Hubungan Susunan Makanan Dengan Tingkat Kegemukan Pedagang Sayur

5.5. Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Tingkat Kegemukan

5.5.1. Hubungan Susunan Makanan Dengan Tingkat Kegemukan Pedagang Sayur

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pedagang sayur yang mengalami kegemukan di Lingkungan XIII Kelurahan Kwala Bekala terbanyak mempunyai susunan makanan yang lengkap yaitu sebanyak 64,3. Namun ada juga beberapa dari pedagang sayur yang mengalami kegemukan di Lingkungan ini yang mempunyai susunan makanan yang kurang lengkap yaitu sebanyak 50,0. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara susunan makanan dengan tingkat kegemukan pedagang sayur dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa Ho diterima dimana p 0,088 α 0,05. Artinya tidak ada hubungan antara susunan makanan dengan tingkat kegemukan pada pedagang sayur di Lingkungan XIII Kelurahan Kwala Bekala Medan. Hal ini menunjukkan bahwa susunan makanan tidak turut menentukan tingkat kegemukan pada pedagang sayur karena dalam hal ini pedagang sayur kurang memperhatikan susunan makanan mereka, melainkan lebih memperhatikan porsi makannya. Oleh karena itu, walaupun susunan makanan pedagang sayur lengkap, tetapi jika porsi makannya berlebih serta tinggi kalori akan dapat mengakibatkan kegemukan. Semakin lengkap susunan makanan maka resiko terjadinya kegemukan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena di dalam susunan makanan yang lengkap terdapat makanan pokok sebagai sumber energi, lauk pauk sebagai sumber protein, sayuran dan buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral. Dengan demikian keseimbangan zat gizi dalam tubuh dapat tercapai. Berbeda dengan susunan makanan Universitas Sumatera Utara yang kurang lengkap, dimana dengan susunan makanan seperti ini akan dapat menimbulkan kegemukan. Hal ini disebabkan karena akan lebih banyak karbohidrat yang dikonsumsi dibandingkan dengan zat gizi lainnya, seperti vitamin dan mineral. Bertambahnya berat tubuh seseorang akibat mengkonsumsi makanan tertentu sebenarnya tergantung pada banyaknya pangan tersebut menyumbang asupan energi dan banyaknya yang terbakar Rimbawan Albiner, 2004. Seperti pada penelitian Meiningtias 2003 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pola makan karbohidrat dengan kegemukan, dan pola makan lemak dengan kegemukan. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakseimbangan antara konsumsi dengan pengeluaran energi dapat menyebabkan terjadinya penumpukan lemak dalam tubuh dan akhirnya mengakibatkan kegemukan.

5.5.2. Hubungan Jumlah Energi dan Protein Yang Dikonsumsi Dengan Tingkat Kegemukan Pedagang Sayur