banyak dialihkan menjadi beban sekolah seperti mencari nafkah, kesehatan, agama, pendidikan kesejahteraan keluarga, dan lain-lain.
Namun pendidikan formal tak dapat menanggung transmisi keseluruhan kebudayaan bangsa. Masyarakat masih akan tetap memegang fungsi yang penting
dalam pendidikan transmisi kebudayaan. Pendidikan norma-norma, sikap adat- istiadat, keterampilan sosial dan lain-lain banyak diperoleh dalam keluarga
masing-masing. Proses ini diperoleh anak terutama dalam pengalamannya dalam pergaulan dengan anggota keluarga, teman-teman sepermainan dan kelompok
primer lainya, bukan disekolah.
58
4. Tinjauan Sosiologi Tentang Beberapa Faktor Masalah Sosial
a. Faktor Keluarga
Keluarga terdiri dari bapak, ibu, saudara kandung dan dapat mencakup nenek, kakek, paman, bibi dan lain-lainya yang merupakan agen sosial. Dalam Sumanto
Kamanto, menurut Gertude Jacger , “mengatakan bahwa di era modern ini suatu
peranan yang paling penting dalam agen sosial terletak kepada kedua orang tua anak itu sendiri. Bagaimana orangtua dan keluarga dapat membuat situasi dan
kondisi rumah yang lebih nyaman bagi perkembangan anak .”
59
Kemudian, keluarga juga adalah suatu kelompok masyarakat yang mempunyai hubungan erat emosional, kekerabatan, perkawinan dan hubungan darah baik
berkaitan dengan Bapak dan Ibu. Keluarga juga dapat menentukan hubungan baik dengan sesama anggotanya jika kebahagiaan dan kemakmuran, akan selalu tetap
terjaga dan selalu ada disetiap anggota keluarga dalam ikatan keluarga. Keluarga juga sangat mempunyai jaringan sosial yang lebih besar, dikarenakan pengawasan
dari orang tua, dan saudara-saudara kita untuk dapat memberikan perhatian, kritik, saran, perintah, pujian, rayuan dan peringatan atau ancaman agar kita sebagai
58
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 1995 h.13
59
Kamanto Sumarto, Pengantar Sosiologi Jakarta edisi ke tiga penerbit, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2009 h, 26.
anak- anaknya dapat menunaikan segala kewajiban yang telah diamanatkan kedua orang tua.
60
Selanjutnya beberapa fungsi keluarga yang telah diidentifikasikan oleh Horton dan Hunt adalah sebagai berikut:
1 Keluarga dapat berfungsi sebagai pengatur dorongan seks dalam artian bahwa
tidak ada satupun anak yang melakukan hubungan seks . Tanpa adanya status perkawinan.
2 Keluarga berperan penting untuk mengawasi dan mengatur anak di dalam
menentukan sifat, dan karakter itu sendiri. 3
Keluarga berfungsi untuk memberikan perhatian, cinta kasih, dan kasih sayang yang tulus kepada anak-anaknya dan jika keluarga tidak dapat memberikan
kasih sayang serta perhatian kepada anak, maka yang ada dapat melakukan berbagai tindakan penyimpangan.
4 Keluarga berfungsi untuk memberikan rasa nyaman, aman, dan perlindungan
terhadap anak – anaknya.
5 Keluarga juga berfungsi untuk memberikan keturunan anak.
6 Keluarga berfungsi untuk memberikan status sosial kepada anak dan
hubungan kekerabatan.
61
Menurut tokoh sosiologi yang bernama Plato ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya masalah dan penyimpangan di dalam sebuah keluarga
pertama, bahwa bahwa masing-masing individu dalam keluarga dapat mengembangkan sikap dan tingkah lakunya dirinya sendiri dalam sisitem keluarga
yang mapan, hal tersebut mereka tidak dapat mengatasi dan menyelesaikan segala permasalahan dengan baik dan tidak dapat menyesuaikan diri dari apa yang
dihadapinya dalam kehidupan. Kedua, adanya sebuah konflik pertikaian dan pertengkaran diantara keluarga sehingga menimbulkan ketegangan-ketegangan
60
William J Goode. Sosiologi Keluaga. Penerjemah Lailahanoum Hasyim Jakarta PT. Bumi Aksara 2007, h.2-4.
61
Ibid., h. 4.
baru dalam kedua belah pihak yang membuat perubahan di dalam sistem keluarga.
62
Carut marut dan kekacauan dikeluarga juga mempengaruhi seseorang dalam satu unit keluarga berikutini adalah beberapa macam kekacauan yang dialami
keluarga diantaranya: 1
Ketidaksahan yang berati pada dasarnya suami sebagai kepala keluarga tidak dapat menjalankan tugasnya serta kewajibannya yang sesuai dengan
peranannya. 2
Adanya perceraian diantara suami dan istri membuat salah satu diantara mereka tersebut memutuskan untuk berpisah dan meninggalkan sehingga
adanya sebuah kewajiban dan peranannya yang berhenti diakibatkan perceraian.
3 Keluarga yang satu dengan yang lain tidak ada hubungan interaksi, saling
tegur sapa dan dalam setiap anggota-anggotanya masih tetap tinggal dalam satu rumah dan membuat tidak adanya hubungan emosional satu sama lainnya.
4 Adanya diantara keluarga suami istri yang terpecah belah satu sama lainnya
yang disebabkan salah satu dari mereka telah meninggal dunia, berpisah karena kasus yang mengakibatkan salah satu dari mereka di penjara, depresi,
dan bencana. 5
Adanya peran yang sangat tidak diinginkan bagi hampir masing-masing keluarga yang disebabkan karena sakit jiwa, keterbelakangan mental dan
penyakit yang sangat parah dan terus menerus.
63
Sebaliknya jika perpecahan diantara keluarga atau disorganisasi yang disebabkan adanya konflik pertikaian antar suami dan istri yang mengakibatkan
terjadinya perceraian diantar kedua belah pihak akan menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan kondisi anak sehingga anak mencari pelarian sebagai
bentuk kekecewaan terhadap kedua orang tua dan disorganisasi di dalam keluarga
62
Ibid., h. 10-11.
63
Ibid., h. 184-185.
terjadi karena adanya konflik peranan sosial yang berbeda atas dasar perbedaan, ras, agama dan faktor ekonomi.
64
Jika diantara suami dan istri dalam sebuah keluarga menemukan kebahagiaan dalam rumah tangganya dengan cara membesarkan anak, maka anak akan
mempunyai kebahagiaan dan keadaan rumah tangga orang tua dan kemungkinan besar anak akan tumbuh sehat bahagia secara psikologis. Akan tetapi, jika
seandainya anak yang dilahirkan dari kondisi keluarga yang dilatarbelakangi karena perceraian antara ibu dan bapaknya maka kehidupannya pun akan
mengalami banyak perubahan membuat remaja atau anak akan menentukan kehidupannya sendiri dan kebanyakan dari anak- anak remaja pada saat ini
ditunjukan dengan ckenakalan remaja yang disebabkan hubungan rumah tangga kedua orang tuanya mengalami perceraiaan. Tetapi ada juga kenakalan yang
diakibatkan bukan terjadinya perceraian di antara kedua orang tua melainkan orang tua mengawasi anak-anak remaja dalam pergaulan.
b. Faktor Pertemanan
Persahabatan atau pertemanan adalah sebuah kelompok yang mempunyai ketergantungan hubungan antar individu yang satu dengan yang lainnya ditandai
dengan adanya hubungan emosional, keakraban saling percaya mencurahkan hati perasaan, pemikiran, pengalaman dan dapat saling menerima satu sama lainnya.
Dan teman juga dapat melakukan berbagai kegiatan- kegiatan secara bersama- sama dalam suatu kelompok untuk mengembangkan bakat dan kemampuan,
potensi diri, harga diri, dan berbagai kegiatan lainnya yang mengasuh bakat dan potensi yang teman lain dapat memiliki serta pertemanan dan persahabatan juga
akan memperoleh dukungan, semangat, bantuan, curahan dari teman-teman lainya apabila ada seorang teman yang sering menghadapi permasalahan.
65
Menurut tokoh yang bernama Gotman dan Pader, dalam Agoes Dariyo menjelaskan fungsi persahabatan antara lain:
64
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Graffindo Persada, 2007, h.324.
65
Agoes Dariyo, Psikologi Pekembangan Remaja, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004. h.101- 103.