melibatkan  proses  interpretasi  berdasarkan  pengalaman  terhadap  satu  peristiwa atau objek
’’.
4
Menurut  Sarwono  W.  Sarlito  dan  Eko  A.  Weinarno.  secara  umum “persepsi
sosial adalah aktivitas mempersepsikan orang lain dan apa yang membuat mereka dikenal.  Melalui  persepsi  sosial,  kita  berusaha  mencari  tahu  dan  mengeti  orang
lain.
5
” “Dengan  persepsi  sosial,  pertama  kita  berusaha  mengetahui  apa  yang
dipikirkan,  dipercaya,  dirasakan,  diniatkan,  dikehendaki,  dan  didambakan,  orang lain. Kedua, membaca apa yang ada di dalam diri orang lain berdasarkan ekspresi
wajah, tekanan suara, gerak-gerik tubuh, kata-kata, dan tingkah laku mereka. Dan ketiga, menyesuaikan tindakan sendiri dengan keberadaan orang lain berdasarkan
pengetahuan dan pembacaan terhadap orang tersebut ”.
6
b. Ciri-ciri Umum Persepsi
Penginderaan  terjadi  dalam  suatu  konteks  tertentu,  dan  konteksi  ini  desibeut dengan  sebagai  dunia  persepsi.  Agar  dihasilkan  suatu  penginderaan  yang
bermakna, ada ciri-ciri umum tertentu dalam dunia persepsi, diantaranya adalah: 1
Modalitas Rangsang-rangsang  yang  diterima  harus  sesuai  dengan  modalitas  tiap-tiap
indera,  yaitu  sifat  sensoris  dasar  dan  masing-masing  indera  cahaya  untuk penglihatan;  bau  untuk  penciuman;  suhu  bagi  perasa;  bunyi  bagi  pendengaran;
sifat permukaan bagi peraba dan sebagainya. 2
Dimensi Ruang Dunia persepsi mempunyai sifat ruang dimensi ruang; kita dapat mengatakan
atas-bawah, tinggi-rendah, luas-sempit, latar depan-latar belakang, dan lain-lain. 3
Dimensi  waktu,  dunia  persepsi  mempunyai  dimensi  waktu,  seperti  cepat- lambat, tua-muda, dan lain-lain.
4
Abdul Rahman Saleh  Muhbib Abdul Wahab. Psikologi Suatu Pengatar Dalam Perspektif. Jakarta; Kencana, 2004 h. 89.
5
Sarwono  W.  Sarlito    Eko  A.  Meinarno.  Psikologi  Sosial  .  Jakarta;  Salemba  Humanika, 2011 h. 24.
6
Ibid., h. 25.
4 Struktur konteks
Keseluruhan  yang  menyatu:  objek-objek  atau  gejala-gejala  dalam  dunia pengamatan mempunyai  struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan
konteksi ini merupakan keseluruhan yang menyatu.
7
c. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Persepsi
Karena  persepsi  lebih  bersifat  psikologis  daripada  merupakan  proses penginderaan saja maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi:
1 Perhatian yang selektif
Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari  lingkungannya.  Meskipun  demikian  ia  tidak  harus  menanggapi  semua
rangsang  yang  iterimanya  untuk  itu,  individunya  memusatkan  perhatiannya  pada rangsang-rangsang  tertentu  saja.  Dengan  demikian,  objek-objek  ata  gejala  lain
tidak akan tampil ke muka sebagai objek pengamatan. 2
Ciri-ciri rangsang Rangsang  yang  bergerak  di  antara  rangsag  yang  diam  akan  lebi  menraik
perhatian.  Demikian  juga  rangsang  yang  paling  besar  di  antara  yang  kecil;  yang kontras dengan latar belakangmya dan intensitas rangsangnya paling kuat.
3 Nilai dan kebutuhan individu
Seorang  seniman  tentu  punya  pola  dan  cita  rasa  yang  berbeda  dalam pengamtannya  dibanding  seorang  bukan  seniman.  Penelitian  juga  menunjukkan
bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat koin lebih besardaripada anak-anak orang kaya.
4 Pengalaman dahulu
Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengarui bagaimana seseorang mempersepsi  dunianya.  Cermin  bagi  kita  tentu  bukan  barang  baru,  tetapi    lain
7
Abdul Rahman Saleh   Muhbib Abdul Wahab. Psikologi Suatu Pengatar Dalam Perspektif. Jakarta; Kencana, 2004 h. 89-90.
halnya  bagi  orang-orang  mentawai  di  pedalaman  Siberut  atau  saudara  kita  di pedalaman Irian.
8
d. Pengaruh Kebudayaan Terhadap Persepsi
Dalam  bentuk  konvensional  persepsi  masih  selalu  dikaitkan  dengan  faktor- faktor  syaraf  dan  faalnya  saja.  Pengaruh  kebudayaan  terhadap  persepsi  juga  kita
bisa  lihat  pada  suku-suku  Afrika  primitif  yang  hanya  terbiasa  dengan  lingkungn alamiah  dimana  karya-karya  mereka  pun  lebih  banyak  berbentuk  lingkaran-
lingkaran  dan  lengkungan-lengkungan,  tidak  akan  mengalami  gejala  ilusi  Muller Lyer jika kepada mereka diperlihatkan dua  garis dengan bentuk berbeda.  Karena
mereka tidak dipengaruhi oleh kebiasaan melihat garis-garis dan sudut-sudut.
9
Pengaruh kebudayaan termasuk kebiasaan hidup, nampak juga dalam berbagai gejala  hubungan  manusia  dengan  lingkungan  dalam  kehidupan  sehari-hari.
Penduduk perkampungan kumuh  di  kota-kota besar  yang biasa menggunakan air sungai untuk kepentingan mandi, cuci, dan kakus, mempersepsikan air sungai itu
sebagai  suatu  hal  yang  masih  dalam  batas-batas  optimal  sehingga  mereka menggunakan  air kali itu dengan enak saja. Sebaliknya orang  yang biasa tinggal
dipemukiman  mewah,  tidak  mungkin  akan  menggunakan  air  sungai  itu.  Dengan demikian jelaslah bahwa persepsi ditentukan oleh pengalaman,dan pengalaman itu
dipengaruhi kebudayaan.
10
2. Punk Taring Babi
a. Pengertian Punk
Masyarakat  yang  awam  mengenai  punk  menarik  kesimpulan  bahwa  punk adalah segerombolan remaja yang berperilaku negatif dan didukung hingar-bingar
musik  punk  yang  berisi  kecaman  perlawanan  semakin  menyempurnakan miringnya persepsi masyarakat mengenai punk.
”Punk adalah perilaku yang lahir dari sifat melawan, tidak puas hati, marah, dan benci pada suatu yang tidak pada
8
Rahman  Saleh  Abdul    Muhbib  Abdul  Wahab.  Psikologi  Suatu  Pengatar  Dalam Perspektif. Jakarta; Kencana, 2004 h. 118-119.
9
Ibid., h. 120.
10
Ibid., h. 121.