dapat dilakukan dengan meningkatkan masukan sumber karbon dan mengurangi kehilangan melalui mineralisasi. Sisa tumbuhan, hewan dan manusia yang ada di
permukaan dan di dalam tanah, sebagian atau seluruhnya dirombak oleh organisme tanah sehingga melapuk dan menyatu dengan tanah dan dinamakan
bahan organik tanah. Penentuan karbon bahan organik tanah dilakukan dengan dua macam
sampling yakni sampling tanah terganggu untuk mendapatkan nilai karbon organik dan sampling tanah tidak terganggu untuk mendapatkan nilai bobot isi.
Sampling tanah terganggu dilakukan dengan mengambil tanah dari kedalaman tertentu sedangkan sampling tanah tidak terganggu dilakukan dengan
menggunakan cincin pencuplik core sampler agar tidak merubah porositas tanah sehingga dapat diketahui tekstur dan porositas tanah Nurmi, 2009.
Jumlah karbon tersimpan pada berbagai tipe lahan berbeda-beda, bergantung pada keragaman dan kerapatan tumbuhan yang ada, jenis tanah serta
cara pengelolaannya. Sistem perakaran yang luas dan besar dapat memperbaiki kondisi fisik tanah, sehingga dapat meningkatkan kualitas tanah dan meperbesar
kapasitas tanah dalam menyerap karbon Bardgett, 2005. Bobot isi tanah menunjukkan perbandingan antara massa tanah pada
keadaan kering konstan dengan volumenya. Tanah dengan bobot isi yang rendah menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki partikel tanah yang kurang padat
yang kemungkinan disebabkan banyaknya fragmen berukuran besar seperti batu- batuan yang terdapat pada tanah tersebut. Adanya fragmen batu-batuan pada tanah
menurunkan kapasitas tanah dalam menyerap dan menyimpan karbon Carter dan Gregorich, 2008.
2.6 Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Satuan vegetasi yang
dipelajari berupa komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu habitat. Oleh karena itu, tujuan
yang ingin dicapai dalam analisis vegetasi adalah untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur vegetasi pada suatu wilayah yang dipelajari Indriyanto,
2006. Hasil analisis vegetasi disajikan secara deskripsitif mengenai komposisi
spesies dan struktur komunitasnya. Struktur suatu vegetasi tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan antarspesies, tetapi juga oleh jumlah individu dari
setiap spesies organisme yang menyebabkan kelimpahan relatif suatu spesies dan distribusi individu antarspesies dalam vegetasi. Kedua variabel ini dapat
mempengaruhi fungsi suatu vegetasi, dan akhirnya dapat memberikan pengaruh pada keseimbangan sistem dan akhirnya akan berpengaruh pada stabilitas vegetasi
Soegianto, 1994. Struktur vegetasi memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif Indriyanto,
2006. Dengan demikian, dalam deskripsi struktur vegetasi tumbuhan dapat dilakukan secara kualitatif dengan parameter kualitatif atau secara kuantitatif
dengan parameter kuantitatif. Namun persoalan yang sangat penting dalam analisis vegetasi adalah:
1. bagaimana cara mendapatkan data terutama data kuantitatif dari semua spesies
tumbuhan yang menyusun komunitas vegetasi; 2.
parameter kuantitatif dan kualitatif apa saja yang diperlukan;
3. penyajian data;
4. interpretasi data agar dapat mengemukakan komposisi floristik serta sifat-sifat
komunitas vegetasi secara utuh dan menyeluruh. Analisis vegetasi memiliki beberapa metode. Metode yang biasa
digunakan antara lain adalah metode kuadrat dan kuadran. Metode kuadrat merupakan metode yang paling sering digunakan di lapangan karena kemudahan
dalam penggunaannya dan mencakup semua parameter yang harus diukur serta dapat digunakan pada berbagai vegetasi baik yang heterogen maupun yang
homogen, sedangkan metode kuadran lebih tepat digunakan untuk vegetasi yang heterogen dan distribusi spesiesnya acak karena pada metode ini tidak memiliki
luas area.
2.7 Taman Kota
Taman garden diterjemahkan dari bahasa Ibrani, gan dan oden. Gan berarti melindungi atau mempertahankan lahan yang ada dalam suatu lingkungan
berpagar, dan oden berarti kesenangan, kegembiraan dan kenyamanan. Secara lengkap taman dapat diartikan sebagai sebidang lahan berpagar yang digunakan
untuk mendapatkan kesenangan, kegembiraan dan kenyamanan Abdillah, 2005. Taman kota berperan sebagai sarana pendukung kesehatan, pengaturan iklim
mikro, pengaturan ketersediaan air tanah, pencegahan erosi, penyeimbang alam, keindahan, kejiwaan, pendidikan lingkungan hidup, serta berkaitan juga dengan
fungsi sosial ekonomi.