Kegagalan Ekonomi Economic Distressed

21 yang tergantung pada kepercayaan kreditur terhadap kelikuiditan suatu bank. c Sektor pesaing atau bank lain, dimana merupakan hal yang harus diperhatikan karena menyangkut perbedaan pemberian pinjaman kepada nasabah.

3. Faktor Internal Perusahaan

a Terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah sehingga menyebabkan adanya penunggakan dalam pembayaran sampai akhirnya tidak dapat membayar. b Manajemen yang tidak efesien yang disebabkan karena kurang adanya kemampuan, pengalaman, keterampilan, sikap adaptif dan inisiaif dari manajemen. c Peyalahgunaan wewenang dan kecurangan-kecurangan, dimana sering dilakukan oleh karyawan, bahkan manejer puncak sekalipun yang sangat merugikan apalagi yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.

D. Tahap-tahap dan Berbagai Indikator Kebangkrutan

Dalam kaitannya dengan faktor-faktor internal, kebangkrutan yang menimpa suatu perusahaan tidak terjadi secara tiba-tiba tanpa dapat diramalkan sebelumnya. Kebangkrutan merupakan klimaks dari berbagai tahap atau proses dari situasi kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan. Sebelum suatu perusahaan dinyatakan bangkrut, biasanya ditandai oleh 22 berbagai situasi tau keadaan khususnya berhubungan dengan efektivitas dan efesiensi operasinya. Kesulitan-kesulitan keuangan yang menuju kearah terjadinya kebangkrutan dapat dianalisa dan dapat diidentifikasikan melalui tahap-tahap yang tercakup dalam proses perjalanan yang berakhir ada keadaan kebangkrutan tersebut. Adapun tahap-tahap itu adalah Harnanto, 1984:426 dalam Adnan dan Kurniasih 2000 : 1. Tahap permulaan atau tahap awal. 2. Tahap dimana perusahaan mengalami kekurangan kas dan alat-alat likuid lainnyatahap kesulitan likuiditas. 3. Tahap dimana perusahaan tidak solvabel dalam kegiatan komersial dan keuangan. 4. Bangkrut secara total. Dalam perbankan, setiap badan usaha bank wajib menyampaikan kepada Bank Sentral Indonesia, segala keterangan dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh Bank Sentral Indonesia. Dalam hal ini apabila suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya maka Bank Sentral Indonesia dapat melakukan tindakan agar Herman Darmawi, 2006:40: a. Pemegang saham menambah modal b. Pemegang saham mengganti dewan komisaris dan atau direktur bank. c. Bank menghapusbukukan kredit macet dan memperhitungkan kerugian dengan modal bank. d. Bank melakukan mergerkonsolidasi dengan bank lain.