen analisa yang terkenal dengan the fives of credit atau 5C, yaitu : 1. Character Watak Character watak adalah sifat dasar yang ada dalam hati seseorang. Watak dapat berupa baik dan jelek, bahkan ada yang terletak diantara baik dan jelek. Watak merupakan bahan pertimbangan untuk mengetahui risiko. Tidak mudah untuk menentukan watak seorang debitur, apalagi debitur yang baru pertama kali mengajukan permohonan kredit. Untuk mengetahui watak seseorang dapat mengetahui ciri-ciri orang tersebut misalnya peminum minuman keras, suka menipu dan lain sebagainya. Oleh karena itu maka seorang analis perlu menyelidiki dan mencari informasi tentang asal usul kehidupan pribadi pemohon kredit dengan secara seksama yang meliputi riwayat hidup, hobby serta pergaulannya dalam masyarakat. Faktor ini juga penting untuk mengetahui kemampuan serta itikad baik dari penerima kredit untuk mengembalikan kreditnya kelak. Dengan pengertian lain faktor ini merupakan ukuran tentang kejujuran dan kemauan debitur untuk membayar kembali hutangnya willingness to party. 2. Capital modal Seseorang atau badan usaha yang akan menjalankan usaha atau bisnis sangat memerlukan modal untuk memperlancar kegiatan bisnisnya. Seorang yang akan mengajukan permohonan kredit baik untuk kepentingan produktif atau konsumtif maka orang itu harus memiliki modal. Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 Modal yang telah ditanam dalam perusahaan harus ditelaah dan sedapat mungkin biaya investasi dipenuhi oleh pengusaha, dari bank sedapat mungkin membantu dalam modal. Hutang jangka pendek maupun jangka panjang harus seimbang dengan posisi keuangan perusahaan. Faktor ini mempunyai peranan untuk mengetahui posisi keuangan debitur serta struktur permodalan, analisa keuangan serta sumber dan penggunaan dana, sehingga bank dapat mengetahui besar kredit yang diperlukan. 3. Capacity kemampuan Seorang debitur yang mempunyai karakter atau watak baik selalu akan memikirkan mengenai pembayaran kembali hutangnya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Untuk dapat memenuhi kewajiban pembayaran debitur harus memiliki kemampuan memadai, yang berasal dari pendapatan pribadi jika debitur perorangan atau pendapatan perusahaan bila debitur berbentuk badan usaha. Seorang analis harus mampu menganalisa kemampuan debitur untuk membayar kembali hutangnya. Bagi debitur perorangan analis harus mendapat informasi yang benar mengenai penghasilan atau pendapatan debitur. Apa pekerjaan, usaha debitur yang mengindikasi debitur memperoleh pendapatan sehingga memberi keyakinan adanya kemampuan debitur. Bagi debitur badan usaha seorang analis harus meyakini pendapatan yang diperoleh dari usaha-usaha debitur yang menunjukkan adanya kemampuan dari debitur. 4. Collateral Jaminan Jaminan berarti harta kekayaan yang dapat diikat sebagai jaminan guna menjamin kepastian pelunasan hutang jika dikemudian hari debitur tidak melunasi Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 hutangnya dengan jalan menjual jaminan dan mengambil pelunasan dari penjualan harta kekayaan yang menjadi jaminan itu. Jaminan meliputi jaminan yang bersifat materiil berupa barang atau benda materiil yang bergerak atau benda tidak bergerak, misalnya tanah, bangunan, mobil saham dan jaminan yang bersifat immateril merupakan jaminan yang secara phisik tidak dapat dikuasai langsung oleh bank, misalnya jaminan pribadi borgtocht, garansi bank bank lain. Collateral juga merupakan benteng terakhir bagi keselamatan kredit, artinya bilamana masih ada keraguan terhadap pertimbangan-pertimbangan yang lain maka si penerima kredit diberikan kesempatan untuk menyediakan jaminan. 5. Condition of Economy kondisi ekonomi Selain faktor-faktor di atas, yang perlu mendapat perhatian penuh dari analis adalah kondisi ekonomi. Kondisi ekonomi adalah situasi ekonomi pada waktu dan jangka waktu tertentu, dimana kredit itu diberikan oleh bank kepada pemohon. Apakah kondisi ekonomi pada kurun waktu kredit dapat mempengaruhi usaha dan pendapatan pemohon kredit untuk melunasi hutangnya. Bermacam-macam kondisi diluar pengetahuan bank dan diluar pengetahuan pemohon kredit. Kondisi ekonomi yang dapat mempengaruhi kemampuan pemohon kredit mengembalikan hutangnya sering sulit untuk diprediksi. Keadaan perdagangan serta persaingan di lingkungan sektor usaha di penerima kredit perlu diketahui sehingga bantuan kredit benar-benar bermanfaat bagi perkembangan usahawan, serta dapat memberikan keuntungan yang layak, dengan demikian pengembalian kredit akan berjalan lancar. Demikianlah faktor-faktor kredit yang lazim disebut The Five C of Credit yang merupakan dasar-dasar pertimbangan dalam pemberian kredit, namun perlu Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 dicatat bahwa bagaimanapun rapi dan baiknya pertimbangan-pertimbangan tersebut dinilai dan dianalisa. Dalam kenyataannya bank di dalam praktek perkreditan selalu menemui kredit macet, yang berarti kerugian pada bank khususnya dan menghambat kesinambungan pada umumnya karena sebagian dana untuk pembangunan terbeku dalam kredit macet.

E. Hak dan Kewajiban Pemberi dan Penerima Kredit 1. Hak dan Kewajiban Pemberi kredit

Dokumen yang terkait

Kedudukan Penjamin Dalam Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Medan)

0 18 86

Kedudukan Penjamin Dalam Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Medan)

0 0 7

Kedudukan Penjamin Dalam Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Medan)

0 0 1

Kedudukan Penjamin Dalam Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Medan)

0 0 16

Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar)

0 0 8

Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar)

0 0 1

Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar) Chapter III V

0 0 33

Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar)

0 0 2

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENGATURAN HUKUM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA USAHA KECIL A. Pengertian Kredit Secara Umum - Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Ca

0 0 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar)

0 0 14