94
c. Uji Linieritas
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Box’s M Test dengan
α = 5. Asumsi linieritas terpenuhi apabila hasil pengujian menunjukkan nilai signifikansi 0.05. Dalam tabel 4.13 ditunjukkan
bahwa variance error dari keseluruhan variabel independen adalah konstan karena menghasilkan signifikansi sebesar 0.045 lebih kecil dari
0.05 artinya data telah memenuhi asumsi linieritas.
Tabel 4.13 Uji Linieritas
Test Results
Boxs M 4.202
F Approx.
4.036 Df1
1 Df2
1608.089 Sig.
.045 Tests null hypothesis of equal population covariance matrices.
Sumber : data diolah
3. Analisis Multiple Discriminant Analysis MDA
Dalam penelitian ini variabel dependen Y bertipe kategori 2 pilihan yaitu : Bank yang dikategorikan bermasalah diberi kode “0” dan bank
dikategorikan yang tidak bermasalah “1”. Berikut ini adalah ringkasan hasil pengujian dari analisis Multiple Diskriminant Analysis MDA.
Langkah pertama dalam analisis MDA terlihat pada tabel Analysis Case Processing Summary
yang menunjukkan bahwa tidak ada data yang hilang. Berdasarkan hasil tabel tersebut untuk model MDA dari sampel
dikatakan valid 100 dengan jumlah sampel sebesar 48 menunjukkan bahwa data lengkap dan tidak ada satupun data yang hilang.
95
Tabel 4.14 Analysis Case Processing Summary
Unweighted Cases N
Percent Valid
48 100.0 Excluded Missing or out-of-range group codes
.0 At least one missing discriminating variable
.0 Both missing or out-of-range group codes and at least one
missing discriminating variable .0
Total .0
Total 48 100.0
Sumber: data diolah
1. Test of Equality of Group Means
Langkah selanjutnya adalah mengindentifikasi faktor-faktor apa yang signifikan untuk membedakan antara dua kelompok tersebut.
Pada tabel Test of Equality of Group Means memberikan nilai Wilk’s
Lambda dan Univariate F Ratio untuk setiap variabel independen.
Nilai Wilk’s Lambda berkisar antara 0 hingga 1. Jika nilai Wilk’s
Lambda mendekati 0 nol menunjukkan bahwa semakin signifikan
karakteristik tersebut membedakan antara dua variasi kelompok. Sebaliknya, jika nilai
Wilk’s Lambda semakin mendekati angka 1, maka variasi data untuk karakteristik tersebut cenderung sama untuk
dua kelompok tersebut. Untuk F test dapat digunakan nilai P-value pada kolom signifikannya dimana Sig. 0.05 maka tidak ada
perbedaan antar group atau Sig. 0.05 maka ada perbedaan antar group.
96
Tabel 4.15 Tests of Equality of Group Means
Wilks Lambda
F df1
df2 Sig.
CAR .814
10.522 1
46 .002
ATTM .863
7.274 1
46 .010
NIM .973
1.269 1
46 .266
LDR .992
.391 1
46 .535
PM .855
7.819 1
46 .008
APB .472
51.522 1
46 .000
NPLg .484
49.113 1
46 .000
NPLn .624
27.761 1
46 .000
Sumber : data diolah Dari tabel 4.15 Test of Equality of Group Means dapat dilihat hasil
uji beda diatas nilai signifikan variabel CAR adalah dibawah 0.05 yaitu sebesar 0.002 dengan nilai
Wilk’s Lamda sebesar 0.814. Hal ini berarti menunjukkan adanya perbedaan antar grup, atau variabel CAR bagi
bank yang dikategorikan bank bermasalah dan bank tidak bermasalah ternyata berbeda secara nyata. Bank yang dikategorikan bank
bermasalah atau dikategorikan bank tidak bermasalah terkait dengan besarnya CAR bank tersebut. Dengan kata lain perusahaan yang
dikategorikan bank bermasalah memiliki nilai CAR lebih kecil atau lebih besar dibandingkan bank yang tidak bermasalah.dan bank tidak
bermasalah. Variabel ATTM nilai signifikan adalah dibawah 0.05 yaitu sebesar
0.010 dengan nilai Wilk’s Lamda sebesar 0.836. Hal ini berarti
menunjukkan adanya perbedaan antar grup, atau variabel ATTM bagi
97 bank yang dikategorikan bank bnermasalah dan dikategorikan bank
tidak bermasalah ternyata beda secara nyata. Bank yang dikategorikan bank bermasalah atau dikategorikan bank tidak bermasalah terkait
dengan besarnya ATTM bank tersebut. Dengan kata lain perusahaan yang dikategorikan bank bermasalah memiliki nilai ATTM lebih kecil
atau lebih besar dibandingkan bank yang tidak bermasalah.dan bank tidak bermasalah.
Variabel NIM nilai signifikan adalah diatas 0.05 yaitu sebesar 0.226 dengan nilai
Wilk’s Lamda sebesar 0.973 mendekati angka 1. Hal ini berarti menunjukkan tidak adanya perbedaan antar grup, atau
variabel NIM bagi bank dikategorikan bank bermasalah dan bank yang tidak bemasalah ternyata sama secara nyata.
Variabel LDR nilai signifikan adalah diatas 0.05 yaitu sebesar 0.535 dengan nilai
Wilk’s Lamda sebesar 0.992 mendekati angka 1. Hal ini berarti menunjukkan tidak adanya perbedaan antar grup, atau
variabel LDR bagi bank dikategorikan bank bermasalah dan bank yang tidak bemasalah ternyata sama secara nyata.
Variabel PM nilai signifikan adalah dibawah 0.05 yaitu sebesar 0.008 dengan nilai
Wilk’s Lamda sebesar 0.855. Hal ini berarti menunjukkan adanya perbedaan antar grup, atau variabel PM bagi
bank yang dikategorikan bank bnermasalah dan dikategorikan bank tidak bermasalah ternyata beda secara nyata. Bank yang dikategorikan
98 bank bermasalah atau dikategorikan bank tidak bermasalah terkait
dengan besarnya PM bank tersebut. Dengan kata lain perusahaan yang dikategorikan bank bermasalah memiliki nilai PM lebih kecil atau
lebih besar dibandingkan bank yang tidak bermasalah dan bank tidak bermasalah.
Variabel APB nilai signifikan adalah dibawah 0.05 yaitu sebesarb 0.000 dengan nilai
Wilk’s Lamda sebesar 0.472. Hal ini berarti menunjukkan adanya perbedaan antar grup, atau variabel APB bagi
bank yang dikategorikan bank bnermasalah dan dikategorikan bank tidak bermasalah ternyata beda secara nyata. Bank yang dikategorikan
bank bermasalah atau dikategorikan bank tidak bermasalah terkait dengan besarnya APB bank tersebut. Dengan kata lain perusahaan
yang dikategorikan bank bermasalah memiliki nilai APB lebih kecil atau lebih besar dibandingkan bank yang tidak bermasalah.dan bank
tidak bermasalah. Variabel NPLg nilai signifikan adalah di bawah 0.05 yaitu sebesar
0.000 dengan nilai Wilk’s Lamda sebesar 0.484. Hal ini berarti
menunjukkan adanya perbedaan antar grup, atau variabel NPLg bagi bank yang dikategorikan bank bnermasalah dan dikategorikan bank
tidak bermasalah ternyata beda secara nyata. Bank yang dikategorikan bank bermasalah atau dikategorikan bank tidak bermasalah terkait
dengan besarnya NPLg bank tersebut. Dengan kata lain perusahaan yang dikategorikan bank bermasalah memiliki nilai NPLg lebih kecil