3.3.3 Pengukuran Biomassa
Pengukuran biomassa meliputi biomassa pohon dan akar. Menurut Brown 1997, kandungan karbon pada tumbuhan kurang lebih 48 dari biomassa
tumbuhan tersebut.
A. Pengukuran Biomassa Tegakan Pohon
Biomassa tegakan pohon aboveground biomass density atau ABD diukur untuk seluruh jenis pohon yang terdapat pada plot pengamatan di lokasi
penelitian. Menurut Brown 1997, penentuan biomassa pohon dikotil dilakukan dengan cara mengukur dbh pohon tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
persamaan alometrik sebagai berikut: ABD tonha = exp. -2,289 + 2,649 x ln dbh - 0,021 × ln dbh
2
Adapun penentuan biomassa pohon monokotil dilakukan dengan cara mengukur tinggi pohon height tersebut dan dimasukkan dalam persamaan
alometrik sebagai berikut: ABD tonha = 6,666 + 12,826 × height
0,5
× lnheight
B. Pengukuran Biomasa Akar Pohon
Menurut Sutaryo 2009, pengambilan data biomassa akar secara langsung sulit dilakukan karena penggalian seluruh bagian akar hampir mustahil untuk
dilakukan, demikian juga pemilahan akar-akar yang halus secara individu tanpa tercampur dengan akar dari pohon lain yang ada di sekitarnya. Karena sulitnya
pengambilan sampel akar, pendekatan yang biasa dipakai untuk menentukan biomassa akar adalah dengan menggunakan rasio akar dan batang root to shoot
ratio. Rasio akar batang merupakan rasio atau perbandingan antara biomassa akar dengan biomassa atas permukaan. Persamaan untuk mendapatkan estimasi
biomassa bawah permukaan antara lain adalah persamaan yang disusun oleh Cairns dkk. 1997 yaitu sebagai berikut:
BBD tonha = exp -1,0587 + 0,8836 × ln ABD Keterangan:
BBD : belowground biomass density biomassa bawah permukaan tonha. ABD : aboveground biomass density biomassa atas permukaan tonha.
C. Penentuan Karbon Organik Tanah
Karbon organik tanah ditentukan berdasarkan dua faktor, yaitu nilai persen karbon organik tanah dan bobot isi tanah. Karbon organik tanah diambil dari
sampel tanah terganggu, sedangkan bobot isi diambil dari sampel tanah tidak terganggu.
Sampel tanah terganggu diambil dari tiga titik pada setiap plot. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggali tanah hingga kedalaman 20 cm.
Tanah yang berasal dari satu plot dicampur kemudian dikeringkan dan disaring dengan saringan berdiameter 2 mm. Sebanyak 10 gram sampel diambil dan
dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 105°C untuk mendapatkan berat kering konstan. Sampel kemudian dimasukan dalam tungku pengabuan pada
suhu 1000°C selama 24 jam untuk menentukan berat abu. Persen kandungan organik tanah terganggu dengan menggunakan rumus:
Kandungan Organik Tanah = × 100