Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Persepsi

mulai dimainkan oleh band-band anak punk di Jakarta. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa band-band membawakan lagu-lagu dengan lirik-lirik yang secara lebih eksplisit mengandung nilai-nilai ideologi anarkisme, seperti anti negara dan kapitalisme. 14 Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band gelombang pertama 1972-1978 antara lain Sex Pistol dan The Cash yang dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun indistri musik. Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat. Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil diacara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka. 15 Namun lebih tepatnya seorang punk itu mempunyai perilaku yang berbeda. Mereka hanya sebuah aliran, jadi jiwa dan kepribadiannya akan kembali pada individu masing-masing. Selanjutnya, Punk mulai dikenal di Indonesia sejak akhir tahun 1970-an, tetapi baru mengalami perkembangan pesat pada tahun 1990-an di Jakarta. Kemudian lahirlah genererasi pertama punk di Jakarta dengan sebutan Young Offender Y.O, yaitu nama komunitas anak-anak muda yang memiliki arti makna dari simbol-simbol Punk dan Young Offender Y.O tampil sebagai kelompok Punk bergaya, penampilan, mohawk 16 , Spiky hair, 17 kalung rantai, sepatu boots. 18 14 Artikel ini diakses pada Minggu, 3 Maret 2013 dari http:jpunk- street.blogspot.com201003sejarah-punk.html. 15 Widya G. Punk Ideologi yang Disalahpahami. Jogjakarta: Garasi House Of Book, 2010, h.14. 16 Mohawks adalah rambut Punk bergaya dengan berdiri simbol keberpihakan Punk terhadap suku Mohawk asli Indian yang dibantai habis-habisan oleh orang kulit putih yaitu Amerika. Kebanyakan dari anggota komunitas ini didominasi oleh laki-laki. Komunitas Punk Young Offender Y.O adalah suatu kelompok anak-anak muda yang mayoritas para anggotanya berasal dari kelas menengah berdasarkan status pendidikan dan dapat dilihat dari Anak-anak muda yang masih duduk dalam bangku kuliah pada umumnya. Young Offender Y.O, juga merupakan sebuah wadah atau sarana komunikasi antar sesama komunitas Punk untuk bertemu, bertukar pikiran, bertukar kaset dan kaos antara anggota dan antar sesama komunitas Punk, serta para penggemar punk di Jakarta. 19 Menurut Dick Hebdige, “punk adalah sebuah subkultur yang menghadapi dua bentuk perubahan yaitu: 1 Bentuk komoditas, dalam hal ini segala atribut maupun aksesoris yang dipakai oleh komunitas punk telah dimanfaatkan industri sebagai barang dagangan yang didistribusikan kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan. Dulu aksesoris dan atribut yang hanya dipakai oleh anak punk sebagai simbol identitas, namun kini sudah banyak dan mudah kita jumpai di toko yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum. 2 Bentuk ideologis, komunitas punk mempunyai ideologi yang mencakup pada aspek sosial dan politik. Dan ideologi mereka dahulu sering dikaitkan dengan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak punk. Ada beberapa perilaku menyimpang itu telah didokumentasikan dalam media massa, sehingga membuat identitas punk menjadi buruk dipandang sebagai seorang yang bahaya dan berandalan. Namun walaupun begitu, nilai-nilai dan eksistensi punk masih dipertahankan sampai sekarang .” 20 17 Spike hair adalah gelang yang dipakai oleh anak punk simbol dari terpidana mati dengan memakai kursi listrtik, digunakan untuk mengeksekusi para aktivis yang diculik oleh dictator orang-orang kulit putih pada saat itu. 18 Sepatu Both yang digunakan oleh anak Punk melambangkan bentuk diskriminasi yang dilakukan oleh aparat Tentara dan polisi atau militer terhadap kaum minoritas. 19 Fathun Karib, “Sejarah Komunitas Punk”artikel ini diakses pada minggu 3 Maret 2013 dari Http;www.jakartabeat.netmusickanal-musikilasan147-sejarah-komunitaspunk-jakarta-bagian- 1.html 20 Dick Hebdige ,Asal-Usul Ideologi Subkultur Punk, Yogyakarta: Penerbit Buku Baik,1999, h.184-187.