Teks Model Analisis Wacana Teun A. van Dijk

bagian ini merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan suatu teks, yang terdiri dari teras berita, tubuh berita, dan penutup. Struktur mikro, mengamati makna wacana dari pemilihan struktur kebahasaan dari yang terkecil, yaitu kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar. 61 Berikut uraian dari elemen wacana van Dijk secara detail. Elemen-elemen ini merupakan satu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung satu sama lain. Tabel 2 Elemen Wacana van Dijk. 62 Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen Struktur Makro Tematik Tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Topik Superstruktur Skematik Bagaimana urutan atau susunan berita dalam teks. Skema Struktur Mikro Semantik Adanya penekanan makna dalam teks berita. Latar, detail, maksud, praanggapan, nominalisasi Struktur Mikro Sintaksis Bagaimana kalimat bentuk, susunan yang dipakai. Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti Struktur Mikro Stilistik Bagaimana pilihan kata yang dipakai. Leksikon Struktur Mikro Retoris Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan. Grafis, metafora, ekspresi 61 Teun A. Van Dijk, News as Discourse, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, 1988, h. 17. 62 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 228.

a. Tematik

Elemen ini merupakan gagasan inti dari suatu teks, yang menggambarkan apa maksud yang ingin disampaikan seorang wartawan ketika melihat suatu peristiwa. Elemen ini disebut sebagai tema atau topik. Tema dan topik merupakan elemen yang mewakili dari keseluruhan isi teks, elemen lain dilihat sebagai cara yang digunakan wartawan untuk mendukung tema atau topik yang ditekankan berdasar pada pemahaman wartawan dari suatu peristiwa. 63 Untuk mengetahui topik dari sebuah berita, kita harus membaca terlebih dahulu berita tersebut sampai selesai, setelah itu kita dapat menarik kesimpulan hal penting apa yang telah ditekankan wartawan pada hasil produksinya tersebut. Misalkan terdapat sebuah artikel yang memiliki subtopik dengan judul bahaya bahan kimia yang terdapat pada alat kosmetik, buah-buahan dan sayur-sayuran baik untuk kesehatan dan kecantikan, rutin olahraga teratur dan perbanyak minum air putih. Dari judul subtopik tersebut terlihat saling mendukung, dan memperkuat, jika ditarik kesimpulan subtopik ini membentuk topik utama, yaitu tips menjaga kesehatan dan kecantikan secara alami. Maka dapat dipahami bahwa penulis artikel ini berpikir bahwa cantik tidak selalu menggunakan make up, tapi dapat disiasati dengan pola kehidupan yang baik. 63 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 229 -231.

b. Skematik

Skematik merupakan skema atau alur sebuah teks. Alur ini membentuk sebuah susunan atau urutan dari bagian-bagian dalam teks. Alur ini merupakan bagian pendahuluan sampai akhir dalam sebuah teks. Jika dalam sebuah karya ilmiah, alur ini dimulai latar belakang, tujuan, hipotesis, isi, dan kesimpulan. Sebuah berita pada umumnya juga terdapat skema besar yang terbagi dalam dua kategori. Pertama, summary yang juga terbagi menjadi dua, judul dan lead. Kedua, story yaitu isi berita secara menyeluruh. 64

c. Semantik

Semantik dalam skema van Dijk yaitu menelaah hubungan antarkalimat, hubungan antarproposisi yang membangun makna dalam sebuah teks, dengan maksud menunjukkan bagian penting dari struktur wacana, bahkan menggiring kearah sisi tertentu dari suatu peristiwa. 65 Dalam semantik terdapat beberapa elemen, seperti latar, detil, maksud, praanggapan, dan nominalisasi. Latar berupa pemilihan latar belakang dari suatu peristiwa oleh wartawan untuk digunakan sebagai kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan. Detil merupakan penambahan juga pengurangan informasi demi keuntungan komunikator. Elemen maksud mirip seperti detil, elemen maksud juga demi keuntungan si komunikator, dengan cara memperjelas atau memperbelit 64 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 232. 65 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 78. informasi yang ditulisnya. Selain itu, praanggapan merupakan pernyataan yang belum terbukti, dan digunakan untuk mendukung suatu gagasan. 66

d. Sintaksis

Sintaksis melihat bagaimana pemilihan kalimat bentuk, susunan dalam sebuah teks. Sintaksis ini meliputi: bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti. Bentuk kalimat merupakan teknis kebenaran tata bahasa yang menentukan makna dalam susunan kalimat dengan memfokuskan salah satu aktor atau pernyataan. Koherensi, menghubungkan dua buah kalimat yang berlainan fakta sehingga terlihat saling berhubungan. Selanjutnya, kata ganti adalah elemen yang digunakan komunikator untuk menempatkan dimana posisi seseorang. 67

e. Stilistik

Stilistik adalah penggunaan gaya bahasa yang digunakan komunikator kepada komunikan agar tercipta maksud dan kesan tertentu. 68 Gaya bahasa yang dimaksud yaitu leksikon, yang merupakan pemilihan sebuah kata dari beragam macam kata yang tersedia dengan tingkatan makna yang berbeda-beda. 69 Sebagai contoh, kata waria memiliki kata lain seperti bencong, dan transgender, dari kata-kata tersebut terdapat arti yang sama namun maknanya berbeda. Dan komunikator akan memilih salah satu 66 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 235-256. 67 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 242-253. 68 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 82. 69 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 255. pilihan kata tersebut sesuai dengan sikap dan cara pandang komunikator.

f. Retoris

Retoris adalah strategi untuk melakukan penekanan, menonjolkan hal yang dianggap penting. Retoris ini terdiri dari grafis, metafora, dan ekspresi. Penekanan pernyataan yang penting dengan elemen grafis yaitu berupa pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf dengan ukuran yang berbeda, termasuk pemakaian caption, grafik, gambar, atau tabel. Sedangkan metafora merupakan ornamen dari suatu berita untuk memperkuat pesan, ornamen ini berupa kiasan atau ungkapan yang telah menjadi kepercayaan masyarakat. 70

2. Kognisi Sosial

Metode analisis model Teun A. van Dijk menawarkan suatu analisis yang disebut kognisi sosial. Selain menganalisis sebuah struktur teks, kita juga harus meneliti bagaimana teks tersebut diproduksi, yaitu dengan melakukan penelitian atas kesadaran mental wartawan dalam memandang peristiwa yang diangkat pada sebuah teks. 71 Dengan menggunakan analisis kognisi sosial wartawan, maka akan terpercahkan kenapa struktur teks dalam berita bisa seperti itu, sesungguhnya struktur teks yang penuh makna tersebut merupakan karya dari seorang wartawan yang miliki kesadaran, Eriyanto 70 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 257-259. 71 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 260. mengatakan bahwa wartawan bukan individu yang netral, tetapi memiliki nilai, pengalaman, dan pengaruh ideologi yang didapat dari kehidupannya. 72 Maka, sktuktur teks yang dibuat beberapa wartawan hasilnya tidak akan sama, karena teks bukan sedekar menyusun kata menjadi kalimat, kalimat menjadi sebuah paragraf. Tapi setiap orang memiliki nilai, pengalaman, dan pengaruh ideologi yang berbeda. Hal ini terjadi karena masing-masing daerah memiliki nilai, dan ideologi yang tidak sama, sehingga setiap orang akan berbeda dalam memahami suatu realitas. Begitu pun seorang wartawan, akan menghasilkan teks berita berdasarkan kesadarannya yang diperoleh dari pengalaman hidup pribadi. Kognisi sosial menjadi bagian yang penting dan tidak terpisahkan untuk memahami teks wacana. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian atas kognisi dari wartawan yang memproduksi teks wacana tersebut. Adapun cara pencarian data adalah dengan melakukan proses wawancara mendalam pada narasumber yang berkaitan, terutama penulis teks wacana.

3. Konteks Sosial

Salah satu cara dari analisis wacana adalah meneliti sebuah wacana yang terkonstruksi dalam masyarakat. Tujuan dari analisis ini adalah untuk melihat bagaimana sebuah makna tersebar dan dianut bersama dalam masyarakat. 73 Dalam hal ini yang diteliti adalah 72 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 261. 73 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 271.

Dokumen yang terkait

Konstruksi Gender Perempuan dalam Artikel MajalahGADIS Konstruksi Gender Perempuan dalam Artikel Majalah GADIS (Analisis Semiotik Sosial Artikel pada Rubrik ‘CINTA’ dalam Majalah GADIS Edisi 08 – 11, Bulan Maret – April 2012).

0 3 11

PENUTUP Konstruksi Gender Perempuan dalam Artikel Majalah GADIS (Analisis Semiotik Sosial Artikel pada Rubrik ‘CINTA’ dalam Majalah GADIS Edisi 08 – 11, Bulan Maret – April 2012).

0 4 26

PIRANTI KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA WACANA RUBRIK “SELEBRITAS” DALAM MAJALAH FEMINA Piranti Kohesi Gramatikal Dan Leksikal Pada Wacana Rubrik “Selebritas” Dalam Majalah Femina Sebagai Bahan Ajar Menulis Teks Narasi.

0 2 15

PIRANTI KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA WACANA RUBRIK “SELEBRITAS” DALAM MAJALAH FEMINA Piranti Kohesi Gramatikal Dan Leksikal Pada Wacana Rubrik “Selebritas” Dalam Majalah Femina Sebagai Bahan Ajar Menulis Teks Narasi.

0 1 15

REMAJA PEREMPUAN IDEALDALAM RUBRIK FASHION DI MAJALAH Remaja Perempuan Ideal dalam Rubrik Fashion di Majalah (Studi Persepsi Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta mengenai Remaja Perempuan Ideal di Rubrik Fashion Majalah Remaja.

0 1 17

REPRESENTASI PEREMPUAN YANG TERLIBAT KORUPSI DALAM RUBRIK LIPUTAN KHAS MENGAPA WANITA LEBIH DISOROT? DI MAJALAH FEMINA EDISI 07-13 APRIL 2012.

0 0 2

PEMAKNAAN ILUSTRASI KEPULAN ASAP ROKOK DI HALAMAN LIPUTAN KHAS MAJALAH FEMINA (Studi Semiotika Komunikasi Visual Dalam Ilustrasi Kepulan Asap Rokok Di Halaman Liputan Khas Majalah Femina Edisi 26 Maret-1 April 2011).

0 0 179

Konstruksi Citra Perempuan dalam Majalah Femina

1 4 19

Konstruksi Nilai-nilai Perempuan Indonesia dalam Majalah Femina

0 0 14

PEMAKNAAN ILUSTRASI KEPULAN ASAP ROKOK DI HALAMAN LIPUTAN KHAS MAJALAH FEMINA (Studi Semiotika Komunikasi Visual Dalam Ilustrasi Kepulan Asap Rokok Di Halaman Liputan Khas Majalah Femina Edisi 26 Maret-1 April 2011)

0 0 95