Gambaran Tingkat Pengetahuan Pada Mahasiswa UIN Syarif

coba yang dipengaruhi oleh faktor teman sebaya. Sebagai mahasiswa kedokteran responden merasa dilema mempunyai perilaku merokok pada saat mendapatkan tugas penyuluhan tentang rokok pada orang lain. Mereka yang merokok lebih banyak merokok pada saat sedang istirahat dan dilakukan diluar kampus karena adanya larangan merokok didalam dan sekitar kampus. Menurut penelitian Aini 2013 ada beberapa faktor psikologis yang menyebabkan perilaku merokok terhadap mahasiswa kedokteran atau mahasiswa yang mempelajari ilmu kesehatan antara lain faktor psikologis internal yang meliputi kebiasaan, reaksi emosi yang positif, reaksi penurunan emosi, ketagihan, dan faktor psikologis eksternal yang meliputi alasan sosial. Selain mahasiswa kedokteran dan ilmu kesehatan mereka yang sudah sepantasnya menjadi contoh dalam masyarakat adalah petugas rumah sakit. Penelitian Masia et al 2006 menyatakan bahwa perawat, dokter, dan staf pelayanan di rumah sakit sebagian besar adalah perokok. Mereka adalah perokok harian yang merokok sebanyak 10 batang atau lebih setiap hari. Mereka berpikir bahwa mereka tidak harus menjadi panutan bagi orang lain. Hal ini menunjukan bahwa perilaku merokok pada petugas kesehatan menjadi contoh yang negatif yang mungkin akan mengganggu dalam program pengendalian tembakau. Penelitian yang dilakukan Saulle et al 2014 menyatakan bahwa dari 388 responden mahasiswa kesehatan dan kedokteran 81 orang adalah sebagai perokok, dan dari semua responden menegaskan bahwa tenaga kesehatan profesional memiliki peran dalam memberikan saran atau informasi tentang cara dan pelatihan untuk berhenti merokok. Mengingat tingginya prevalensi perokok dikalangan tenaga kesehatan, mahasiswa ini difokuskan untuk menjadi penasihat dan role model dalam masyarakat untuk berhenti merokok. Selain FKIK, fakultas lain yang memiliki perilaku merokok tinggi adalah FISIP yaitu sebanyak 28,6. Mahasiswa FISIP diharapkan bisa memahami berbagai masalah dan problema yang terjadi dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik yang terjadi di masyarakat UIN,2011. Perilaku merokok adalah satu problema sosial yang terjadi saat ini. Perilaku merokok bukan hanya merugikan bagi siperokok saja, tetapi orang-orang disekitar perokok atau orang yang berada disekitar perokok dan menghirup asap rokok yang selanjutnya dikatakan perokok pasif Sari, 2003. Mahasiswa FISIP selayaknya bisa berperan aktif dalam mencari solusi atas berbagai persoalan sosial yang berkembang dalam masyarakat salah satunya perilaku merokok tersebut. Responden dari FDI termasuk dalam kategori perilaku merokok sedang sebanyak 100. Berbeda halnya dengan FISIP dan FKIK, FDI diberikan pendidikan ilmu agama islam secara mendalam dan dituntut untuk berakhlakul karimah UIN,2011. Dalam agama islam hukum rokok adalah haram, berdasarkan Firman Allah “Dan menghalalkan bagi mereka segala y ang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk“ QS. Al A’raf ayat 157. Rokok akan menyebabkan seseorang terjerumus dalam kebinasaan dan kematian. Selain membahayakan perokok aktif, maka rokok akan membahayakan orang lain atau perokok pasif. Dalam islam rokok dianggap lebih banyak mengandung keburukan daripada kebaikannya, karena itu beberapa ulama menyatakan bahwa hukum rokok haram sesuai dengan firman Allah dan sabda Rasulullah Jabbar, 2008. Meskipun beberapa ulama telah menyatakan rokok itu haram tetapi diantara ulama saat ini masih ada yang merokok. Syaifulloh 2013 dalam penelitiannya mengatakan bahwa santri di pondok pesantren banyak yang merokok dari sebelum masuk pesantren dan merokok setelah masuk pesantren. Santri yang merokok setelah masuk pesantren terpengaruh oleh santri lain serta ulama kiai pondok pesantren yang merokok juga. Walaupun pehamanan agama islam sangat kuat yang paling berpengaruh pada perilaku merokok santri ini adalah faktor lingkungan pondok pesantren. Penelitian yang dilakukan oleh Salawati dan Rizki 2010 menyebutkan bahwa mahasiswa dari fakultas kesehatan yang merokok adalah hak azasi dan mereka merasa kesulitan untuk berhenti merokok. Pada lain sisi mahasiswa kesehatan sebenarnya mempunyai beban, karena sebagai calon petugas kesehatan mereka seharusnya bisa menjadi contoh, sehingga sebagian besar dari mereka tetap berniat untuk berhenti bila sudah bekerja. Hal tersebut tidak ditemui pada mahasiswa dari fakultas non kesehatan. Walaupun sebagian besar yakin bahwa merokok itu berbahaya, namun mereka tidak yakin mampu berhenti dan hanya berniat mengurangi saja. Mereka tidak memiliki beban yang sama dengan

Dokumen yang terkait

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku mahasiswa profesi keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam melakukan pemberian obat

2 17 138

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Pustakawan akademik dan feasilibitas pengembangan insitutional repository (studi kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 16 14

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur’an pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Analisis Sitiran Pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010

0 5 55

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Hubungan Label Peringatan kesehatan Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Perokok Aktif di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 9 97

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 0 41