Logo dan Susunan Redaksi HOKI

menentukan keputusan-keputusan strategis; sebab ia menjadi pemilik saham penuh atas “copy writer” dari HOKI. 2 Pemimpin Umum Pemimpin Umum dalam HOKI sekaligus menjabat sebagai Pemimpin Redaksi yang bertanggungjawab terhadap konten-konten yang ditayangkan di HOKI secara umum sekaligus memberikan garis besar kebijakan yang harus dilakukan oleh Redaktur Pelaksana dan para editor. 3 Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana HOKI diberikan keistimewaan dalam menayangkan dan atau memiliki berita mana saja yang layak ditayangkan menjadi Berita Utama. 4 Editor Redaktur Editor atau redaktur adalah penulis terpilih yang diangkat dan ditentukan sebelumnya oleh Tim Redaksi dan Badan Pengurus KabarIndonesia yang memiliki tugas : 81 1. Mengedit berita-berita yang masuk. 2. Mengubah naskah berita yang berada di ko tak “Edit Berita”. 81 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 20 April 2014, pukul 06.38.40 WIB. 3. Mengubah status berita dari Berita Non-Aktif menjadi Berita Valid. Selama status berita tidak diubah, maka berita tersebut akan tetap menjadi berita sementara dan tidak dapat ditayangkan. 4. Perubahan tingkat status berita dapat dilaksanakan pada saat mengedit berita. 5. Meningkatkan kategori berita dari Berita Reguler menjadi Berita Utama. 6. Mengganti gambar atau foto yang dikirimkan oleh penulis dengan gambar atau foto baru yang dirasa lebih sesuai dengan topik berita bersangkutan. 7. Dapat menolak berita dengan mengubah status berita menjadi Berita Ditolak. Di harian online ini, para editor dibagi menjadi dua jenis: 1 editor yang memiliki kapasitas memvalidkan setiap berita; 2 editor yang memiliki kapasitas memvalidkan sekaligus mengaktifkan atau menayangkan setiap berita. 82

E. Rubrik Rohani

Secara normatif, subrubrik Rohani pada Rubrik Berita diadakan untuk memberikan kesempatan kepada setiap pewarta warga mengekspresikan gagasan pendapat dan membagikan informasi kepada publik mengenai dinamika 82 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 27 April 2014, pukul 19.35.40 WIB. kehidupan sosial-keagamaan yang ada di sekitar mereka. Subrubrik rohani diperuntukkan kepada siapa pun, tidak terbatas hanya para kyai, ulama, pendeta, guru, dan sebagainya, melainkan diperuntukkan bagi masyarakat umum. Subrubrik Rohani diadakan agar para penulis sekaligus pembaca subrubrik tersebut memiliki kepedulian tinggi pada dinamika kehidupan spiritual, rohani, keagamaan, maupun kegiatan-kegiatan lain yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal terpenting, subrubrik ini sangat terbuka diisi oleh beragam pewarta warga citizen journalist dari berbagai penganut keyakinan agama. 83 Berikut tulisan yang dimuat pada subrubrik Rohani situs www.kabarindonesia.com : A. Tulisan rohani terkait agama Islam : Antara Puasa dan Syahwat Korupsi Oleh : Ahmad Sidqi | 17-Jul-2013, 20:12:19 WIB KabarIndonesia - Bulan suci Ramadhan yang sedang kita jalani adalah bulan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai spiritualistik yang kental. Di dalamnya terkandung nilai zahid atau zuhud menghilangkan sifat keduniawian, nilai maghfiroh ampunan dari Tuhan dan masih banyak nilai lainnya. Allah SWT berfirman; Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa QS. Al Baqoroh [2]: 183. Dalam terminologi ayat di atas ada dua makna yang tersirat dari sebuah ritual yang bernama puasa. Yakni, Allah memerintah kepada umat muslim yang beriman untuk berpuasa untuk meningkatkan maqom-nya derajat menjadi umat muslim yang bertakwa. Proses terjadinya ketakwaan tidak lain melalui koridor Islamic law hukum Islam. Perlu diketahui bahwa dalam hukum Islam tersebut harus mampu memaknai esensi puasa. Puasa bukan sekedar menahan hawa nafsu ‘momentum. Maksudnya adalah menahan hawa nafsu ketika di bulan Ramadhan saja, akan 83 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014 pukul 15.53.10 WIB. tetapi nilai-nilai puasa sebagai transformasi kebaikan dan peningkatan kualitas diri serta masyarakat yang dinamis. Karena tujuan puasa adalah menahan hawa nafsu, maka sebagai umat muslim harus mengetahui nafsu yang terlarang. Nafsu yang terlarang ini terbagi menjadi dua hal, yakni nafsu ammarah nafsu keburukan dan nafsu lawwamah nafsu berbuat baik tapi masih berbuat maksiat. Adanya momen puasa sebagai tempaan untuk melawan dua nafsu tersebut dan mengganti kepada nafsu muthmainnah nafsu kebaikan. Melawan ‘Syahwat Korupsi Korupsi adalah sebagian kecil dari nafsu lawwamah. Tindakan korupsi yang sudah merajalela bahkan membudaya di negeri ini dianggap hal yang biasa, padahal Allah SWT telah melarang hambanya untuk melakukan segala penimbunan harta yang tidak halal. Allah berfirman; Telah membuat kalian lalai, upaya memperbanyak harta, sehingga kalian masuk liang kubur QS. At- Takasur [102]: 1-2. Tindakan penimbunan harta ini sudah dijelaskan sebagai nash yang mutlak diharamkan oleh Tuhan. Tindakan korupsi yang sudah mengakar ini dalam tingkatan sosial yang rendah sampai pada tingkatan pemerintahan menyumbangkan kepincangan dalam nilai agama dan nilai sosial kemasyarakatan. Bangsa Indonesia yang sebagian besar memeluk agama Islam dan sebagian besar pula mengerti akan ajaran agama Islam, akan tetapi tidak bisa mengamalkan dari makna ajaran agama Islam. Dalam catatan tindak korupsi, pelaku korupsi di Indonesia memeluk agama Islam. Artinya, nilai spiritual dalam agama perlu dipertanyakan, apakah agama yang mereka peluk hanya sebagai legalitas kenegaraan?. Mengutip pesan dari Sayyidina Umar bin Khottob sang khulafaur- rosyidin ketika beliau menerima jabatan sebagai khalifah, beliau mengatakan; La islama illa bil jamaah wala jamaata illa bil imarah wala imarata illa bit thoah Tiada Islam tanpa komunitas, tiada komunitas tanpa kepemimpinan, dan tiada kepemimpinan tanpa ketaatan. Pemimpin bangsa Indonesia juga harus tegas dalam menindak tegas, adil, dan jujur untuk memberantas korupsi, karena sudah merusak tatanan kemaslahatan ummat. Dimulai dari puasa, meresapi nilai puasa hingga menjadi orang-orang bertakwa sebagaimana sang pembawa risalah agama diutus ke dunia, Rasululloh SAW untuk menyempurnakan akhlak. Ketika akhlak terpuji manusia Indonesia sudah menjamur, penulis yakin bahwa perbuatan korupsi dan sifat-sifat keburukan manusia sejenisnya akan hilang, dan berganti menjadi sifat perdamaian yang penuh cinta kasih. Penulis adalah Penggiat Filsafat, Peneliti Al-Mughni Center Jakarta. Penulis bisa ditemui di twitter a_sidqi B. Tulisan rohani terkait agama Kristen : Menghindari Sikap Iri Hati Oleh : Elias Bidaugi Pigome | 11-Mar-2012, 00:45:58 WIB KabarIndonesia - Ada trend di sejumlah daerah bahwa sejumlah orang kaya dan pejabat tinggi mendirikan sekolah yang megah. Karena mereka mencari sejumlah ahli untuk menjalankan sekolah itu. Para pemilik sekolah ini tidak segan-segan mengeluarkan banyak uang agar sekolah mereka berkembang menjadi sekolah terbaik, sekolah bertaraf internasional. Para siswa dan guru begitu disayangi. Dengan kasih sayang, dana dan perhatian, seharusnya sekolah itu berkembang sangat baik. Namun, apa yang terjadi? Beberapa sekolah tidak berkembang; malah banyak yang ditutup. Penyebabnya adalah konflik pada tingkat manajemen. Mereka bukan tidak mampu menjalankan sekolah itu. Malah mereka adalah ahli untuk bidang tersebut. Namun, sikap egois dan iri hati mereka telah menenggelamkan keahlian yang mereka miliki. Kata Iri hati bisa mengantarkan orang menjadi pembunuh; bahkan bahkan membunuh saudara sendiri. Dia menjadi korban sikap iri hati saudara- saudaranya. Sikap iri hati mengantar orang menyepelekan orang lain bahkan menyingkirkan saudara sendiri. Yesus menggambarkan bahwa bangsa Israel adalah kebun anggur yang sangat disayangi dan dimanja Allah. Namun, orang yang diserahkan untuk mengelola kebun anggur itu atau pemimpin Israel hanyalah orang-orang bermata gelap. Mereka membunuh utusan Tuhan bahkan Putra Tuhan sendiri. Yesus menyatakan bahwa pemimpin seperti itu bodoh karena membuang batu sendi yang seharusnya menjadi penyangga bangunan yang paling kokoh. Saudara dan saudari, hendaklah sikap iri hati disingkirkan dari diri kita sejak dini, jangan sampai itu menjadi pemicu yang membuat kita melakukan hal- hal yang jahat. Hiduplah secara benar dan lakukanlah tugas kita secara benar. Bersyukurlah apa yang ada jangan sampai ambisi dan iri hati menghancurkan diri kita dan sesama kita. Kutipan dari percikan hati. Elias Bidaugi Pigome sebagai Mahasiswa Papuan in Mining Engineering, Universitas Trisakti Indonesia. C. Tulisan rohani terkait agama Buddha: Waisak dan Keselarasan Alam Oleh : Ibn Ghifarie | 19-Mei-2011, 02:20:30 WIB KabarIndonesia - Harus diakui, banjir bandang dan tanah longsor yang mendera lima kecamatan di Garut Selatan; Cikelet, Pameungpeuk, Cisompet, Mekarmukti dan Cibalong dengan menelan korban jiwa 10 orang meninggal, 3 orang hilang, dan 6 orang luka-luka merupakan bukti nyata atas ulah lalim perbuatan manusia. Pasalnya, sikap serakah dan perilaku jahil yang tertanam dalam sanubari kita membuat alam murka sekaligus unjuk kekuatan. Betapa tidak, tibanya musim penghujan malah menjadi petaka yang tak bisa terelakkan karena kita seriang alpa mensyukuri segala pemberian anugerah dari Tuhan ini. Ironis memang. Karena prihatin terhadap tragedi banjir bandang dan tanah longsor, Daud Muhammad Komar, keturunan masyarakat adat Kampung Dukuh menuturkan, “Apalah artinya kami menjaga dan memelihara kelestarian Gunung Padukuhan, jika hutan di lokasi lainnya tidak dipedulikan, bahkan dirambah serta dialihfungsikan,“ tegasnya Garut News, 105 Rupaya, kearifan lokal untuk menjaga, melestarikan alam, hutan, lingkungan sekitar yang diwariskan secara turun-temurun tak dipegang. Malahan keberadaan Leuweung Sancang yang terkenal angker dengan mitos Prabu Siliwangi sebagai salah seorang Raja Sunda yang menonjol itu, ternyata tidak mempan untuk dijadikan penangkal pengrusakan, penggundulan, perampasan hutan yang dilakukan masyarakat. Haruskah upaya ngamumule alam di tanah Parahyangan ini hanya lestari pada legenda-legenda semata? Sejatinya, kehadiran Waisak 2555 BE yang jatuh pada tanggal 17 Mei 2011 ini tidak hanya sekedar merayakan Tri Suci Waisak Puja kelahiran, pencapaian Penerangan Sempurna, dan parinirwana; meninggal dunia tapi harus memberikan keselarasan, keseimbangan, keharmonisan antara manusia dengan alam supaya lebih arif dan bijaksana. Berkah Waisak Umat Buddhis menyakini berkah terdalam dari adanya detik-detik Waisak 17 Mei 2011-Pukul 18.08.23 WIB adalah membersihkan hati, pikiran, menebar sikap welas asih untuk tetap mendorong sekaligus menjaga keselarasan, keharmonisan, kelestarian kehudupan, alam dan manusia. Menurut Parwati Soepangat, upaya melestarikan ini diperlukanlah; Pertama, mengikuti hukum universal supaya kehidupannya selaras dan tidak menyimpang dari hukum yang mengatur semesta dan isinya, yakni melalui jalan hukum karma sebab-akibat, hukum paticca samuppada sebab-musabab yang bergantungan, hukum anicca sementara, tidak kekal, berubah dan hukum majimma patipada keseimbangan, jalan tengah, tidak ikut yang ekstrim. Kedua, Keselarasan dari semua kehidupan manusia, alam, binatang, makhluk lain. Semuanya harus bersumber pada lima hukum yang mendasari kehidupan sebagaimana yang tertera dalam Dhammasangani; Utu Niyama hukum tentang energi, Bija Niyama hukum yang berkaitan dengan botani, Kamma Niyama hukum tentang sebab akibat, Cita Niyama hukum tentang bekerjanya pikiran, Dhamma Niyama hukum tentang segala apa yang tidak diatur keempat Niyama. Dengan membawa keselarasan dalam semesta pada aturan hukum yang berlaku, maka diharapkan segala macam musibah dapat dicegah. Ketiga, Tidak merusak atau menghancurkan kehidupan dan bantu kelestarian. Buddha mengajarkan pelestarian sebagaimana termaktum pada