Karbon Tersimpan pada Akar

karbon tersimpan pada tegakan batang maka semakin besar karbon tersimpan pada akar. Menurut Schmid-Haas dan Bachofen 1991 dalam Gartner dan Braker 2004, ukuran diameter akar berkorelasi positif dengan diameter batang. Dengan demikian, untuk menentukan biomassa dan karbon tersimpan pada akar dapat diestimasi dari biomassa dan karbon tersimpan pada tegakan batang Seperti halnya nilai karbon tersimpan pada tegakan batang, nilai karbon tersimpan tertinggi ditemukan pada plot 8 sebesar 139,19 tonCha dan terendah pada plot 5 sebesar 1,37 tonCha Gambar 5. Hal ini disebabkan karena jenis pohon yang ditemukan pada plot 8 memiliki kerapatan dan nilai dbh rata-rata yang besar yaitu 38,57 indha dan 32,77 cm. Gambar 5. Nilai Kerapatan indha dan Karbon pada Akar tonCha. Jumlah individu terbanyak ditemukan pada plot 9 namun jenis pohon yang terdapat pada plot ini seluruhnya adalah jenis palem-paleman. Oleh karena itu, meskipun plot 9 memiliki nilai diameter batang rata-rata dan kerapatan yang besar namun nilai karbon tersimpan relatif kecil bila dibandingkan dengan plot 8 dan 7. Plot 8 dan 7 memiliki nilai rata-rata diameter batang dan kerapatan yang besar sehingga nilai karbon tersimpannya juga besar. Pada kedua plot tersebut tumbuhan yang ditemukan termasuk tumbuhan dikotil yang memiliki nilai karbon tersimpan lebih tinggi dibandingkan tumbuhan monokotil yang banyak dijumpai pada plot 9. Meskipun pada plot 8 dan 7 ini juga ditemukan tumbuhan monokotil, namun jumlahnya tidak terlalu banyak.

4.2.3 Kandungan Organik Tanah

Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan kandungan organik tanah tidak terlalu bervariasi karena tekstur tanah yang seragam, kecuali pada plot 8. Karbon tersimpan tanah pada lokasi penelitian yang tertinggi terukur pada plot 5 sebesar 3,01 tonCha dan terendah pada plot 8 sebesar 2,08 tonCha Gambar 6. Gambar 6. Nilai Kerapatan indha dan Karbon Organik Tanah tonCha. Pada plot 5 nilai kerapatan dan dbh rata-rata yang besar mempengaruhi nilai karbon tersimpan. Menurut Hairiah dan Rahayu 2007, jumlah karbon tersimpan pada berbagai tipe lahan berbeda-beda, bergantung pada tata cara pengelolaan serasah, jenis tanah, keragaman dan kerapatan tumbuhan yang ada. Sistem perakaran yang luas dan besar dapat memperbaiki kondisi fisik tanah, sehingga dapat meningkatkan kualitas tanah dan meperbesar kapasitas tanah dalam menyerap karbon Bardgett, 2005. Tanah pada plot 8 memiliki tekstur yang berbatu kerikil dan berpasir dibandingkan tanah pada plot lainnya sehingga berpengaruh terhadap rendahnya nilai karbon tanah pada plot tersebut. Bobot isi tanah menunjukkan perbandingan antara massa tanah pada keadaan kering konstan dengan volumenya Carter dan Gregorich, 2008. Tanah dengan bobot isi yang rendah menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki partikel tanah yang kurang padat yang kemungkinan disebabkan banyaknya fragmen berukuran besar seperti batu-batuan. Adanya fragmen batu- batuan pada tanah menurunkan kapasitas tanah dalam menyerap dan menyimpan karbon. Menurut Knoepp dkk. 2000, jenis dan jumlah pohon yang ditanam pada suatu area dapat mempengaruhi kualitas tanah yang menjadi substrat pertumbuhan pohon tersebut, diantaranya memperbaiki porositas tanah, meningkatkan bobot isi tanah dan meningkatkan kandungan organik tanah. Ecological Society of America 2008 menyatakan bahwa 75 karbon yang terdapat di ekosistem terrestrial tersimpan di dalam tanah, atau tiga kali lipat lebih besar dibanding karbon yang tersimpan pada biomassa organisme. Namun demikian, karbon tanah di lokasi