Persepsi Komunitas Punk Taring Babi Terhadap Pendidikan

hidup menjadi anak punk atau anak jalanan ketimbang harus bersekolah. 19 Hal ini senada dengan lagu atau lirik yang dibuat oleh komunitas punk Marjinal mengenai masalah Pendidikan di Indonesia dengan judul “Aku Mau Sekolah Gratis” 19 Rangkuman wawancara dengan komuitas punk Taring Babi Mike, Bob, Gembel, Ujang, Erwan dan Bule di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013. 63 BAB V PENUTUP Alhamdulillah dengan rahmat, hidayat dan taufik Allah SWT, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Dalam penutup ini, penulis mengutarakan beberapa kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

Komunitas Punk sebagai sebuah pandangan secara baik teraplikasikan dalam budaya yang mereka jalankan sehari-hari. Perilaku yang dijalankan punkers merupakan upaya pemaknaan atas pandangan hidup yang mereka anut. Punk memiliki ideologi sosialis yang bersifat bebas. Punk lebih dikenal melalui gaya busananya seperti potongan rambut Mohawk, jaket penuh dengan spike dan bedge, sepatu boots, jeans ketat, badan bertato, dan hidup di jalan-jalan. Punk lahir dari sifat memberontak, tidak puas hati, marah dan benci. Rasa tidak puas hati dan marah pada sesuatu terutama tindakan yang menindas ditunjukkan dan dimasukkan ke dalam musik dan pakaian mereka hingga terbentuk menjadi sebuah komunitas. Pendidikan menurut komunitas punk Taring Babi adalah suatu proses yang menjadi fondasi agar kelak yang mengikuti proses tersebut mampu memiliki kemampuan untuk bertahan hidup. Ketika seseorang mampu bertahan hidup dengan kemampuan yang dimilikinya maka orang tersebut telah melalui proses pendidikan, meskipun bukan pendidikan formal di sekolah atau di lembaga pendidikan formal lainnya. Jadi, menurut komunitas punk marjinal hasil dari suatu pendidikan bukan dilihat berdasarkan ijazah yang dimiliki, tetapi suatu kemampuan yang mampu membuat seseorang, minimal untuk bertahan hidup dan menghasilkan sebuah karya. Pendidikan yang tepat seharusnya diberikan kepada anak-anak punk adalah pendidikan luar sekolah karena peran dari pendidikan luar sekolah memberikan seseorang memperoleh informasi-informasi pengetahuan, latihan ataupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan hidupnya dengan tujuan mengembangkan keterampilan maupun sikap-sikap yang efektif dalam lingkungan masyarakat sekitar. Pendidikan luar sekolah merupakan pengganti pendidikan sekolah formal yang menyediakan kesempatan belajar bagi anak-anak komunitas punk karena berbagai alasan tidak memperoleh kesempatan untuk memasuki dunia pendidikan sekolah yang umumnya sekolah dasar.

B. Saran

1. Komunitas Punk bisa lebih mengembangkan kreatif dan inovatif nya sehingga dapat memberdayakan masyarakat sekitar di kecamatan Lenteng Agung. 2. Pemerintah harusnya harus memperhatikan masyarakat kelas menengah kebawah agar program pemerataan pendidikan yamg tepat sasaran. 3. Masyarakat jangan menilai punk dari sisi negatifnya akan tetapi harus melihat posisi positifnya juga. 4. Pemerintah seharusnya mendukung kegiatan anak punk yang positi dengan karya-karya mereka dengan memberikan modal agar bisa mengembangkan usaha kecil dan menengah pada komunitas punk. 5. Pemerintah seharusnya memberikan Pendidikan wiraswasta kepada anak punk agar mengurangi penganguran dan kemiskinan. 6. Bagi pembelajaran sosiologi, sebagai bahan pengayaan terutama mengenai konsep konsep budaya dan sosial di masyarakat serta pendidikan dalam pembelajaran sosiologi pendidikan. 7. Pemerintah juga harusnya memfasilitasi mereka untuk dapat menyalurkan aspirasi mereka dan memberikan pengertian bagaimana menyampaikan aspirasi yang baik tanpa harus menyepelekan nilai-nilai yang ada pada masyarakat. 65 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu, 1991, Ilmu Sosial Dasar, Rineka Cipta, Jakarta. Dario, Agoes, 2007, Sosiologi Perkembangan Remaja, PT Raja Graffindo Persada, Jakarta. Faisal, Sanapiah, 1990, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi, Yayasan Asih Asah Asuh, Malang. G, Widya, 2010, Punk: Ideologi yang Disalahpahami, Garasi House of Book, Yogyakarta. Gerungan, WA, 2004, Psikologi Sosial, PT Refika Adima, Bandung. Goode, William J, 2007, Sosiologi Keluarga, PT Bumi Aksara, Jakarta. Gunawan, Ary H, 2010, Sosiologi Pendidikan: Suatu Analisi Sosiologi Tentang Berbagai Problem Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta. Hadi, Ahmad Fikri, “Perkembangan Musik Punk di Amerika”, Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 2008, dipublikasikan. Hadisusanto, Dirto, 1995, Pengantar Ilmu Pendidikan, [p.p], [p.t]. Hebdige, Dick, 1999, Asal-usul dan Ideologi Subkultur Punk, Penerbit Buku Baik, Yogyakarta. Hermawan, Bambang, “Wacana Kritik Lirik Musik Rock: Studi Analisis Wacana Kritikal Musik Underground”, Tesis pada Pascasarjana Universitas Indonesia, Depok, 2003, tidak dipublikasikan. Moleong, Lexy J., 1997, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Murti, “Keberagaman Komunitas Punk”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2007, dipublikasikan. Naim, Ngainun dan Achmad Sauqi, 2012, Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi, Ar-ruzz Media, Yogyakarta. Nasution, 1996, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung. Sabri, Muhammad Alisuf, 2005, Solidaritas Pengantar Ilmu Pendidikan, Daras Karya Indonesia, Jakarta. Saleh, Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab, 2004, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Kencana, Jakarta. Sarwono, Sarlito Wirawan dan Eko A. Weinarno, 2011, Psikologi Sosial, Salemba Humanika, Jakarta. Slameto, 2003, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Soekanto, Soerjono, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Soyomukti, Nuraini, 2010, Teori-teori Pendidikan, Ar-ruzz Media , Yogyakarta. Subyantoro, Arief dan FX. Suwarto, 2007, Metode dan Teknik Penelitian Sosial, CV. Andi Offset, Yogyakarta. Sunarto, Kamanto, 2004, Pengantar Sosiologi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Suyanto, Bagong dan Sutinah, 2005, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, Kencana, Jakarta. Syah, Muhibbi, 2006, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, 2008, Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jakarta. Wahono, Francis , Kapitalisme Pendidikan. Yogyakarta : Insist Press, 2001 h.3 Yunus Firdaus, Muhammad, 2004, Pendidikan Berbasis Realita Sosial, Logung Pustaka, Yogyakarta. Atwar Bajari, “Mengolah data dalam Penelitian Kualitatif” http:atwarbajari.wordpress.com20090418mengolah-data-dalam- penelitian-kualitatif, diakses pada hari Minggu tanggal 03 Februari 2013 Pukul 15.09.