Gambaran Perilaku Merokok Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

rokok akan membahayakan orang lain atau perokok pasif. Dalam islam rokok dianggap lebih banyak mengandung keburukan daripada kebaikannya, karena itu beberapa ulama menyatakan bahwa hukum rokok haram sesuai dengan firman Allah dan sabda Rasulullah Jabbar, 2008. Meskipun beberapa ulama telah menyatakan rokok itu haram tetapi diantara ulama saat ini masih ada yang merokok. Syaifulloh 2013 dalam penelitiannya mengatakan bahwa santri di pondok pesantren banyak yang merokok dari sebelum masuk pesantren dan merokok setelah masuk pesantren. Santri yang merokok setelah masuk pesantren terpengaruh oleh santri lain serta ulama kiai pondok pesantren yang merokok juga. Walaupun pehamanan agama islam sangat kuat yang paling berpengaruh pada perilaku merokok santri ini adalah faktor lingkungan pondok pesantren. Penelitian yang dilakukan oleh Salawati dan Rizki 2010 menyebutkan bahwa mahasiswa dari fakultas kesehatan yang merokok adalah hak azasi dan mereka merasa kesulitan untuk berhenti merokok. Pada lain sisi mahasiswa kesehatan sebenarnya mempunyai beban, karena sebagai calon petugas kesehatan mereka seharusnya bisa menjadi contoh, sehingga sebagian besar dari mereka tetap berniat untuk berhenti bila sudah bekerja. Hal tersebut tidak ditemui pada mahasiswa dari fakultas non kesehatan. Walaupun sebagian besar yakin bahwa merokok itu berbahaya, namun mereka tidak yakin mampu berhenti dan hanya berniat mengurangi saja. Mereka tidak memiliki beban yang sama dengan mahasiswa dari Fakultas Kesehatan, karena mereka bukan calon petugas kesehatan.

D. Gambaran Nikotin Dependen Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Menurut Vorvick 2013 ketergantungan nikotin atau nikotin dependen ditandai dengan pola-pola tertentu. Pola pertama disebut toleransi. Sebagian besar perokok memulai dengan beberapa rokok setiap hari dan akhirnya merokok lebih dari satu bungkus perhari. Pola berikutnya dari ketergantungan nikotin adalah gejala penarikan. Beberapa gejala penarikan umum yang terjadi seperti kecemasan, mengantuk, mudah marah, mual, gelisah, sakit kepala, perasaan depresi, sulit berkonsentrasi, dan penurunan denyut jantung. Pola yang ketiga adalah adanya perilaku bergantung atau kecanduan. Individu terus menggunakan tembakau yang terkandung nikotin meskipun hal tersebut berbahaya bagi diri individu itu sendiri. Diagnosis ketergantungan nikotin berdasarkan pedoman American Psychiatric Association individu harus menunjukan setidaknya 3 kriteria DSM-IV-TR atau sudah mencapai pola ketiga. Hasil penelitan menunjukan bahwa dari responden mahasiswa FKIK,FDI, dan FISIP masuk dalam kategori sangat rendah ketergantungan nikotin sebanyak 21 responden 60,0 untuk kategori rendah sebanyak 13 responden 37,1 dan kategori sedang 1 responden 2,9. Penelitian yang dilakukan Pamungkas 2013 menyatakan bahwa perokok paling banyak mengalami ketergantungan nikotin rendah. Semakin tinggi adiksi seseorang terhadap nikotin makin tinggi pula rokok yang dikonsumsi dalam sehari. Hal ini tentunya dikarenakan makin banyak dan lama mengkonsumsi rokok semakin banyak nikotin yang terkonsumsi. Hal tersebut dikuatkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Artana dan I.B Ngurah Rai 2009 mengenai ketergantungan nikotin yang dilakukan pada perokok diatas usia 12 tahun mempunyai hasil sebagian besar termasuk dalam kategori sedang. Ketergantungan yang lebih tinggi pada kelompok usia muda, pendidikan perguruan tinggi atau sederajat. Peningkatan ketergantungan terhadap nikotin adiksi nikotin berbanding lurus dengan lamanya perokok telah mengkonsumsi rokok, namun juga berkaitan dengan jumlah rokok yang dikonsumsi dalam 1 harinya. Menurut ahli ketergantungan nikotin mengatakan bahwa pecandu nikotin harus mengidentifikasi dan menangani perilaku, pemicu, dan situasi yang terkait dengan merokok agar tidak menjadi pecandu nikotin kategori tinggi.

E. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini. Keterbatasan penelitian tersebut yaitu pada variabel perilaku merokok hanya menggunakan kuesioner untuk menentukan kategori perilaku merokok, sehingga pemakaian angket terbatas pada pengumpulan pernyataan responden, yang tidak dapat diperoleh dengan jalan lain. Pada penelitian tidak dilakukan secara langsung berhadapan muka antara peneliti dan responden karena keterbatasan waktu sehingga responden bisa memberikan jawaban dengan jujur atau tidak jujur. 95

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan dan dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Gambaran karakteristik mahasiswa FKIK, FISIP, dan FDI yang menjadi responden dalam penelitian ini yaitu : presentasi jumlah responden dari program studi yang telah dibagi berdasarkan strata. Untuk FKIK Ilmu Keperawatan sebesar 7,3 , Pendidikan Dokter sebesar12,6, Kesehatan Masyarakat sebesar 15,5, dan Farmasi sebesar 11,2. Pada responden FDI terdiri dari satu program studi yaitu Dirasat Islamiyah sebesar 16,0. Untuk responden FISIP terbagi menjadi Ilmu politik 10,7, Hubungan Internasional 15,5 dan Sosiologi 11,2, kemudian dengan presentasi jenis kelamin laki laki sebanyak 53,9 dan perempuan sebanyak 46,1, untuk usia responden minimal 17 tahun dan maksimal 22 tahun, dan di dominasi dengan usia 19 tahun dan 20 tahun sebanyak 41,3 dan 39,8. Presentasi status merokok dari 206 responden yang menyatakan merokok sebanyak 35 responden 17, dari 35 responden kemudian berdasarkan jumlah rokok yang dihisap perhari dikategorikan sebagai perokok ringan sebanyak 80,0 yaitu menghisap rokok kurang dari 10 batang perhari. 2. Gambaran tingkat pengetahuan tentang rokok pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagian besar mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap rokok. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 187 orang 90,8. Pada FKIK responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 99,0. Pada FDI responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 84,9. Responden FISIP dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 83,1. 3. Gambaran perilaku merokok mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki hasil dari 35 responden yang merokok sebagian besar berusia 19 tahun dan 20 tahun masing-masing sebesar 34,3 dan 57,1. Kemudian untuk kategori perilaku merokok berdasarkan kategori fakultas responden yaitu Pada FKIK dan FISIP perilaku merokok tinggi masing-masing sebanyak 66,7 dan 28,6. Pada FDI perilaku merokok sedang sebanyak 100. Berdasarkan jenis kelamin perilaku merokok tinggi pada responden laki-laki sebanyak 34,3, perilaku merokok sedang sebanya 60,0 dan untuk responden perempuan hanya 5,7 pada perilaku merokok sedang. 4. Gambaran nikotin dependen mahasiswa UIN Syarif hidayatullah Jakarta sebanyak 35 responden sebagian besar dalam kategori sangat rendah ketergantungan nikotin sebesar 60,0, untuk kategori rendah sebesar 37,1 dan kategori sedang hanya sebesar 2,9. Berdasarkan kategori fakultas yaitu pada FKIK sebanyak 44,4, FISIP sebanyak 28,6 dan FDI sebanyak 60,0. Untuk kategori sangat rendah pada FISIP sebanyak 66,6, FKIK 55,6 dan FDI sebanyak 40,0. Untuk responden laki-laki sebagian besar termasuk dalam kategori sangat

Dokumen yang terkait

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku mahasiswa profesi keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam melakukan pemberian obat

2 17 138

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Pustakawan akademik dan feasilibitas pengembangan insitutional repository (studi kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 16 14

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur’an pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Analisis Sitiran Pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010

0 5 55

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Hubungan Label Peringatan kesehatan Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Perokok Aktif di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 9 97

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 0 41