Perumusan Masalah Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa prevalensi kegemukan semakin tinggi. Kegemukan ini dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif serta mempengaruhi penampilan fisik seseorang. Oleh karena itu, perhatian terhadap kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan masalah kegemukan adalah hal yang penting. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan kebiasaan makan dan aktivitas fisik dengan tingkat kegemukan pada pedagang sayur di Lingkungan XIII Kelurahan Kwala Bekala Medan Tahun 2010.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “apakah ada hubungan kebiasaan makan dan aktivitas fisik dengan tingkat kegemukan pada pedagang sayur di Lingkungan XIII Kelurahan Kwala Bekala Medan tahun 2010”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan kebiasaan makan dan aktivitas fisik dengan tingkat kegemukan pada pedagang sayur di Lingkungan XIII Kelurahan Kwala Bekala Medan tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui susunan makanan pada pedagang sayur di Lingkungan XIII Kelurahan Kwala Bekala Medan. 2. Untuk mengetahui frekuensi makan pada pedagang sayur di Lingkungan XIII Kelurahan Kwala Bekala Medan. Universitas Sumatera Utara 3. Untuk mengetahui kuantitas energi dan protein yang dikonsumsi pedagang sayur di Lingkungan XIII Kelurahan Kwala Bekala Medan. 4. Untuk mengetahui aktivitas fisik pada pedagang sayur di Lingkungan XIII Kelurahan Kwala Bekala Medan. 5. Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan makanan dengan tingkat kegemukan pada pedagang sayur di Lingkungan XIII Kelurahan Kwala Bekala Medan. 6. Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat kegemukan pada pedagang sayur di Lingkungan XIII Kelurahan Kwala Bekala Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi instansi kesehatan dalam upaya menanggulangi masalah gizi ganda terutama masalah gizi lebih dalam bentuk penyakit kegemukan. 2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat serta menambah wawasan ilmu pengetahuan masyarakat khususnya tentang kegemukan. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebiasaan Makan Kebiasaan makan adalah ekspresi setiap individu dalam memilih makanan yang akan membentuk pola perilaku makan. Oleh karena itu, ekspresi setiap individu dalam memilih makanan akan berbeda satu dengan yang lain Khomsan dkk, 2004. Menurut Hadi 2003 ketidakseimbangan asupan energi energy intake yang melebihi energi yang digunakan energy expenditure dapat menyebabkan obesitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan, antara lain Lisdiana, 1998 : 1. Pengaruh Sosial Budaya Di dalam budaya masyarakat terdapat istilah makanan pantangan, misalnya anak gadis dilarang makan pisang ambon. Anak kecil dilarang makan ikan karena akan menyebabkan cacingan. Kedua kepercayaan tersebut akan berpengaruh terhadap keputusan seseorang dalam memilih makanan. Dipandang dari sudut nilai gizi, kedua contoh kepercayaan tersebut berlawanan dengan konsep-konsep nilai gizi. Dari segi kesehatan, pisang ambon dan ikan termasuk makanan yang bergizi tinggi. Nilai sosial budaya merupakan nilai yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat. Antara kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat lainnya bisa berbeda-beda, bahkan mungkin bertentangan. Oleh karena itu, nilainya tidak mutlak. Bisa jadi nilai budaya yang tadinya dipegang erat, akhirnya sedikit demi sedikit luntur oleh kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan. Universitas Sumatera Utara