Swasta 2
2 e
Berdasarkan Sarana Peribadatan Sarana keagamaan yang ada di Kelurahan Srengseng Sawah hingga akhir
saat ini sebagai berikut:
Tabel 4.5 Data Sarana Peribadatan
NO SARANA
PERIBADATAN JUMLAH
KET
1 Masjid
24 2
Musholla 42
3 Gereja
3 4
Pura 1
B. Profil Komunitas Taring Babi
Tabel 4.6 Profil Singkat Anggota Komunitas Punk Informan
No Nama
LP Usia
Pendidikan Pekerjaan
Lama menjadi anggota punk
1 Mike
Laki-laki 36
SMA Wiraswasta
Pada tahun 1997 2
Bob Laki-laki
36 SMA
Musisi Pada tahun 1997
3 Bule
Laki-laki 18
SD Musisi
Pada tahun 2008 4
Erwan Laki-laki
40 SD
Seniman Pada tahun 2007
5 Gembel
Laki-laki 17
SD Pengamen
Pada tahun 2012 6
Ujang Laki-laki
26 SD
Seniman Pada tahun 2007
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang telah diteliti oleh penulis dari 10 anggota komunitas punk penulis hanyamewancarai 6 orang amak punk
yang berada di Lenteng agung seperti digambarkan singkat pada table tersebut bebrapa data tentang anak-anak punk informan terdiri dari jenis kelamin dan usia
anak- anak punk yang berusia dibawah 20 tahun berkisar 2 orang, 26 tahun 1 orang dan sisanya berkisar diatas 20 tahun 4 orang. Sedangkan berdasarkan hasil
wawancara dan pengamatan oleh informan dengan populasi anggota komunitas Punk Taring Babi yang tak terbatas yang dikarenakan datang dan pergi maka
peneliti hanya mengambil sampel anggota komunitas Punk Taring Babi yang berjumlah 6 orang seperti digambarkan singkat pada table diatas, dapat
disimpulkan beberapa data tentang anak-anak punk yang mengenyam pendidkan diatas rata-rata seperti, 2 orang informan mengenyam pendidikan SMA, dan
selebihnya hanya mengenyam sampai di Pendidikan SD. Kemudian jenis usia dan pendidikannya seorang anak punk juga akan
mempengaruhi tingkat keahlian dan keterampilan anak-anak tersebut dilihat dari pekerjaan sehari-hari anak punk berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara
penulis diantaranya,1 orang sebagai pengamen, 2 orang sebagai seniman, 2 orang sebagai wiraswasta dan 1 orang sebagai seniman.Selanjutnya, seorang anak-anak
punk berdasrkan table diatas dilihat dari lama nya menjadi anggota komunitas punk diantarnya sebagai berikut: 2 orang diatas 8 tahun dan 3 orang diatas 10
tahun 2 orang,1 orang diatas 1 tahun menjadi anggota komunitas punk.
1
Mike dan beberapa teman-teman lainya adalah mahasiswa yang duduk dalam bangku kuliah Jurusan dan Universitas Grafika Jakarta. Tepatnya pada tahun
1996, mereka juga aktif sebagai aktivis mahasiswa diberbagai organisasi pergerakan mahasiswa pada saat itu yang bernama AFRA anti Fasis dan
Rasisme. Dikarenakan organisasi tersebut sudah tidak sepaham lagi, serta orientasi dan cita-cita organisasi tersebut sudah keluar dari batasan-batasan dan
nilai-nilai perjuangan aktivis pergerakan pada saat itu. Organisasi tersebut selalu memperebutkan kepentingan-kepentingan politis
praktis, baik kepentingan organisasinya maupun kepentimgan individu. Kemudian setelah Mike dan beberapa teman lainya keluar dari organisasi AFRA mereka
mencoba membentuk organisasi baru yang bernama JAFA NUS Jaringan Anti
1
Observasi yang dilakukan oleh penulis pada 7 maret 2013 sampai Januari 2014.
Fasis Nusantara, berideologikan sebuah persamaan,kesamaan, visi melihat suatu ideologi anarkisme yang sangat berkaitan erat dengan ideologi sosialisme.
2
Seiring dengan berjalannya waktu, Mike dan beberapa temannya lainya tidak dapat bertahan lama dalam tubuh organisasi JAFA NUS Jaringan Anti Fasis
Nusantara. Dengan mencoba berkumpul, berinisiatif untuk membuat sebuah kelompok atau komunitas yang bernama Punk. Diindentifikasikan sebagai suatu
anak muda yang haus akan segala bentuk ketidakadilan, kekejaman, kekerasan, dari segala bentuk penindasan, diskriminasi lainya yang dilakukan oleh penguasa,
aparat TNIPOLRI, serta pemerintah pada saat itu.
3
Komunitas Punk ini muncul pada 22 September 1997 yang bertepatan dengan memperingati hari ibu pada saat
itu.
4
Setelah itu,sekelompok anak muda tersebut membentuk komunitas Punk yang bernama anti ABRI sebagai bentuk kritikan terhadap kekerasan, kekejaman
militer pada saat itu karena beberapa hal, pada tahun yang sama mereka juga mengganti nama anti ABRI menjadi TNI.
Pada kenyataannya nama Komunitas Punk yang bernama anti ABRI berubah menjadi komunitas Marjinal yang didirikan sekitar pada tahun 2002. Selanjutnya ,
nama Marjinal sendiri dapat diartikan sebagai kaum terpinggirkan, dan kaum tertindas. Sejumlah anak muda tersebut akhirnya membentuk sebuah komunitas
yang bernama Marjinal. Kemudiaan Komunitas punk ini beranggotakan 5-8 orang anggota komunitas punk.seperti yang telah dituturkan oleh seorang informan.
5
”5- 8 Orang anggota komunitas punk, Mike yang mempelopori terbentuk nya
komunitas punk”
6
Sedangkan nama Taring Babi sendiri digunakan oleh Komunitas Punk, karena mereka terinspirasi oleh dari sosok seorang ibu rumah tangga yang bekerja
sebagai buruh dan aktivis berbagai bentuk tindakan, diskriminasi dan segala
2
Wawancara dengan Mike Pendiri Komunitas Punk Taring Babi di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013.
3
Wawancara dengan Mike Pendiri Komunitas Punk Taring Babi di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013.
4
Wawancara dengan Bob Pendiri Komunitas Punk Taring Babi di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013.
5
Wawancara dengan Bob Wawancara Pendiri Komunitas Punk Taring Babi di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013.
6
Wawancara dengan Bule Salah Satu Anggota Komunitas Punk Taring Babi di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013.
bentuk penindasan yang dilakukan penguasa pada kaum buruh pada saat itu.
7
Taring Babi tidak berbeda dengan komunitas punk lainya mereka mencari makan dari pertunjukan musik dengan mengamen atau manggung, menjual desain poster,
membuat seni tattoo, menyablon kaos, mencetak undangan, membuat lagu serta mendistribusikan sendiri ke distro lain,serta membuat hasil kerajinan tangan dari
limbah plastik menjadi suatu hasil karya seni yang bernilai tinggi.
8
Punk yang menciptakan suatu perubahan, gaya hidup, komunitas, dan budaya sendiri juga berlaku di Indonesia bahkan cukup dan marak. Komunitas Marjinal
adalah contoh dari komunitas anak-anak punk yang suka bersosialisasi dan jauh dari kesan punk yang menyeramkan. Meski bergaya punk, mereka suka
melakukan kegiatan yang melibatkan masyarakat sekitar, semisal menyablon, melukis, cukil kayu, membuat souvernir atau belajar membuat tattoo.
9
Menurut Tiki Salah Satu warga disekitaran sanggar Komunitas Punk komunitas punk ini sangat berbeda dengan apa yang dia lihat, walaupun
berdandan menyeramkan tapi hatinya baik dan melakukan banyak kegiatan di lingkungan disini sehingga masyarakat dapat menerima baik keberadaan anak-
anak punk di sini. Marjinal sudah menetaskan lima album, yang antara lain pernah dipakai
untuk latar sebuah film yang berjudul Punk in Love pada tahun 2009 yang dibuat oleh Ody C. Harahap yang dibintangi Vino G Bastian. Bob Taring Babi pun
sempat membintangi film tersebut walaupun hanya beberapa saat.
10
Komunitas Taring Babi sudah dikenal oleh banyak wisatawan lokal ataupun mancanegara,
sehingga banyak yang mengunjungi sanggar tersebut. Wisatawan mancanegara yang pernah mengunjungi sanggar Taring Babi Marjinal ialah Jerman, Jepang,
Belanda dan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darrusalam.
7
Wawancara dengan Mike Pendiri Komunitas Punk Taring Babi di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013.
8
Wawancara dengan Ujang Salah Satu Anggota Komunitas Punk Taring Babi di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013.
9
Wawancara dengan Ibu Tiki Salah Satu Warga Sekitar Sanggar Taring Babi, Lenteng Agung, 16 Juli 2013.
10
Wawancara dengan Bob Pendiri Komunitas Punk Taring Babi di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013.