Konteks Sosial Model Analisis Wacana Teun A. van Dijk

keberadaan sebuah peristiwa yang telah terjadi di lingkungan masyarakat, yang mana peristiwa tersebut digunakan wartawan untuk dijadikan sebagai bahan beritanya. Van Dijk dalam Eriyanto mengatakan, ada dua poin penting dalam menganalisis mengenai masyarakat, yaitu kekuasaan, dan akses. Kekuasaan dilihat sebagai alat kontrol yang dimiliki kelompok dominan yang mempengaruhi cara pandang, seperti kepercayaan, sikap, dan pengetahuan. Dengan memiliki uang, status, dan pengetahuan, umumnya akan memperoleh suatu kekuasaan. 74 Dengan kekuasaan, maka kelompok dominan akan leluasa dalam membuat keputusan karena kedudukannya yang tinggi dan merasa berhak untuk mengeluarkan suara atas kepentingannya, karena suara kelompok minoritas akan terkalahkan oleh suara kelompok dominan. Dalam media massa, orang yang diwawancarai dan mendapatkan porsi yang besar dalam berita merupakan orang yang memiliki kedudukan tinggi dan pengetahuan yang lebih pada bidang yang ditekuninya. Sebagai contoh, kasus meluapnya lumpur di Sidoarjo sebab dari kesalahan teknis dari PT Lapindo yang dimiliki oleh Abu Rizal Bakrie. Akibatnya banyak korban yang merupakan warga Sidoarjo telah kehilangan tempat tinggalnya karena terendam lumpur tersebut. Banyak warga merasa pasrah atas perkara ini, bahkan ada seorang warga yang berusaha menarik perhatian warga Indonesia dengan 74 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 272. berjalan kaki dari Sidoarjo ke Jakarta dengan menggunakan atribut dengan tulisan menyindir kasus lumpur lapindo ini. Tetapi, setelah tiba di Jakarta tepatnya di kantor stasiun televisi TvOne, Ia berubah pikiran untuk memaafkan Abu Rizal Bakrie atas kasus lumpur lapindo yang menimpa dirinya dan warga Sidoarjo lainnya, berbeda 180 derajat dari tujuan awal ke Jakarta. Hal ini terlihat pada tayangan live di TvOne dengan mewawancarai langsung seorang warga yang protes tersebut. Dalam kasus lumpur lapindo terlihat bahwa Abu Rizal Bakrie merupakan seseorang yang memiliki uang, status, dan kepemilikan dari beberapa perusahaan seperti PT Lapindo dan stasiun televisi TvOne. Maka, Ia memiliki kekuasaan untuk mengontrol apa yang menjadi kepentingannya, dan menghilangkan apa yang tidak diinginkan untuk terjadi. Selain itu, akses akan mudah didapat jika memiliki kekuasaan dibanding dengan kelompok yang lemah. Kelompok dominan akan dengan mudah mempengaruhi kesadaran khalayak. Akses yang berbeda dalam sebuah berita terhadap dua kelompok tersebut, akan mempengaruhi struktur yang berbeda dalam pemberitaan. 75 Kasus di atas juga menjelaskan, bahwa dengan memiliki kekuasaan akan mendapatkan akses yang mudah untuk hadir ke media massa. Bahkan, TvOne merupakan stasiun televisi yang dimiliki Abu Rizal Bakrie, sehingga berita yang ditampilkan secara terang-terangan membela kepentingan pemiliknya. 75 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 272-273. 62

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Majalah Femina

Majalah Femina merupakan anak dari perusahaan Femina Group. Femina Group merupakan penebit terkemuka majalah gaya hidup laki-laki dan perempuan yang kini telah mewadahi 14 majalah, yaitu: Femina, Gadis, Ayahbunda, Dewi, Fit, Cita Cinta, Pesona, Men’s Health Indonesia, Readers Digest Indonesia, Cleo Indonesia, Parenting Indonesia, Seventeen Indonesia, dan Estetica Indonesia. Selain majalah, Femina Group juga memiliki berbagai usaha lain, yaitu stasiun radio, Community Newspaper, Book Publishing, Online Publishing, Pre-Press Printing House, dan Direct Marketing Services. 1 Majalah Femina merupakan majalah perempuan urban di Indonesia. Dengan memiliki format majalah ukuran 21.4 x 28.4 cm, sampul dan isi berwarna. Majalah ini merupakan bacaan untuk perempuan perkotaan usia 25-35 tahun dengan konten mode dan kecantikan, kuliner, dan informasi-informasi mengenai isu perempuan urban. Saat ini, redaksi Majalah Femina berlokasi di Jalan HR Rasuna Said Kav. B 32-33, Jakarta. Majalah Femina terbit perdana pada tanggal 18 September 1972. Ketika itu majalah Femina beredar dengan jumlah cetakan 20.000 eksemplar, tebal 44 halaman, dengan harga Rp.125 seratus dua puluh lima rupiah. Walaupun tanpa adanya promosi yang besar-besaran, edisi 1 Wawancara pribadi dengan Redaktur Eksekutif Bidang Feature, Rully Larasati, pada 19 November 2014. tersebut telah habis terjual. Bahkan mengalami perkembangan yang pesat pada edisi-edisi berikutnya. Sejak saat itu majalah Femina mulai terbit setiap bulan. 2 Pada tanggal 7 Mei 1973, penerbit Femina memutuskan untuk menerbitkan majalah ini setiap dua minggu sekali dwimingguan. Jumlah halamannya pun bertambah banyak menjadi 48 halaman. Dahulu kantor redaksi majalah Femina berada pada sebuah garasi yang dikatakan tidak cukup layak. Sehingga majalah ini menyewa sebuah rumah untuk digunakan sebagai kantor redaksi yang pertama dan berlokasi di Jalan Kacang Raya, Jakarta. 3 Awal terbit majalah Femina merupakan majalah khusus untuk perempuan, dan bukan sebagai majalah fashion, namun pada tahun 70-an femina didaulat menjadi pedoman terdepan dalam hal gaya dan penampilan. Meskipun arus informasi masih terbatas, Femina mampu mengikuti perkembangan tren global. Tahun 80-an, Femina semakin hebat sebagai majalah acuan mode perempuan Indonesia, sebab Femina telah membuat Lomba Perancang Mode LPM yang melahirkan desainer sukses dan membuat tren mode berkembang. Tahun 90-an, Femina menjadi pelopor sumber berita fashion terbaru. Bahkan, artikel-artikel yang membahas prediksi mode maupun informasi lainnya menjadi hal yang ditunggu oleh pembaca. Dan pada tahun 2000-an, Femina memiliki tiga kata untuk menggambarkan modernitas perempuan di awal tahun 2000-an, yaitu simpel, dinamis, dan feminin. Pada tahun ini pula Femina semakin 2 Wawancara pribadi dengan Redaktur Eksekutif Bidang Feature, Rully Larasati. 3 Wawancara pribadi dengan Redaktur Eksekutif Bidang Feature, Rully Larasati.

Dokumen yang terkait

Konstruksi Gender Perempuan dalam Artikel MajalahGADIS Konstruksi Gender Perempuan dalam Artikel Majalah GADIS (Analisis Semiotik Sosial Artikel pada Rubrik ‘CINTA’ dalam Majalah GADIS Edisi 08 – 11, Bulan Maret – April 2012).

0 3 11

PENUTUP Konstruksi Gender Perempuan dalam Artikel Majalah GADIS (Analisis Semiotik Sosial Artikel pada Rubrik ‘CINTA’ dalam Majalah GADIS Edisi 08 – 11, Bulan Maret – April 2012).

0 4 26

PIRANTI KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA WACANA RUBRIK “SELEBRITAS” DALAM MAJALAH FEMINA Piranti Kohesi Gramatikal Dan Leksikal Pada Wacana Rubrik “Selebritas” Dalam Majalah Femina Sebagai Bahan Ajar Menulis Teks Narasi.

0 2 15

PIRANTI KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA WACANA RUBRIK “SELEBRITAS” DALAM MAJALAH FEMINA Piranti Kohesi Gramatikal Dan Leksikal Pada Wacana Rubrik “Selebritas” Dalam Majalah Femina Sebagai Bahan Ajar Menulis Teks Narasi.

0 1 15

REMAJA PEREMPUAN IDEALDALAM RUBRIK FASHION DI MAJALAH Remaja Perempuan Ideal dalam Rubrik Fashion di Majalah (Studi Persepsi Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta mengenai Remaja Perempuan Ideal di Rubrik Fashion Majalah Remaja.

0 1 17

REPRESENTASI PEREMPUAN YANG TERLIBAT KORUPSI DALAM RUBRIK LIPUTAN KHAS MENGAPA WANITA LEBIH DISOROT? DI MAJALAH FEMINA EDISI 07-13 APRIL 2012.

0 0 2

PEMAKNAAN ILUSTRASI KEPULAN ASAP ROKOK DI HALAMAN LIPUTAN KHAS MAJALAH FEMINA (Studi Semiotika Komunikasi Visual Dalam Ilustrasi Kepulan Asap Rokok Di Halaman Liputan Khas Majalah Femina Edisi 26 Maret-1 April 2011).

0 0 179

Konstruksi Citra Perempuan dalam Majalah Femina

1 4 19

Konstruksi Nilai-nilai Perempuan Indonesia dalam Majalah Femina

0 0 14

PEMAKNAAN ILUSTRASI KEPULAN ASAP ROKOK DI HALAMAN LIPUTAN KHAS MAJALAH FEMINA (Studi Semiotika Komunikasi Visual Dalam Ilustrasi Kepulan Asap Rokok Di Halaman Liputan Khas Majalah Femina Edisi 26 Maret-1 April 2011)

0 0 95