Status Merokok dan Tipe Perokok

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 206 responden yang menyatakan merokok sebanyak 35 responden, dan responden yang merokok tersebut sebagian besar mempunyai tingkat pengetahuan tinggi tentang rokok sebanyak 29 responden 14,1. Hal tersebut menyatakan bahwa responden lebih banyak yang memiliki pengetahuan baik tentang rokok dibanding dengan remaja yang berpengetahuann rendah. Menurut Notoadmodjo 2003, pengetahuan yang diperoleh subjek selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap objek yang telah diketahuinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bila pengetahuan yang baik akan memiliki sikap yang baik juga. Tetapi dalam penelitian ini didapati hasil pengetahuan dan perilaku merokok tidak sejalan. Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat mempengaruhi perilaku responden seperti lingkungan, kepercayaan, dan lain lain.

C. Gambaran Perilaku Merokok Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Perilaku merokok merupakan suatu kegiatan membakar rokok dan menghisap asap rokok. Asap rokok kemudian dihembuskan keluar, sehingga menyebabkan asap rokok terhisap oleh orang-orang yang berada disekitar perokok. Analisis univariat perilaku merokok yang dilakukan pada responden di tiga fakultas berbeda dari 206 responden yang menyatakan merokok adalah sebanyak 35 orang 17,0. Dari 35 orang tersebut kategori untuk perilaku merokok mempunyai hasil 12 orang 34,3 memiliki perilaku merokok tinggi, 23 orang 65,7 memiliki perilaku merokok sedang. Penelitian Azkiyati 2012 mengatakan bahwa perilaku merokok dikatakan tinggi apabila seseorang sudah masuk dalam kategori tahapan menjadi seorang perokok dalam tahapan perilaku merokok, merokok minimal satu batang rokok dalam satu hari, intensitas merokok termasuk sering, serta jenis rokok yang dihisap memiliki kandungan tar dan nikotin yang tinggi. Perilaku merokok yang tinggi dapat disebabkan karena faktor kecanduan yang dirasakan. Kandungan didalam rokok tidak hanya tembakau, tetapi terdapat bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Kandungan utama dalam rokok yaitu nikotin, tar, dan karbon monoksida. Nikotin merupakan bahan yang dapat menyebabkan adiksi atau ketergantungan Sudiono, 2007. Selain zat adiktifnya yang mempengaruhi seorang perokok ada faktor lain yang menyebabkan seseorang sulit berhenti merokok. Berdasarkan hasil penelitian Fuadah 2011 menyebutkan bahwa ada 4 faktor yang memiliki peran yang besar dalam perilaku merokok dan berada sangat dekat dengan para perokok yaitu pengaruh teman, pengaruh orang tua, pengaruh iklan dan faktor kepribadian. Pada FKIK dengan jumlah 96 responden yang memiliki perilaku merokok tinggi yaitu sebesar 66,7. Sangat disayangkan pada mahasiswa FKIK yang merupakan kelompok belajar yang nantinya akan menjadi tenaga kesehatan dimasyarakat dan dapat dijadikan role model dalam masyarakat tetapi masih ada yang merokok. Hal tersebut didukung dengan penelitian Sarake 2006 dan Muna 2011 yang menyatakan bahwa mahasiswa kedokteran dan kesehatan mulai merokok karena coba- coba yang dipengaruhi oleh faktor teman sebaya. Sebagai mahasiswa kedokteran responden merasa dilema mempunyai perilaku merokok pada saat mendapatkan tugas penyuluhan tentang rokok pada orang lain. Mereka yang merokok lebih banyak merokok pada saat sedang istirahat dan dilakukan diluar kampus karena adanya larangan merokok didalam dan sekitar kampus. Menurut penelitian Aini 2013 ada beberapa faktor psikologis yang menyebabkan perilaku merokok terhadap mahasiswa kedokteran atau mahasiswa yang mempelajari ilmu kesehatan antara lain faktor psikologis internal yang meliputi kebiasaan, reaksi emosi yang positif, reaksi penurunan emosi, ketagihan, dan faktor psikologis eksternal yang meliputi alasan sosial. Selain mahasiswa kedokteran dan ilmu kesehatan mereka yang sudah sepantasnya menjadi contoh dalam masyarakat adalah petugas rumah sakit. Penelitian Masia et al 2006 menyatakan bahwa perawat, dokter, dan staf pelayanan di rumah sakit sebagian besar adalah perokok. Mereka adalah perokok harian yang merokok sebanyak 10 batang atau lebih setiap hari. Mereka berpikir bahwa mereka tidak harus menjadi panutan bagi orang lain. Hal ini menunjukan bahwa perilaku merokok pada petugas kesehatan menjadi contoh yang negatif yang mungkin akan mengganggu dalam program pengendalian tembakau. Penelitian yang dilakukan Saulle et al 2014 menyatakan bahwa dari 388 responden mahasiswa kesehatan dan kedokteran 81 orang adalah sebagai perokok, dan dari semua responden menegaskan bahwa tenaga

Dokumen yang terkait

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku mahasiswa profesi keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam melakukan pemberian obat

2 17 138

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Pustakawan akademik dan feasilibitas pengembangan insitutional repository (studi kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 16 14

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur’an pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Analisis Sitiran Pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010

0 5 55

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Hubungan Label Peringatan kesehatan Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Perokok Aktif di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 9 97

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 0 41