Sensitivity to Market Risk

31 Dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:322PBI2001 tanggal 13 Desember 2001, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan yang terdiri dari Dahlan Siamat, 2005: 368 : 1. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan Adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun waktu satu tahun. 2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan. 3. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Laporan Bulanan Bank Umum yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan. 4. Laporan Keuangan Konsolidasi Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau memiliki Anak Perusahaan, wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku serta menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia. Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi 32 neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Ikatan Akuntan Indonesia, 2007 dalam Penni Mulyaningrum 2008 Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2007 dalam PSAK No.31 tentang Akuntansi Perbankan, laporan keuangan bank terdiri atas: 1. Neraca Bank menyajikan aset dan kewajiban dalam neraca berdasarkan karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan likuiditasnya. 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi bank menyajikan secara terperinci unsur pendapatan dan beban, serta membedakan antara unsur-unsur pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan nonoperasional. 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. 4. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan aset bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. 33 5. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan antara lain Kasmir, 2004:241: 1. Pemegang saham, digunakan untuk melihat kemajuan bank yang dipimpin oleh manajemen dalam suatu periode. 2. Pemerintah, digunakan untuk mengetahui kemajuan bank yang bersangkutan, kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter yang telah ditetapkan, dan sampai sejauh mana peranan perbankan dalam mengembangkan sektor-sektor industri tertentu. 3. Manajemen, digunakan untuk menilai kinerja menajemen bank dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan, menilai kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Ukuran keberhasilan ini dapat dilihat dari pertumbuhan laba yang diperoleh dan pengembangan aset-aset yang dimilikinya. 4. Karyawan, digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan bank yang sebenarnya. 5. Masyarakat Luas, digunakan untuk mengetahui kondisi bank yang bersangkutan, sehingga masih tetap mempercayakan dananya disimpan di bank yang bersangkutan atau tidak. 34

G. Manfaat Laporan Keuangan

Sesuai penelitian Abarbanell dan Bushee 1997 dalam Penni Mulyaningrum 2008. Pada pendekatan yang digunakan oleh Ou and Penman 1989 dan Lev and Thiagarajan 1993 diperlihatkan bagaimana fundamental signals yang pasti dari laporan keuangan saat ini seperti perubahan pada penjualan, piutang dagang, persediaan, gross margin dan pengeluaran modal dapat meningkatkan prediksi perubahan earning pada tahun mendatang. Sesuai dengan Statement of Financial Accounting Concepts No. 1 tentang Tujuan dari pelaporan keuangan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat kepada investor, kreditor dan pemakai lainnya, baik yang sekarang dan potensial pada pembuatan keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis secara rasional. Tujuan kedua pelaporan keuangan untuk menyediakan informasi untuk membantu investor, kreditor, dan pemakai lainnya baik yang sekarang maupun yang potensial dalam menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian dari prospective penerimaan kas dari deviden atau bunga. Scott, 2000 dalam Penni Mulyaningrum, 2008. Menurut Standar Akuntansi Keuangan SAK 2007 pengguna laporan keuangan meliputi investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi: 35 a. Investor Penanaman modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. b. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan kesempatan kerja. c. Pemberi pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. e. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan. 36 f. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawahnya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. g. Masyarakat Perusahaan dapat memberikan kontribusi yang berarti kepada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanaman modal domestik.

H. Rasio Keuangan Perbankan

Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam persentase atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk engukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut Selamet Riyadi, 2006:155. Rasio keuangan perbankan meliputi:

1. Rasio Permodalan

Analisa rasio permodalan sering disebut sebagai analisa solvabilitas atau capital adequancy analysis. Analisa rasio ini untuk mengetahui apakah permodalan bank yang ada telah mencukupi untuk mendukung kegiatan bank yang akan dilakukan secara efisien dan 37 mampu untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan Penni Mulyaningrum, 2008. Rasio ini terbagi atas:

a. Capital Adequacy Ratio CAR

CAR adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Untuk saat ini minimal CAR sebesar 8 dari aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR, atau ditambah dengan Risiko Pasar dan Risiko Operasional, ini tergantung pada kondisi bank yang bersangkutan. CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia saat ini mengacu pada ketentuanstandar internasional yang dikeluarkan oleh Banking For International Settlement BIS. Persamaan CAR dapat dituliskan sebagai berikut: Slamet Riyadi, 2006: 161. Menurut Hasibuan 2002, ketetapan CAR sebesar 8 bertujuan untuk: 1. Menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan. 2. Melindungi dana pihak ketiga pada bank bersangkutan. 3. Untuk memenuhi ketetapan standar BIS Perbankan International dengan formula sebagai berikut: b. 4modal inti yang terdiri dari shareholder equity, prefered stock, dan freereserves, serta CAR = Modal x 100 ATMR 38 c. 4 modal sekunder yang terdiri dari subordinate debt, loan loss provision, hybrid securities dan revolution reserves.

b. Aktiva Tetap Terhadap Modal ATTM

Rasio ini mengukur kemampuan manajemen bank dalam menentukan besarnya aktiva tetap dan inventaris yang dimiliki bank yang bersangkutan terhadap modal. Semakin tinggi rasio ini artinya modal yang dimiliki bank kurang mencukupi dalam menunjang aktiva tetap dan inventaris sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

2. Rasio Kualitas Asset

Rasio kualitas asset terdiri dari:

a. Aktiva Produktif Bermasalah APB

Rasio ini untuk menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktif bermasalah terhadap total aktiva produktif. Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kualitas aktiva produktif yang menyebabkan PPAP yang tersedia semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Aktiva produktif bermasalah adalah aktiva produtif dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Rasio ini ATTM = Aktiva Tetap dan Inventaris x100 Modal 39 dapat dirumuskan sebagi berikut SE BI No 330DPNP tgl 14 Desember 2001 :

b. Non Performing Loan

Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet SE BI No 330DPNP tgl 14 Desember 2001. Non Performing Loan dibagi menjadi 2 dua yaitu: Non Performing Loan Gross NPLg dan Non Performing Loan Net NPLn. Menurut Slamet Riyadi 2006 NPLg adalah perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan tingkat kolektibilitas 3 sampai 5 dibandingkan dengan total kredit yang diberikan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: APB = Aktiva Produktif Bermasalah x 100 Total Aktiva Produktif NPLg = Kredit yang Diberikan kol 3-5 x 100 Total Kredit yang Diberikan 40 Sedangkan Non Performing Loan Net NPLn dapat dirumuskan sebagai berikut:

3. Rasio

Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah perbandingan laba setelah pajak dengn modal modal inti atau laba sebelum pajak dengan total asset yang dimiliki bank pada periode tertentu Slamet Riyadi, 2006:155. Rasio profitabilitas terdiri dari:

a. Net Interest Margin NIM

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil SE BI No 330DPNP tgl 14 Desember 2001. Menurut Slamet Riyadi 2006 Net Interest Margin adalah perbandingan antara Interest Income dikurangi Interest Expenses dibagi dengan Average Interest Earning Asset. Rasio NIM dapat dirumuskan sebagai berukit: NPLn= Kredit yang Diberikan kol 3-5 – PPAP Khusus Kol. 3-5 x 100 Total Kredit yang Diberikan NIM = Interest Income – Interest Expensens x 100 Average Interest Earning Asset