Pedoman Kebijakan Redaksional bagi Editor dan Penulis Kebijakan Tambahan Redaksi HOKI

Gambar 4.3 Kebijakan Pertanggungjawaban HOKI Berkaitan dengan kerusakan dalam bentuk apapun yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung, seperti yang dijelaskan pada poin 10 tentang kebijakan tambahan redaksi HOKI, Supadiyanto menginformasikan bahwa: “Contoh penafsiran atas klausul di atas; misalnya pewarta HOKI maupun editor HOKI mengalami kerusakan laptop, kamera, alat transportasi ketika melakukan kerja jurnalisme ala pewarta HOKI; maka mereka tidak bisa mengklaim biaya perbaikan atas kerusakan yang ditimbulkan kepada redaksi atau manajemen HOKI, atau meminta pertanggungjawaban kepada HOKI.” 108 Adapun segala bentuk kerusakan yang dimaksud baik berasal dari pewarta warga maupun anggota redaksi HOKI selama mengerjakan kerja jurnalistik mereka; mereka tidak dapat mengklaim biaya perbaikan atas kerusakan yang ditimbulkan kepada redaksi atau manajemen HOKI, atau meminta pertanggungjawaban kepada HOKI. Semua kerusakan tersebut ditanggung dengan biaya pribadi.

3. Kasus Hukum dan Pertanggungjawabannya

Citizen journalist situs www.kabarindonesia.com dapat pula terkena sanksi apabila ia mengabaikan pedoman penulisan. Karena berita di HOKI merupakan berita yang harus mencerdaskan, mengandung kebenaran, dan memberikan pencerahan, sudah selayaknya karya yang dikirim mengandung kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan. “Seluruh konten yang ditulis oleh pewarta HOKI dan ditayangkan oleh HOKI menjadi tanggungjawab penuh penulisnya sendiri, baik secara intelektual maupun di hadapan hukum positif. Sebagaimana yang termuat 108 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 02 Mei 2014, pukul 13.18.30 WIB. dalam “Privacy Statement” yang bisa diakses pada ketika mau mendaftar menjadi pewarta HOKI. ” 109

a. Kasus Hukum Plagiarisme dan Pertanggungjawabannya

Apabila pihak redaksi HOKI mendapat aduan dari pembacanya yang memberitahukan bahwa terdapat berita yang tidak valid, bersifat fitnah dan lain sebagainya; atau bahkan hasil “copy-paste” dari media lain; pihak redaksi akan menurunkan berita yang sudah dimuat pada situs tersebut. “Ketika diketahui ada pembaca HOKI yang memberitahukan bahwa berita yang dimuat di HOKI tidak benar, tidak valid, memfitnah, dsb; atau bahkan hasil kopi paste dari media lainnya; redaksi HOKI akan menurunkan berita yang sudah termuat tersebut. Dan sangat diharapkan keaktivan dari pembaca HOKI yang merasa dirugikan adanya pemberitaan HOKI untuk memb uat berita “pembenaran” atau pelurusan atas berita yang dianggap keliru tersebut. Dan tidak segan-segan, redaksi HOKI akan mem- black list pewarta HOKI yang melakukan pemanipulasian berita tersebut, atau melakukan plagiatisme.” 110 Pihak redaksi HOKI mengharapkan keaktifan dari para pembaca yang merasa dirugikan atas pemberitaan HOKI untuk membuat berita yang meluruskan kekeliruan berita sebelumnya. Redaksi akan melakukan black list pewarta HOKI yang melakukan plagiarisme. “…Redaksi sudah beberapa kali mem-black list penulis yang mengopipaste hasil berita yang sudah termuat di media lain, selain di HOKI….” 111

b. Kasus Hukum Pidana dan Perdata dan Penyelesaiannya

Jika terjadi sengketa hukum yang pelik dan sulit diselesaikan antara pewarta warga dengan redaksi HOKI, atau pewarta warga dengan pihak lainnya; 109 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 02 Mei 2014, pukul 13.18.30 WIB. 110 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 02 Mei 2014, pukul 13.18.30 WIB. 111 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 20 April 2014, pukul 06.30.02 WIB. yang secara prinsipil membawa institusi HOKI, maka hukum yang diberlakukan adalah hukum di Belanda. “Kasus hukum yang berhubungan dengan HOKI akan merujuk pada hukum pidana maupun perdata di negara Belanda; sebab HOKI didirikan oleh Yayasan Peduli Indonesia yang terdaftar sebagai stichting yayasan di Kamar Dagang Alphen aan den Rijn- Netherlands.” 112 Kasus hukum yang berkaitan dengan harian online tersebut akan merujuk pada hukum pidana maupun perdata yang berlaku di negara Belanda; sebab HOKI didirikan oleh Yayasan Peduli Indonesia YPI yang terdaftar sebagai stichting yayasan di Kamar Dagang Alphen aan den Rijn-Netherlands Belanda. Sejauh ini, belum terjadi kasus pelik yang melibatkan media jurnalisme warga tersebut. “…Syukurlah, selama ini belum ada kasus hukum semacam itu….” 113

c. PPWI sebagai Advokat Hukum Sengketa

Perlindungan kepada citizen journalist yang terbelit kasus hukum dengan HOKI akan mendapat bantuan hukum advokasi dari lembaga Persatuan Pewarta Warga Indonesia PPWI. Namun, sama sekali tidak ada kerjasama antara HOKI dengan PPWI apabila tejadi sengketa yang dimejahijaukan, karena masing-masing institusi tersebut berdiri sendiri, namun tidak menutup kemungkinan di masa mendatang akan terjadi kerjasama antara HOKI dan PPWI. “Tidak ada hubungan antara HOKI dan PPWI secara institusional ya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan di masa mendatang akan terjadi kerjasama antara HOKI dan PPWI. Khusus terkait salah satu fungsi PPWI, memang PPWI salah satu tujuannya melakukan advokasi atau pembelaan kepada para pewarta warga; tidak melulu hanya berlaku bagi anggota PPWI semata, termasuk di luar anggota PPWI. ” 114 112 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 02 Mei 2014, pukul 13.18.30 WIB. 113 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 02 Mei 2014, pukul 13.18.30 WIB. 114 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 06 Mei 2014, pukul 08.05.40 WIB.

C. TUJUAN

IDEOLOGI WWW.KABARINDONESIA.COM DALAM MENGELOLA RUBRIK ROHANI Subrubrik rohani memiliki tujuan ideologi yang terlihat dalam setiap karya berita yang lolos seleksi meja redaksi. Karya-karya tersebut berupa straight news dan features yang bervariasi mulai dari laporan kegiatan keagamaan, opini, dan uraian dari keadaan yang terjadi kemudian dianalisis dengan menggunakan ayat dalam kitab suci keagamaan. HOKI memiliki empat tujuan ideologi yang digunakan dalam mengelola subrubrik rohani dan ini merupakan perspektif yang dijadikan acuan dalam proses menyeleksi berita. Redaksi harus berhati-hati dalam menyeleksi setiap karya yang masuk ke subrubrik rohani dikarenakan persoalan agama sangat rentan dengan persoalan SARA. Karena itu, pihak redaksi harus dapat menemukan persamaan dalam perbedaan keagamaan, menghilangkan politisasi pemberitaan, mempertemukan berbagai pendapat dalam ajang dialektika, dan yang paling esensial, tentunya meningkatkan rasa keimanan setiap pembaca HOKI dalam meyakini masing-masing. Tujuan Ideologi Subrubrik Rohani www.kabarindonesia.com 1. Meningkatkan rasa keimanan dan ketakwaan dari segenap pembaca sekaligus penulis HOKI dalam meyakini agama dan keyakinannya masing- masing. 2. Menjadi ajang dialektika dan mempertemukan berbagai gagasan dalam forum yang dimoderasi oleh para editor dan dewan redaksi HOKI. 3. Menemukan persamaan dalam berbagai perbedaan, guna meredam konflik- konflik berbau SARA yang terjadi di tengah masyarakat. 4. Mengakomodasi segenap kepentingan bersama dengan menghilangkan politisasi pemberitaan sebagai bentuk komitmen bersama dari para pendiri dan pengelola HOKI. Tabel 4.1 Tujuan ideologi subrubrik rohani www.kabarindonesia.com Dengan demikian, subrubrik rohani telah memiliki unsur universalisme Islam dengan menyebarkan kebaikan tanpa memandang agama-agama, karena secara esoteris atau secara hakikat, setiap agama itu baik dan menyebarkan kebaikan. Dalam media kontemporer, institusi- institusi sekular telah memasuki sebagian ranah publik yang terlihat jelas dari gagasan-gagasan keagamaan semakin diprivatisasikan, dianggap sebagai insitusi-institusi non-formal, dan cenderung tergeser oleh pembertiaan yang lebih mengacu pada modernitas perkembangan jaman. Sementara itu, universalisme Islam hadir sebagai panduan yang tidak hanya berlaku bagi kaum muslimin dalam keseharian, tetapi seluruh umat manusia rahmatan lil alamin. “Ada beberapa tujuan ideologis dari redaksi HOKI membuat subrubrik rohani: Pertama, meningkatkan rasa keimanan dan ketakwaan dari segenap pembaca sekaligus penulis HOKI dalam meyakini agama dan keyakinannya masing-masing. Kedua, sebagai ajang dialektika dan mempertemukan berbagai gagasan dalam forum yang dimoderasi oleh para editor dan dewan redaksi HOKI. Ketiga, menemukan persamaan dalam berbagai perbedaan, guna meredam konflik-konflik berbau SARA yang terjadi di tengah masyarakat. Keempat, sebagai komitmen bersama dari para pendiri dan pengelola HOKI; yang berupaya mengakomodasi segenap kepentingan bersama dengan menghilangkan politisasi pemberitaan. 115 Tujuan ideologi yang dimiliki subrubrik rohani HOKI tersebut menemukan paradigmanya dari teori universalime Islam pada bab dua. Dalam paradigma ini, seluruh agama itu menyiarkan dan menyebarkan kebaikan dalam bingkai “Islam” dengan pengertian “berserah diri pada Yang Maha Baik”. Jika para penganut agama-agama tersebut beriman, dalam pengertian percaya atas keberadaan dan kekuasaan Dzat Adikodrati, di luar diri mereka, percaya hari 115 Wawancara tertulis dengan Supadiyanto, 10 Maret 2014 pukul 15.53.10 WIB.