Analisis Data METODE PENELITIAN

Karbon Tersimpan = Berat Biomassa tonha × 0,48 Perhitungan karbon tersimpan yang diperoleh masih dalam satuan luas plot. Untuk mendapatkan nilai karbon tersimpan dalam satuan hektar maka harus dikonversi dengan mengalikan nilai biomassa dengan faktor ekspansi. Faktor ekspansi didapat dari 10.000 m 2 dibagi luas plot atau luas core sampler. 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Indeks Nilai Penting Vegetasi Pohon

Berdasarkan pengamatan pada 10 plot ukuran 25 m × 25 m di Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai BSD tercatat sebanyak 20 jenis pohon yang termasuk ke dalam 13 suku dengan jumlah tegakan sebanyak 279 individu. Dari hasil analisis vegetasi diperoleh bahwa jenis-jenis pohon yang ada di lokasi penelitian memiliki indeks nilai penting INP yang berkisar antara 1,90-59,67. Nilai INP yang besar menunjukan bahwa jenis pohon memiliki kepentingan dan peran yang besar dalam suatu komunitas dan nilai INP yang kecil menunjukan bahwa jenis pohon memiliki kepentingan dan peranan yang kecil. Menurut Wirakusumah 2003, INP menyatakan kepentingan suatu jenis tumbuhan serta memperlihatkan besarnya peranan dalam suatu komunitas. INP menunjukan kontribusi relatif tiap jenis pohon dalam suatu komunitas vegetasi. INP yang diperoleh pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. INP tertinggi terdapat pada jenis palem raja Roystonea regia dan asam jawa Tamarindus indica. Hal ini menunjukan bahwa palem raja dan asem jawa merupakan dua jenis tumbuhan utama yang membangun komunitas vegetasi di lokasi penelitian. Palem raja ditemukan hampir di seluruh plot penelitian dengan total diameter rata-rata batang yang tinggi. Hal ini dikarenakan palem raja memiliki jumlah individu yang banyak dan persebaran frekuensi yang merata serta luas basal yang besar dominansi. Asam jawa memiliki INP kedua terbesar karena selain ditemukan dalam jumlah yang banyak juga memiliki luas basal dominansi yang cukup besar. INP terendah diperoleh pada jenis melinjo Gnetum gnemon dan keben Barringtonia asiastica, dengan INP masing-masing sebesar 1,90 Tabel 1. Selain memiliki luas basal yang relatif kecil, kedua jenis pohon ini juga memiliki frekuensi yang rendah karena ditemukan hanya pada satu plot penelitian dan dengan jumlah tegakan satu individu saja. Pada Tabel 1 terlihat bahwa jumlah individu terbanyak terdapat pada jenis palem raja yaitu 84 individu dengan nilai kerapatan relatif 31,00. Selanjutnya diikuti oleh asam jawa dan ki hujan yang masing-masing memiliki jumlah individu sebanyak 60 dan 23 individu, dengan nilai kerapatan relatif masing- masing sebesar 21,90 dan 8,39. Tingginya kerapatan relatif ketiga jenis pohon disebabkan jumlah individunya yang paling banyak di antara jenis pohon lainnya yang ditemukan pada lokasi penelitian. Palem raja memiliki nilai kerapatan relatif terbesar karena merupakan jenis pohon yang sering ditanam oleh pengelola Taman Kota 1 BSD. Palem raja merupakan jenis pohon ornamental yang memiliki keunggulan dalam hal estetika. Asam jawa dan ki hujan juga memiliki nilai kerapatan relatif yang cukup besar karena kedua jenis pohon ini sudah lama tumbuh di lokasi penelitian. Palem raja, asam jawa dan ki hujan memiliki nilai dominansi terbesar yakni 32,48, 27,77, dan 7,77. Nilai dominansi ini berasal dari nilai luas basal yang diperoleh dari pengukuran diameter batang. Meskipun ukuran luas basal palem raja per individu relatif kecil namun jenis pohon ini memiliki jumlah individu yang banyak sehingga nilai total luas basalnya terbesar di antara jenis