4. Langkah-langkah Dalam Permainan Simulasi
Simulasi dapat dilakukan dengan tiga langkah: a.
Persiapan Simulasi Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan
simulasi, yaitu: 1
Menentukan topik dan tujuan. 2
Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
3 Guru menjelaskan peranan dan waktu masing-masing.
4 Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya, dan
memberikan kesempatan bagi pemain untuk menyiapkan diri masing-masing.
b. Pelaksanaan Simulasi
1 Simulasi dilakukan oleh sekelompok siswa yang memerankannya.
2 Siswa yang lain mengikuti dengan penuh perhatian seolah-olah
dalam situasi yang sebenarnya dan sekaligus penilai. 3
Guru hendaknya memberikan bantuan barangkali ada di antara pemain mendapat kesulitan.
4 Guru memberikan sugesti dan dorongan kepada siswa agar
percaya diri dan mampu memainkan peranan. 5
Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan
untuk mendorong
siswa berpikir
dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
17
c. Penutup
1 Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi
cerita yang disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa
16
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008, h. 160.
17
Abu Ahmadi, Strategi Belajar..., h. 84.
dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
2 Merumuskan kesimpulan.
18
Dengan demikian dalam penggunaan metode simulasi ini perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1 Pada tahap permulaan proses belajar siswa diharapkan dapat
mengidentifikasikan tujuan-tujuan
pembelajaran, sifat-sifat
benda,tindakan yang sesuai dengan kondisi tertentu, dan sebagainya.
2 Pada tahap proses belajar siswa diharapkan dapat mempelajari
sesuatudalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan yang lebih luas dan memulai mengkoordinasikan ketrampilan-ketrampilan.
3 Pada tahap akhir siswa diharapkan memperoleh sesuatu yang baru
sesuai pengalamannya dan dapat melakukan pekerjaan tersebut seperti seharusnya.
Prosedur pembelajaran proses simulasi tergantung pada peran guru atau fasilitator. Ada empat prinsip yang harus dipegang fasilitator atau guru yaitu:
1 Penjelasan. Untuk melakukan simulasi, pemain harus benar-benar
memahami aturan mainnya. Karena itu, guru atau fasilitator hendaknya memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya tentang
aktifitas yang harus dilakukan siswa berikut konsekueni- konsekueninya.
2 Pengawasan. Simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan
aturan dan prosedur main tertentu. Karena itu, guru atau fasilitator harus mengawas jalannya simulasi sehingga berjalan sebagaimana
seharusnya. 3
Pelatihan. Dalam simulasi, pemain atau peserta akan mengalami kesalahan. Karena itu, guru atau fasilitator harus memberikan
18
Sumber: http:id.shvoong.comsocial-scienceseducation2190676-langkah-langkah- pelaksanaan-metode-simulasiixzz1rWAXWpze diakses tanggal 25 April 2012.
saran, petunjuk atau arahan sehingga memungkinkan siswa tidak melakukan kesalahan yang sama.
4 Diskusi. Dalam diskusi, segala hasil yang didapat dibicarakan
bersama agar mendapatkan masukan dan penilaian yang berharga sehingga hasil yang dicapai jauh lebih sempurna.
19
5. Karakteristik Metode Pembelajaran Simulasi
Karakteristik metode pembelajaran simulasi antara lain seperti yang tercantum dibawah ini.
a. Perpaduan antara student centered approach dan teacher centered approach.
Menurut Sudrajat 2007:2, Dilihat dari pendekatannya pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan yaitu 1 pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa student centered approach dan 2 pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
teacher centered approach. Pembelajaran konvensional identik dengan pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada guru. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pusat pengetahuan bagi siswa, peran siswa lebih banyak sebagai
receiver dari berbagai konsep yang guru sampaikan. Pendekatan ini cocok untuk menyampaikan materi-materi konseptual yang perlu dipahami siswa.
Metode pembelajaran simulasi adalah suatu metode pembelajaran yang merupakan perpaduan antara student centries dan teacher centries.
Guru dan siswa secara proporsional sama-sama mengoptimalkan perannya dalam proses belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan
oleh Rusyan dalam Syaiful Basri Djamarah 2006:8, bahwa kegiatan belajar adalah suatu sistem. Suatu sistem dimana dalam prosesnya kita
tidak bisa memisahkan antara peran guru dan peran siswa.
19
Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011, h. 35-36.