Test of Equality of Group Means

99 atau lebih besar dibandingkan bank yang tidak bermasalah.dan bank tidak bermasalah. Variabel NPLn nilai signifikan adalah di bawah 0.05 yaitu sebesar 0.000 dengan nilai Wilk’s Lamda sebesar 0.624. Hal ini berarti menunjukkan adanya perbedaan antar grup, atau variabel NPLn bagi bank yang dikategorikan bank bnermasalah dan dikategorikan bank tidak bermasalah ternyata beda secara nyata. Bank yang dikategorikan bank bermasalah atau dikategorikan bank tidak bermasalah terkait dengan besarnya NPLn bank tersebut. Dengan kata lain perusahaan yang dikategorikan bank bermasalah memiliki nilai NPLn lebih kecil atau lebih besar dibandingkan bank yang tidak bermasalah.dan bank tidak bermasalah. Dari kedelapan variabel hanya terdapat enam variabel rasio keuangan yakni CAR, ATTM, PM, APB, NPLg dan NPLn yang mempunyai nilai signifikansi dibawah 0.05 sehingga terdapat perbedaan antar grup. Artinya bahwa variabel rasio keuangan CAR, ATTM, PM, APB, NPLg dan NPLn mempengaruhi bermasalah atau tidaknya suatu bank. Untuk variabel NIM dan LDR mempunyai nilai signifikansi diatas 0.05 sehingga tidak ada perbedaan antar grup. Artinya bahwa variabel rasio keuangan NIM dan LDR menghasilkan nilai yang relatif sama terhadap bermasalah atau tidaknya suatu bank. 100

2. Pemilihan Variabel Diskriminator

Untuk menentukan variabel apa saja yang paling efesien didalam membedakan antar bank yang dikategorikan bemasalah dan tidak bermasalah maka digunakan prosedur stepwise. Mahalobis distance akan digunakan unruk prosedur stepwise guna menentukan variabel yang memiliki kekuatan terbesar mendiskriminasi. a. Tahap Pemilihan Variabel Bebas Tabel 4.16 Uji Variabel Independen Secara Stepwise Variables EnteredRemoved

a,b,c,d

Step Entered Min. D Squared Statistic Between Groups Exact F Statistic df1 df2 Sig. 1 APB 7.046 0 and 1 51.522 1 46.000 4.933E-9 At each step, the variable that maximizes the Mahalanobis distance between the two closest groups is entered. a. Maximum number of steps is 16. b. Minimum partial F to enter is 3.84. c. Maximum partial F to remove is 2.71. d. F level, tolerance, or VIN insufficient for further computation. Sumber : data diolah Tabel 4.17 Wilks Lambda Model MDA Step Number of Variables Lambda df1 df2 df3 Exact F Statistic df1 df2 Sig. 1 1 .472 1 1 46 51.522 1 46.000 .000 Sumber : data diolah Tabel 4.16 menunjukkan variabel mana saja dari delapan variabel pada model MDA yang bisa dimasukkan entered dalam persamaan diskriminan dimulai dari variabel yang memiliki angka F statistic terbesar. Pada tahap pertama, nilai F hitung untuk 101 variabel APB adalah terbesar, mencapai 7.046, maka pada tahap ini variabel APB terpilih. Bedasarkan hasil uji Wilks’ Lambda variabel APB ini memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu sebesar 0.000 dengan demikian dari delapan variabel yang dimasukkan untuk rasio keuangan model Multiple Dicriminant Analysis MDA hanya satu variabel yang signifikan. Sehingga variabel APB secara signifikan mempengaruhi bermasalah atau tidaknya suatu bank, serta hasil stepwise ini mampu membedakan metode kondisi bank berdasarkan pada nilai Wilk;s Lamda dan nilai minimum Mahalanobis distance. Tabel 4.18 Variabel Terpilih untuk Pembentukan Model Diskriminan Variables in the Analysis Step Tolerance Sig. of F to Remove 1 APB 1.000 .000 Sumber : data diolah Tabel 4.18 menunjukkan pada tahap ini significant value 0.05 digunakan sebagai syarat entry variabel. Pada tabel Variabel Entered Removed pertama variabel memiliki nilai signifikan jauh di bawah 0.05, pada Variabel In The Analysis terlihat bahwa pada tahap pertama variabel memiliki nilai Sig. Of F to Remove yaitu sebesar 0.000 jauh di bawah nilai 0.05. 102

3. Uji Corelation Summary Of Canonical Discriminant Function

Canonical Corelation untuk mengukur keeratan hubungan antara discriminant score dengan grup, dalam penelitian ini terdapat dua kategori maka terdapat dua grup. Square Canonical Corelationidentik dengan R 2 pada regresi yaitu mengukur variasi antar kedua kelompok bank yang dapat dijelaskan oleh variabel diskriminannya. Jadi CR 2 mengukur seberapa kuat fungsi diskriminan. Tabel 4.19 Tingkat Keakuratan Eigenvalues Functi on Eigenvalue of Variance Cumulative Canonical Correlation 1 1.120 a 100.0 100.0 .727 a. First 1 canonical discriminant functions were used in the analysis. Sumber : data diolah Hasil pengujian pada tabel 4.19 nilai Canonical Correlation sebesar 0.727 menunjukkan keeratan yang kuat dengan ukuran skala asosiasi 0 sampai 1. jadi dapat disimpulkan bahwa variasi antar kelompok bank berkategori bank bermasalah dan bank tidak bermasalah dapat dijelaskan oleh variabel APB. 103

4. Menentukkan Fungsi Diskriminan

Tabel 4.20 Fungsi Dikriminan Canonical Discriminant Function Coefficients Function 1 APB 1.199 Constant 4.734 Unstandardized coefficients Sumber : data diolah Pada tabel 4.20 terlihat hanya satu variabel saja yang mempengaruhi terbentuknya fungsi diskriminan yaitu variabel APB. Sehingga fungsi diskriminan yang terbentuk adalah:

5. Penentuan Nilai Cut-off

Tabel 4.21 Functions at Group Centroids Kategori Function 1 Bermasalah 2.157 tdk bermasalah -.498 Unstandardized canonical discriminant functions evaluated at group means Sumber : data diolah Dari hasil tabel 4.21 Fuctions at Group Centroids, memberikan informasi tentang rata-rata skor diskriminan centroid. Centroid untuk kelompok bank bermasalah sebesar 2.157 dan kelompok bank yang Z = 4.734 + 1.199 APB 104 tidak bermasalah sebesar -0.498 sehingga terdapat nilai cut-off value. Dari nilai function yang diperoleh tersebut akan disesuaikan dengan rumus untuk menghitung cuy-off. Zcu = N A Z B + N B Z A N A + N B Zcu = 392.157 + 9-0.498 39 + 9 Zcu = 1.659 Sehingga untuk model Multiple Discriminant Analysis MDA penentuan nilai batas didasarkan pada nilai rata-rata dari jumlah Z- score dari masing-masing bank yang diperoleh nilai 1.659. Standart yang digunakan untuk menilai apakan bank tersebut dikategorikan bank bermasalah atau bank yang tidak bermasalah adalah: a. Bila Z-score hitung 1.659 maka bank dikategorikan bermasalah b. Bila Z-score hitung 1.659 maka bank dikategorikan tidak bermasalah. Dari cut-off value ini ada beberapa observasi yang tidak terdiskriminasi dengan baik misclassified yaitu observasi yang ke 3, 29, 31, dan 41 yang terdapat pada lampiran 3 tabel casewise statistic . Pada observasi ke 3, 29, dan 31 tersebut, kelompok actual seharusnya masuk kedalam kelompok bank yang tidak bermasalah , tetapi berdasarkan prediksi fungsi diskriminan masuk kelompok bank yang bermasalah. Sebaliknya pada observasi ke 41, berdasarkan kelompok actual seharusnya masuk kelompok bank bermasalah tetapi