Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5 keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan kondisi keuangan suatu bank. Dengan melakukan analisis laporan keuangan manajemen bank akan mengetahui keadaan serta perkembangan keuangan yang terjadi dalam aktifitas-aktifitas yang dilakukan bank baik yang telah dicapai maupun yang sedang berjalan. Analisis laporan keuangan bank juga dapat membantu manajemen bank untuk memprediksi kebangkrutan bank. Dengan adanya berbagai macam bentuk model prediksi kebangkrutan merupakan antisipasi dan sistem peringatan dini terhadap financial distress karena model tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi bahkan memperbaiki kondisi sebelum sampai pada kondisi kebangkrutan. Dengan terdeteksinya lebih awal, sangat memungkinkan bagi perbankan melakukan langkah-langkah antisipasi untuk mencegah agar kebangkrutan bank dapat dihindari. Menurut penelitian Liza Angelina 2003:462 di Amerika Serikat, fenomena kepailitan perusahaan telah menjadi obyek penelitian yang intensif. Salah satu area penelitian terkait yang telah berkembang selama ini telah menghasilkan kajian atas asosiasi informasi laporan keuangan terhadap kemungkinan perusahaan mampu dengan sukses mempertahankan bisnisnya atau harus dinyatakan bermasalah karena gagal secara ekonomi dan keuangan. Perkembangan sistem keuangan, khususnya industri perbankan, dalam dekade terakhir dapat dikatakan cukup dramatis. Krisis perbankan beberapa waktu lalu disamping masih menyisakan trauma bagi pelaku ekonomi, juga 6 telah memakan biaya rehabilitasi sistem yang cukup signifikan Tarmizi dan Willyanto, 2003:1. Dalam upaya untuk meminimalkan biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan bank, para regulator perbankan dan para manajer bank berupaya untuk bertindak cepat untuk mencegah kebangkrutan bank atau menurunkan biaya kegagalan tersebut. Salah satu alat yang digunakan oleh lembaga pengawas federal di Amerika Serikat dan negara-negara lain adalah Early Warning Systems EWS yang berupaya untuk memprediksi permasalahan potensial yang berhubungan dengan bank dan lembaga simpanan lainnya Thomson, 1991. Namun demikian, teknik statistik yang paling sering digunakan untuk menganalisis kebangkrutan bank adalah analisis logit dan MDA . Analisis logit memperlihatkan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan MDA apabila digunakan untuk tujuan estimasi parameter. Walaupun demikian, untuk asumsi distribusi tertentu, kedua prosedur tersebut menghasilkan estimasi yang konsisten; dan estimasi yang menggunakan MDA lebih efisien Andrew, 1986. Demikian juga halnya penelitian oleh Espahbodi 1991 telah menunjukkan bahwa model logit cenderung untuk mengalahkan model multiple discriminant MDA sebagai EWS di perbankan. Meskipun sejumlah bukti empiris yang menggunakan model statistik ini telah membuktikan keefektivitasannya dalam bermacam permasalahan pilihan biner dalam bidang bisnis keuangan dan akuntansi, Frydman, Altman dan Kao 1985 telah mengamati bahwa, karena sejumlah kegagalan potensial yang menghadang model statistik, prosedur klasifikasi non-parametrik dapat 7 menjadi pendekatan alternatif yang layak uji. Mereka menggunakan teknik pemilihan recursif, yang didasarkan pada regression tree, untuk memprediksikan perusahaan non-finansial yang gagal. Hasilnya mempertegas hipotesa mereka bahwa teknik non-parametrik memiliki keunggulan sebagai EWS , karena model pemilahan recursif mengalahkan model MDA Liza Angelina, 2003:462. Penelitian mengenai kebangkrutan bank di Indonesia, antara lain dilakukan oleh: Wilopo 2001, Liza Angelina 2003, Luciana dan Winny 2005, Sumantri 2010. Wilopo 2001 meneliti tentang prediksi kebangkrutan bank dengan menggunakan metode CAMEL. Liza Angelina 2003 meneliti tentang perbandingan Early Warning System ESW untuk memprediksi kebangkrutan bank umum di Indonesia. Selain itu penelitian lainya dilakukan oleh Luciana dan Winny 2005 yaitu rasio CAMEL terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan periode 2000-2002 dan Sumantri 2010 meneliti tentang manfaat rasio keuangan dalam memprediksi kepailitan bank nasional. Adapun perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah pada penelitian ini menggunakan periode saat terjadinya krisis keuangan global yaitu periode 2007-2009, sedangkan variabel independent yang digunakan adalah rasio keuangan perbankan yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio CAR, Aktiva Tetap Terhadap Modal ATTM, Aktiva Produktif Bermasalah APB, Non Performing Loan Gross NPLg, Non Performing Loan Net NPLn, Net Interest Mergin NIM, Profit Margin PM, dan Loan To Deposit Ratio LDR. 8 Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan model prediksi kebangkrutan yang memiliki tingkat akurasi yang baik dan tingkat kesalahan yang kecil sehingga dapat memberikan peringatan lebih awal pada industri perbankan dalam memprediksi kepailitan, maka penulis menggunakan dua metode uji statistik, yaitu model logit dan model multiple discriminant MDA. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Model Logit dan Model Multiple Discriminant Analysis MDA Sebagai Early Warning Systems EWS Untuk Memprediksi Kondisi Bermasalah Pada Bank-Bank Umum Swasta Nasional Devisa dan Non Devisa di Indonesia”

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang singkat diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah dalam rasio keuangan CAR, ATTM, NIM, LDR, PM, APB, NPLg, NPLn terdapat perbedaan yang signifikan antara bank-bank bermasalah dan tidak bermasalah periode 2007-2009? 2. Apakah terdapat perbedaan tingkat akurasi pada model MDA dan model logit dalam memprediksi kebangkrutan pada Bank-Bank Umum Swasta Nasional Devisa dan Non Devisa di Indonesia tahun 2007- 2009? 9

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan, sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis perbedaan yang signifikan pada variabel CAR, ATTM, NIM, LDR, PM, APB, NPLg, NPLn antara bank-bank bermasalah dan tidak bermasalah periode 2007-2009. 2. Untuk menganalisis perbedaan tingkat akurasi pada model MDA dan model Logit dalam memprediksi kebangkrutan pada Bank-Bank Umum Swasta Nasional Devisa dan Non Devisa di Indonesia periode 2007-2009

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan : 1. Bagi Manajemen Bank Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi manajemen bank, agar manajemen bank dapat lebih berhati-hati daam mengelola bank dan diharapkan dapat dijadikan referensi bagi perusahaan perbankan dalam menentukan keputusan serta perbaikan dalam pengelolaan keuangan perusahaan perbankan dari pengaruh lingkungan bisnis yang semakin turbulen. Selain itu, sebagai informasi model sistem peringatan dini Early Warning Systems EWS yang merupakan alat prediksi yang terbaik untuk kasus kebangkrutan bank umum di Indonesia 10 2. Bagi Investor Penelitian ini dapat bermanfaat bagi investor, untuk menghetahui bagaimana keadaan bank tersebut sebelum menginventasikan dananya agar tidak terjadi kerugian-kerugian yang diinginkan. Dengan adanya informasi yang didapatkan maka para investor dapat menginvestasikan dananya tanpa ada rasa khawatir dengan kondisi bank tersebut. 3. Bagi Pemerintah Dapat memberikan informasi untuk membantu dalam mengeluarkan peraturan untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya stabilitas ekonomi dan politik negara. 4. Bagi penulis Penelitian ini untuk mengetahui mengenai hal-hal apa saja yang mempengaruhi kondisi bermasalah bank dan merealisasikan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti kuliah dan mencoba menerapkan dalam kehidupan nyata. 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Perbankan

Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dalam berbagai alternatif. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan dana ini, bank sering pula disebut lembaga kepercayaan. Pengertian perbankan menurut Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 adalah: 1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Siamat, 2005: 275 . Secara umum bank didefinisikan sebagai perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit dalam jangka waktu yang ditentukan dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang kekurangan dana. Definisi bank di atas memberi tekanan bahwa usaha utama bank adalah menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank. Demikian pula dari segi penyaluran dananya, hendaknya bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik tapi 12 juga kegiatannya itu harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat Siamat, 2005:276. Jenis-jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain Kasmir, 2004:18 :

1. Dilihat dari segi jenisnya

Menurut UU RI No.10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari: a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank Perkreditan Rakyat BPR, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu- lintas pembayaran.

2. Dilihat dari segi kepemilikannya, dibagi menjadi:

a. Bank Milik Pemerintah Merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. b. Bank Milik Swasta Nasional Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta