Kebiasaan Makan Berdasarkan Jumlah Energi dan Protein Yang Dikonsumsi Pedagang Sayur

mengonsumsi minuman yang mengandung gula tersebut baik pada saat beraktivitas di pasar maupun sebagai minuman penutup makan mereka. Berdasarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang PUGS menyatakan bahwa konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan kegemukan. Oleh karena itu, konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5 dari jumlah kecukupan energi atau sekitar 3-4 sendok makan setiap harinya. Hal ini berbeda dengan konsumsi gula pada pedagang sayur, dimana mereka selalu mengonsumsi gula 3-4 sendok makan setiap kali minum 1 gelas besar teh manis dan sebagian besar pedagang sayur mengonsumsinya 3x sehari bahkan 3 x sehari. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi minuman yang mengandung gula pada pedagang sayur sangat tinggi bila dibandingkan dengan yang dianjurkan dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang PUGS.

5.2.7. Kebiasaan Makan Berdasarkan Jumlah Energi dan Protein Yang Dikonsumsi Pedagang Sayur

Energi dalam tubuh manusia dapat timbul dikarenakan adanya pembakaran karbohidrat, protein dan lemak, dengan demikian agar manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pamasukan zat-zat makanan yang cukup pula ke dalam tubuhnya. Kelebihan energi di dalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak yang dapat mengakibatkan kegemukan Kartasapoetra, 2008. Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan formulir food recall 24 jam, dapat diketahui bahwa jumlah konsumsi energi pada pedagang sayur di Lingkungan XIII Kelurahan Kwala Bekala Medan yang terbanyak berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebanyak 44,3. Rata-rata tingkat konsumsi energi pedagang sayur ialah sebesar 2833,53 kkal, bila dibandingkan dengan kecukupan Universitas Sumatera Utara energi rata-rata per oranghari yaitu 2150 kkal, maka rata-rata tingkat konsumsi pedagang sayur berada di atas Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan AKG. Hal ini disebabkan karena kebiasaan mengonsumsi makanan yang tinggi kalori, khususnya pada saat berjualan di pasar. Pada umumnya pedagang sayur selalu mengonsumsi teh manis, kopi manis, mie goreng, roti, dan sebagainya pada saat berjualan dimana itu semua mengandung kalori dan karbohidrat. Hal ini dilakukan karena pedagang sayur membutuhkan tenaga untuk melakukan aktivitasnya di pasar, seperti ; mengangkat sayuran, membersihkan sayuran, memilah-milah sayuran, mengikat sayuran, dan sebagainya. Di samping itu, pedagang sayur berpendapat bahwa dengan mengkonsumsi makananminuman pada saat berjualan dapat menghilangkan rasa kantuk dan bosan pada saat menunggu pembeli. Hal ini lebih tampak pada pedagang sayur yang menjual sayuran yang dapat dimakan mentah, seperti wortel dan tomat karena pada saat berjualan atau beristirahat sambil menunggu pembeli, mereka sering mengonsumsi wortel atau tomat tersebut. Di samping itu, porsi makan pedagang sayur pada saat makan juga berpengaruh terhadap jumlah energi yang dikonsumsinya. Dari hasil food recall 24 jam yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang sayur mengonsumsi nasi sebanyak 3 sendok nasi 330 g setiap kali makan. Namun ada juga yang mengonsumsi nasi sebanyak 4 sendok nasi 440 g, ini umumnya terdapat pada pedagang sayur laki-laki karena aktivitas mereka yang lebih berat dibandingkan pedagang sayur perempuan, dimana sebagian besar pedagang sayur laki-laki selain bekerja di pasar mereka juga mengambil barang sayuran langsung ke ladang para petani sayur ke gunung Brastagi. Kebiasaan makan seperti ini dapat menyebabkan Universitas Sumatera Utara kelebihan energi, dan kelebihan energi ini di dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk jaringan lemak dan apabila tidak didukung oleh aktivitas yang cukup maka lama-kelamaan dapat mengakibatkan kegemukan. Untuk tingkat kecukupan protein pedagang sayur di Lingkungan XIII Kelurahan Kwala Bekala Medan yang terbanyak berada pada kategori cukup sesuai standar yaitu sebanyak 37,1 dan yang paling sedikit ialah pada tingkat konsumsi protein kategori sangat tinggi yaitu sebanyak 7,1. Rata-rata tingkat konsumsi protein pedagang sayur ialah sebesar 50,44 gr, bila dibandingkan dengan kecukupan protein rata-rata per oranghari yaitu 46,2 gr, maka rata-rata konsumsi protein pedagang sayur tidak jauh berbeda dengan kecukupan protein rata-rata per oranghari menurut Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan AKG. Hal ini disebabkan karena pedagang sayur mengonsumsi jenis lauk pauk secara bergantian setiap hari, sehingga tidak ada pedagang sayur yang mengonsumsi lauk pauk yang tinggi lemak setiap hari ataupun yang tinggi protein setiap hari. Di samping itu, kebiasaan pedagang sayur mengonsumsi teh manis, kopi, dan susu juga berpengaruh terhadap tingkat konsumsi proteinnya karena minuman tersebut mengandung gula dan di dalam gula tersebut hanya terdapat kalori sedangkan protein tidak ada. Hal ini memperlihatkan bahwa rata-rata tingkat konsumsi energi dan protein pedagang sayur di Lingkungan XIII Kelurahan Kwala Bekala Medan berada di atas rata-rata yang dianjurkan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena tingkat konsumsi energi yang baik dan protein yang cukup pada pedagang sayur, dimana pedagang sayur selalu mengonsumsi makananminuman tinggi kalori setiap hari serta mengonsumsi lauk pauk yang berbeda setiap hari. Universitas Sumatera Utara

5.3. Aktivitas Fisik Pedagang Sayur