Taman Kota TINJAUAN PUSTAKA

Taman kota merupakan salah satu bagian dari ruang terbuka hijau RTH kota. Menurut Purnomohadi 1995 dalam Direktorat Jenderal Penataan Ruang 2006, pengertian RTH adalah “sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran, bentuk dan batas geografis tertentu dengan status penguasaan apapun, yang di dalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan tahunan perennial woody plants, dengan pepohonan sebagai tumbuhan penciri utama dan tumbuhan lainnya perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan penutup tanah lainnya sebagai tumbuhan pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap dan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan”. Salah satu bentuk RTH lainnya adalah hutan kota. Menurut Fandeli 2004, hutan kota merupakan bentuk persekutuan vegetasi pohon yang mampu menciptakan iklim mikro dan lokasinya terletak di perkotaan atau dekat kota. Hutan di kawasan perkotaan ini tidak memungkinkan berada dalam areal yang luas. Bentuknya juga tidak harus dalam blok, akan tetapi hutan kota dapat dibangun pada berbagai penggunaan lahan. Oleh karena itu diperlukan kriteria untuk menetapkan bentuk dan luasan hutan kota. Kriteria penting yang dapat dipergunakan adalah kriteria lingkungan. Hal ini berkaitan dengan manfaat penting hutan kota berupa manfaat lingkungan yang terdiri atas regulasi mikroklimat, keindahan, serta konservasi flora dan kehidupan liar. Mengacu pada Tujuan Instruksi Mendagri Nomor 14 Tahun 1998 yaitu RTH dibangun untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih, dan sebagai sarana pengaman lingkungan dan menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat. Manfaat penyediaan RTH atau taman kota adalah menumbuhkan kesegaran, kenyamanan, keindahan lingkungan, menurunkan polusi dan mewujudkan keserasian lingkungan. Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat dan yang dapat menanggulangi dari kerusakan dan pencemaran lingkungan, sehingga suatu kota dituntut untuk menyediakan fasilitas yang cukup seperti air, udara yang sehat, cahaya, perumahan, permukiman penduduk serta taman-taman kota yang cukup Abdillah, 2005. Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Menurut Adinata dkk. 2009, taman kota sebagai bagian dari ruang publik, sering tidak disadari oleh masyarakat kota akan peranannya di dalam menyelaraskan pola kehidupan kota yang sehat. Pemanfaatan ruang taman kota cenderung menyimpang dari fungsinya. Adanya perubahan aktivitas di dalam taman menunjukan kekurangpahaman masyarakat kota di dalam memanfaatkan taman kota terhadap keseimbangan kehidupan lingkungan kota. Makna yang sangat dalam mengenai kota yang berwawasan lingkungan adalah selalu menghadirkan taman yang hijau sehingga elemen utama yang tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Bahkan karakter masyarakat sebuah kota dapat tercermin pada perilaku masyarakat kota di dalam memanfaatkan taman kota. Begitu berperanya taman kota terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat kota akan fasilitas ruang publik, sehingga pengelolaannya memerlukan pemikiran yang tidak bisa dilakukan dengan upaya yang kurang bijaksana. Taman yang dikelola untuk kepentingan umum publik dan merupakan bagian dari fasilitas umum yang dibangun untuk mendukung kepentingan masyarakat di sekitarnya disebut taman umum public park. Taman umum memiliki fungsi sosial dimana mampu mengakomodisi kebutuhan masyarakat pada tiap level, mulai dari skala kota, lingkungan, sampai ketetanggaan Arifin dkk., 2007 Menurut Unterman dan Small 1986, taman dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan sifat kepemilikannya yaitu: 1. taman publik umum yaitu taman yang bisa digunakan oleh umum; 2. taman semi publik yaitu taman milik pribadi yang dapat digunakan oleh umum atau dapat digunakan secara bersama-sama; 3. taman pribadi yaitu taman milik pribadi yang tidak dapat oleh umum. Berdasarkan ukuran dan skala cakupan penggunanya, taman umum di perkotaan biasanya dibedakan atas taman kota, dan taman lingkungan. Taman kota adalah taman umum pada skala kota, yang peruntukkannya sebagai fasilitas untuk rekreasi, olahraga, dan sosialisasi masyarakat di kota yang bersangkutan. Fasilitas yang disediakan di taman kota disesuaikan dengan fungsinya dan fasilitas pendukung lainnya antara lain: 1. fasilitas rekreasi fasilitas bermain anak, tempat bersantai, panggung; 2. fasilitas olahraga jogging track, kolam renang, lapangan bola, lapangan tennis, basket, volley dan badminton serta fasilitas refleksi; 3. fasilitas sosialisasi ruang piknik, ruang yang memungkinkan untuk sosialisasi baik untuk kelompok kecil maupun besar; 4. fasilitas jalan, tampat parkir, mushola, drainase, air, listrikpenerangan, penampungan sampah dan toilet. Taman kota biasanya terletak di lokasi yang strategis dan mudah diakses dari berbagai penjuru kota. Penanggung jawab taman kota adalah pemerintah kota, meskipun demikian dalam pengelolaan dapat berkolaborasi dengan pihak swasta Arifin dkk, 2007. Berdasarkan tata letaknya dalam kota, taman kota dikategorikan antara lain sebagai taman pertokoan, taman untuk kegiatan industri, taman lingkungan pemukiman, dan taman-taman rekreasi umum Eckbo, 1964. Selanjutnya, taman ini juga dikategorikan berdasarkan pengelolaannya yaitu taman-taman privat, yaitu yang dimiliki dan dibiayai oleh individu dari kelompok masyarakat atau suatu perusahaan individu, dan taman-taman publik yaitu taman yang dikelola oleh pemerintah

2.8 Bumi Serpong Damai

PT. Bumi Serpong Damai BSD Tbk. berdiri pada 16 Januari 1984 dan telah menjadi pelopor pembangunan kota mandiri di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi Jabotabek. Pembuatan master plan kota mandiri BSD mendapat bantuan beberapa konsultan internasional ternama seperti Pacific Consultant International, Japan City Planning Inc., Nihon Architect Engineer and Consultant Inc. dan Doxiadis Arkonin, 1985. Proyek BSD City memiliki tiga tahap pembangunan dengan total luas lahan yang direncanakan sebesar 6.000 ha. Tahap awal telah dibangun sekitar 1.300 ha. Tahap kedua akan dikembangkan area seluas 2.400 ha dan sisanya seluas 2.300 ha merupakan tahap pembangunan berikutnya. Sampai tahun 2006, telah dibangun kurang lebih 20.000 unit rumah dan lebih dari 4.000 ruko, dan tempat usaha dengan populasi kurang lebih 100.000 penduduk Arkonin, 1985. Pihak pengelola BSD City membangun dua taman kota. Taman kota BSD 1 berada di bilangan Giri Loka dibangun pada tahun 2004 dengan luas areal 2,5 hektar, di Taman Kota 1 BSD ini ditumbuhi 60 jenis tanaman dengan jumlah pohon mencapai 2.500 pohon. Jenis pohon yang ada antara lain nam-nam hutan Cynometra cauliflora, keben Barringtonia asiatica, pulai Alstonia scholaris, nyamplung Calophyllum inophyllum, menteng Baccaurea racemosa, bintaro Cerbera odollam, beringin sabre Ficus benjamina, saraca Saraca asoca, meranti Shorea macrophylla, sawo duren Chrysophyllum cainito, dan sosis afrika Kigelia aethiopica dan lain-lain. Pada taman ini juga terdapat fasilitas pelataran berkumpul dan panggung, jogging track, area fitness, jalan akupuntur, wahana bermain anak, papan pendidikan lingkungan, dan kios jajanan Wibisono, 2008. Taman Kota 2 BSD berada di kawasan Taman Tekno Kecamatan Setu, Tangerang Selatan. Taman Kota 2 memiliki luas 9 hektar termasuk danau buatan yang luasnya 2 ha dengan jumlah pepohonan sekitar 7.000 pohon Wibisono, 2008.