mempunyai kebiasaan merokok, dan mereka sudah mulai merokok sejak usia 7 tahun. Data perokok rata-rata masyarakat Indonesia usia 15
tahun ke atas adalah sekitar 30, artinya dengan bertambahnya umur maka presentase perokoknya terus meningkat. Artinya, bila dapat
menekan kebiasaan merokok pada kaum muda remaja maka dapat juga mengharapkan angka perokok pada dewasa dapat dikendalikan
lebih baik. Batubara 2010 membagi masa remaja menjadi tiga kategori yaitu
remaja awal atau early adolescent usia 12-14 tahun, remaja pertengahan atau middle adolescent usia 15-17 tahun, dan remaja akhir atau late
adolescent usia 18-21 tahun. Pada usia tersebut sering menunjukan perilaku-perilaku menyimpang dari diri remaja dan masalah yang
paling sering terjadi salah satunya perilaku merokok Santrock, 2007. Erikson 1968 menyebutkan pada masa perkembangan remaja terdapat
adanya krisis aspek psikososial yaitu masa ketika remaja sedang mencari jati diri. Remaja seringkali mengasosiasikan perilaku merokok
sebagai identitas diri, yaitu memberikan kesan tidak kolot modern, dewasa, jantan, gagah dan berani Santrock,2003.
3. Jenis Kelamin
Pada kategori jenis kelamin sebanyak 111 orang 53,9 berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sebanyak 95 orang 46,1. Hal ini
berkaitan dengan sistem pengambilan responden secara random sampling dari setiap prodi dan data yang didapat dari badan
kepegawaian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jumlah mahasiswa untuk FISIP dan FDI sebagian besar adalah laki-laki. Responden yang
merokok dari ketiga fakultas sebagian besar adalah laki-laki sebanyak 33 responden 94,3. Dari berbagai penelitian menyebutkan bahwa
remaja laki-laki lebih cenderung mempunyai kebiasaan merokok dibandingkan perempuan. Dalam penelitian Azkiyati 2012, Oktavia
2011, Fikriyah dan Yoyok 2012, Lestari dan Sugiharti 2011 menyebutkan bahwa remaja laki-laki berpeluang 30 kali lebih besar
untuk merokok. Remaja laki-laki yang merokok besar kemungkinan akan tetap menjadi seorang perokok pada masa yang akan datang. Hal
ini dikarenakan remaja laki-laki menyukai kegiatan merokok karena rokok memberikan kesan dewasa, berani mengambil resiko, bangga,
macho dan jantan pada diri remaja. Sedangkan untuk responden perempuan pada penelitian ini hanya
2 responden 5,7 yang menyatakan merokok. Penelitian Sartika, dkk. 2009 dan Barraclough 2015 menyatakan bahwa jumlah perokok
pada perempuan mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena gaya hidup remaja perempuan yang selalu ingin terlihat modern dan
tidak ketinggalan jaman. Remaja perempuan mengadopsi perilaku merokok sebagai bagian dari usaha agar tampak lebih bergaya, lebih
memukau, dan terlihat seperti perempuan kelas atas. Remaja perempuan yang memiliki gaya hidup modern akan cenderung melakukan upaya-
upaya agar ia tampak lebih menarik daripada orang lain disekitarnya, salah satu caranya adalah merokok. Meskipun perempuan indonesia