Lingkungan Faktor Eksternal Environtment as External Factor

Mari kita renungkan Anguttara Nikaya 1.60 Hujan yang turun di satu daerah pada suatu waktu akan berkurang ketika masyarakat berada di bawah kuasa keinginan yang menyesatkan, keserakahan tanpa alasan dan mengikuti pengertian nilai salah. Cuaca kering menyebakan kelaparan sebagai akibat peningkatan laju kelahiran. Akibat keserakahan manusia akan kemewahan, kekayaan dan kekuasaan telah menyebabkan berdirinya pabrik, mall yang dapat menimbulkan masalah polusi udara, air, tanah, suara, cuaca yang mempengaruhi flora, pauna dan alam sekitar. Dengan menumbuhkan kesadaran ini dapat membuahkan lingkungan saling berinteraksi dalam kehidupan dan menimbulkan tanggung jawab bersama pada lingkungan untuk dipelihara dan dilestarikan. Parwati Soepangat,2002:85- 88 Keselarasan Alam Pentingnya menjaga keselarasan dengan alam sering dinamai ahimsa, seperti ditulis Dian Maya Safitri dengan merujuk kepada Ian Harris, Professor bidang Kajian Buddha Buddhist Studies di Universitas Cumbria dalam buku Ecological Buddhism 2003 yang mengemukakan konsep tentang ahimsa keharmonisan, tanpa kekerasan, tidak merusak terhadap dunia tumbuhan sebagai bagian penting dari dhamma ajaran Buddha yang akan menentukan jalan menuju nibbana pembebasan, telah menginspirasi anggota sangha komunitas Biksu dan orang awam untuk berbuat baik terhadap alam. Kompas, 31122010 Dalam upaya menciptakan Tanah Sunda sebagai green province dengan agenda Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW, Provinsi Jawa Barat perlu melibatan semua komponen untuk menjaga alam ini tanpa menitikberatkan terhadap Pemerintah. Para karuhun urang selalu memberikan dongeng-dongeng untuk tetap menjaga keberadaan hutan, alam sekitar supaya dijaga, dipelihara, dilestarikan dan mendapatkan perhatian lebih sekaligus larangan pamali untuk tidak merusaknya. Mari kita tengok dari beberapa cerita-cerita; macan putih Sancang Garut, Cipatujah Tasikmalaya Badak Cihea dan Bojonglarang Cianjur, Banteng Cikepuh Sukabumi dan Lebak Siliwangi Bandung supaya menumbuhkan kecintaan kita terhadap alam sekitar. Kiranya, petuah Buddha Gotama di khotbah terakhir di Hutan Sala milik Suku Malla, di antara Pohon Sala besar di dekat Kusinara perlu kita renungkan sejenak untuk mempengingati Waisak ini. Ajaranku yang terpenting adalah: Anda harus bisa menaklukkan diri sendiri. Jauhkan keserakahan dan nafsu keinginan. Berjalan di tempat yang benar menjalankan hidup suci. Dengan kejujuran dan kebenaran. Selalu mengingat: Kehidupan dan tubuh ini sangat singkat dan semtara. Bilamana dapat merenungkan sedemikan rupa Anda akan bisa menjaukan keserakahan dan nafsu keinginan, dendam dan amanah. Anda bisa menjauhkan kejahatan. pasal 4 Para siswaku: Sewaktu Anda mengetahui diri sendiri telah terangsang oleh keserakahan dan nafsu keinginan. Anda harus berjuang keras untuk mengendalikannya. Anda dapat menjadi majikan bagi diri Anda sendiri. Jangan sampai diperbudak oleh nafsu keinginan pasal 6 Semoga tibanya Dharmasanti 2555 ini dapat menyelamatkan hutan, lingkungan, alam Pasundan dengan berangkat dari kebiasaan memelihara kearifan dan keharmonisan alam sebab ajaran Buddha membabarkan pentingnya menjaga kelestarian, keharmonisa alam supaya bisa menyelaraskan manusia sebagai petanda orang dewasa. Selamat Hari Raya Waisak 2555. Sabbe satta bhavantu sukhitata. Semua mahkluk berbahagia. Sadha, sadha, sadha. IBN GHIFARIE, Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Program Religious Studies. Antara Puasa dan Syahwat Korupsi Oleh : Ahmad Sidqi | 17-Jul-2013, 20:12:19 WIB KabarIndonesia - Bulan suci Ramadhan yang sedang kita jalani adalah bulan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai spiritualistik yang kental. Di dalamnya terkandung nilai zahid atau zuhud menghilangkan sifat keduniawian, nilai maghfiroh ampunan dari Tuhan dan masih banyak nilai lainnya. Allah SWT berfirman; Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa QS. Al Baqoroh [2]: 183. Dalam terminologi ayat di atas ada dua makna yang tersirat dari sebuah ritual yang bernama puasa. Yakni, Allah memerintah kepada umat muslim yang beriman untuk berpuasa untuk meningkatkan maqom-nya derajat menjadi umat muslim yang bertakwa. Proses terjadinya ketakwaan tidak lain melalui koridor Islamic law hukum Islam. Perlu diketahui bahwa dalam hukum Islam tersebut harus mampu memaknai esensi puasa. Puasa bukan seke dar menahan hawa nafsu ‘momentum. Maksudnya adalah menahan hawa nafsu ketika di bulan Ramadhan saja, akan tetapi nilai-nilai puasa sebagai transformasi kebaikan dan peningkatan kualitas diri serta masyarakat yang dinamis. Karena tujuan puasa adalah menahan hawa nafsu, maka sebagai umat muslim harus mengetahui nafsu yang terlarang. Nafsu yang terlarang ini terbagi menjadi dua hal, yakni nafsu ammarah nafsu keburukan dan nafsu lawwamah nafsu berbuat baik tapi masih berbuat maksiat. Adanya momen puasa sebagai tempaan untuk melawan dua nafsu tersebut dan mengganti kepada nafsu muthmainnah nafsu kebaikan. Melawan ‘Syahwat Korupsi Korupsi adalah sebagian kecil dari nafsu lawwamah. Tindakan korupsi yang sudah merajalela bahkan membudaya di negeri ini dianggap hal yang biasa, padahal Allah SWT telah melarang hambanya untuk melakukan segala penimbunan harta yang tidak halal. Allah berfirman; Telah membuat kalian lalai, upaya memperbanyak harta, sehingga kalian masuk liang kubur QS. At- Takasur [102]: 1-2. Tindakan penimbunan harta ini sudah dijelaskan sebagai nash yang mutlak diharamkan oleh Tuhan. Tindakan korupsi yang sudah mengakar ini dalam tingkatan sosial yang rendah sampai pada tingkatan pemerintahan menyumbangkan kepincangan dalam nilai agama dan nilai sosial kemasyarakatan. Bangsa Indonesia yang sebagian besar memeluk agama Islam dan sebagian besar pula mengerti akan ajaran agama Islam, akan tetapi tidak bisa mengamalkan dari makna ajaran agama Islam. Dalam catatan tindak korupsi, pelaku korupsi di Indonesia memeluk agama Islam. Artinya, nilai spiritual dalam agama perlu dipertanyakan, apakah agama yang mereka peluk hanya sebagai legalitas kenegaraan?. Mengutip pesan dari Sayyidina Umar bin Khottob sang khulafaur- rosyidin ketika beliau menerima jabatan sebagai khalifah, beliau mengatakan; La islama illa bil jamaah wala jamaata illa bil imarah wala imarata illa bit thoah Tiada Islam tanpa komunitas, tiada komunitas tanpa kepemimpinan, dan tiada kepemimpinan tanpa ketaatan. Pemimpin bangsa Indonesia juga harus tegas dalam menindak tegas, adil, dan jujur untuk memberantas korupsi, karena sudah merusak tatanan kemaslahatan ummat. Dimulai dari puasa, meresapi nilai puasa hingga menjadi orang-orang bertakwa sebagaimana sang pembawa risalah agama diutus ke dunia, Rasululloh SAW untuk menyempurnakan akhlak. Ketika akhlak terpuji manusia Indonesia sudah menjamur, penulis yakin bahwa perbuatan korupsi dan sifat-sifat keburukan manusia sejenisnya akan hilang, dan berganti menjadi sifat perdamaian yang penuh cinta kasih. Penulis adalah Penggiat Filsafat, Peneliti Al-Mughni Center Jakarta. Penulis bisa ditemui di twitter a_sidqi Selanjutnya, opini yang dikemukakan dalam subrubrik rohani adalah opini yang berasal dari renungan batin seorang citizen journalist yang kemudian dituangkan kedalam tulisan dan serta merta mengajak kepada para pembaca untuk ikut mengaplikasikan intisari dari opininya. Contoh tulisan opini dalam subrubrik rohani HOKI : Menghindari Sikap Iri Hati Oleh : Elias Bidaugi Pigome | 11-Mar-2012, 00:45:58 WIB KabarIndonesia - Ada trend di sejumlah daerah bahwa sejumlah orang kaya dan pejabat tinggi mendirikan sekolah yang megah. Karena mereka mencari sejumlah ahli untuk menjalankan sekolah itu. Para pemilik sekolah ini tidak segan-segan mengeluarkan banyak uang agar sekolah mereka berkembang menjadi sekolah terbaik, sekolah bertaraf internasional. Para siswa dan guru begitu disayangi. Dengan kasih sayang, dana dan perhatian, seharusnya sekolah itu berkembang sangat baik. Namun, apa yang terjadi? Beberapa sekolah tidak berkembang; malah banyak yang ditutup. Penyebabnya adalah konflik pada tingkat manajemen. Mereka bukan tidak mampu menjalankan sekolah itu. Malah mereka adalah ahli untuk bidang tersebut. Namun, sikap egois dan iri hati mereka telah menenggelamkan keahlian yang mereka miliki. Kata Iri hati bisa mengantarkan orang menjadi pembunuh; bahkan bahkan membunuh saudara sendiri. Dia menjadi korban sikap iri hati saudara- saudaranya. Sikap iri hati mengantar orang menyepelekan orang lain bahkan menyingkirkan saudara sendiri. Yesus menggambarkan bahwa bangsa Israel adalah kebun anggur yang sangat disayangi dan dimanja Allah. Namun, orang yang diserahkan untuk mengelola kebun anggur itu atau pemimpin Israel hanyalah orang-orang bermata gelap. Mereka membunuh utusan Tuhan bahkan Putra Tuhan sendiri. Yesus menyatakan bahwa pemimpin seperti itu bodoh karena membuang batu sendi yang seharusnya menjadi penyangga bangunan yang paling kokoh. Saudara dan saudari, hendaklah sikap iri hati disingkirkan dari diri kita sejak dini, jangan sampai itu menjadi pemicu yang membuat kita melakukan hal- hal yang jahat. Hiduplah secara benar dan lakukanlah tugas kita secara benar. Bersyukurlah apa yang ada jangan sampai ambisi dan iri hati menghancurkan diri kita dan sesama kita. Kutipan dari percikan hati. Elias Bidaugi Pigome sebagai Mahasiswa Papuan in Mining Engineering, Universitas Trisakti Indonesia.

B. KEBIJAKAN

REDAKSIONAL WWW.KABARINDONESIA.COM DALAM MENGELOLA RUBRIK ROHANI Untuk mengetahui kebijakan redaksional dalam situs www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani, maka dilakukan analisis dengan menguraikan pedoman dan peraturan yang digunakan media citizen journalism tersebut.

1. Berpedoman pada nilai berita Human Interest

Rubrik rohani hadir sebagai forum untuk mengekspresikan pendapat dan berbagi informasi sesama citizen journalist mengenai spiritualitas keagamaan. Pluralisme di HOKI pun sangat terjaga tanpa membeda-bedakan siapa yang menulis dan apa statusnya dalam kehidupan keagamaannya sehari-hari. “Secara normatif, adanya subrubrik Rohani pada Rubrik Berita diadakan untuk memberikan kesempatan kepada setiap pewarta warga mengekspresikan gagasan pendapat dan membagikan informasi kepada publik mengenai dinamika kehidupan sosial-keagamaan yang ada di sekitar mereka. Subrubrik rohani diperuntukkan kepada siapapun, tidak terbatas hanya para kyai, ulama, pendeta, guru, dan sebagainya, melainkan juga masyarakat umum. ” 104 Subrubrik rohani mengedepankan nilai berita kerohanian yang sifatnya menyebarkan kebaikan, perdamaian, dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. “Subrubrik ini diadakan agar para penulis sekaligus pembaca subrubrik ini memiliki kepedulian tinggi pada dinamika kehidupan spiritual, rohani, keagamaan, maupun kegiatan-kegiatan lain yang mampu 104 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014 pukul 15.53.10 WIB. meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal terpenting, subrubrik ini sangat terbuka diisi oleh beragam citizen journalist dari berbagai penganut keyakinan agama. ” 105

2. Penulisan Berita Berdasarkan Pedoman HOKI a. Pedoman pada 10 Dasa Titah bagi Penulis

Khusus dalam menentukan apakah konten yang dikirimkan ke meja redaksi HOKI, termasuk ke subrubrik Rohani layak tayang atau tidak, para editor dan dewan redaksi HOKI mendasarkan penulisan isi berita pada 10 Dasa Titah Penulis sebagai pedoman utama penulisan, yang berlaku dan mengikat para citizen journalist penulis HOKI. Hal ini sudah dikemukakan di awal sebelum citizen journalist mendaftarkan diri. Peraturan dibuat untuk meminimalisir terjadinya plagiarisme, mengakuratkan data, menghindari tulisan berbau SARA dan pornografi. “Berikut 10 Dasa Titah bagi Penulis yang wajib ditaati: 1 registrasi data penulis; 2 tidak diperkenankan menggunakan nama samara; 3 tulisan yang dikirim bukannya plagiarisme dan juga tidak melanggar Undang-undang Hak Cipta yang berlaku di Indonesia maupun internasional; 4 tidak bersifat pornografi maupun hal-hal yang melanggar etik; 5 bukan berupa iklan ataupun berita yang bersifat komersil; 6 tulisan merupakan sumbangan sukarela tanpa honor; 7 penulis bertanggung jawab sepenuhnya atas berita yang ditayangkan di HOKI; 8 tulisan tidak bersifat provokatif maupun hasutan; 9 kebenaran isi berita bisa dipercaya maupun dipertanggungjawabkan; 10 tulisan tidak boleh menyinggung, menyudutkan maupun melecehkan baik pribadi atau organisasi tertentu, agama maupun kepercayaan tertentu, suku atau etnis maupun gender tertentu. ” 105 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014 pukul 15.53.10 WIB. Gambar 4.2 10 Dasa Titah Penulis situs www.kabarindonesia.com

b. Pedoman Kebijakan Redaksional bagi Editor dan Penulis

Di samping pedoman bagi penulis, HOKI juga memiliki pedoman sebagai bentuk kebijakan redaksional yang harus dipatuhi oleh para editor dan dewan redaksi HOKI. Hal ini bersifat mengikat meskipun di HOKI antaranggota bekerja berjauhan, namun ada pedoman yang harus diikuti guna kedisiplinan kerja. “Kebijakan redaksional lain untuk para editor dan dewan redaksi mencakup: 1 hak editor untuk menolak atau tidak memuat karya pewarta warga yang sudah pernah dimuat atau ditayangkan di media massa lainnya baik media arus utama maupun media alternatif; menolak atau tidak memuat ka rya pewarta warga yang sekadar “copy-paste” dari media lainnya; segera menghapus karya pewarta warta yang sudah terlanjur dimuat di HOKI ketika diketahui karya tersebut telah dimuat di media lainnya, atau sekadar hasil “copy-paste” dari media lainnya; sekaligus memberikan peringatan kepada pewarta warga bersangkutan untuk tidak mengulanginya lagi. Jika sejumlah surat peringatan maksimal sebanyak tiga kali yang sudah dilayangkan redaksi HOKI tersebut diabaikan, namun sang citizen journalist tetap melakukan tindakannya; redaksi HOKI berhak mem- black list status keanggotaanya di HOKI, sehingga setiap karya yang dikirimkan ke redaksi HOKI tidak akan pernah dimuat di HOKI selamanya. 2 para editor dan dewan redaksi HOKI berhak mengubah mengedit redaksi setiap karya yang dikirimkan oleh para pewarta warga di HOKI tanpa mengubah substansi pesan yang disampaikan oleh pewarta warga. ” 106 Kebijakan redaksional yang berlaku di HOKI benar-benar memberikan kebebasan penuh kepada setiap editor maupun dewan redaksi HOKI untuk menayangkan dan atau menolak setiap karya pewarta warga sebab kerja mereka bersifat sukarela. Para editor dan dewan redaksi tidak mendapatkan upah berupa gaji bulanan dan sebagainya, sehingga tidak ada ikatan kerja sebagaimana pekerja kantor lainnya. Eksistensi HOKI dapat terus terjaga karena para pewarta warga, editor, dan dewan redaksi HOKI memiliki komitmen dan kesadaran yang tinggi untuk berkontribusi dalam menjaga keberlangsungan hidup media ini.

c. Kebijakan Tambahan Redaksi HOKI

Selain beberapa kebijakan di atas, ada beberapa kebijakan tambahan dari redaksi HOKI: 106 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014 pukul 15.53.10 WIB. 1. KabarIndonesia tidak bertanggungjawab atas isi konten yang berupa teks, gambar, atau material lainnya yang diunggah atau diposting di KabarIndonesia. 2. KabarIndonesia tidak menjamin semua tulisan yang dikirim akan ditayangkan. 3. KabarIndonesia tidak akan mengomentari penolakan tulisan; dan keputusan tersebut tidak dapat diganggu-gugat. 4. KabarIndonesia berhak mencekal dan mencabut hak pewarta warga sebagai penulis apabila pewarta warga melakukan pelanggaran dari 10 Dasa Titah. 5. KabarIndonesia berhak mengedit maupun mempersingkat isi berita apabila berita tersebut terlalu panjang. 6. KabarIndonesia akan selalu menayangkan nama penulis bersama dengan beritanya. 7. KabarIndonesia tidak bertanggung jawab atas isi komentar maupun kritikan yang masuk. 8. KabarIndonesia memperbolehkan penulis untuk mengirimkan foto sesuai dengan berita yang dikirimkan, tetapi di pihak lain, KabarIndonesia juga berhak untuk mengganti ataupun menolak foto tersebut. 9. KabarIndonesia memiliki hak sepenuhnya untuk menentukan di mana, kapan, dan berapa lama berita tersebut ditayangkan.