Manajemen Redaksi LANDASAN TEORI

dengan otomatis menjadi citizen journalist yang memiliki kecakapan dalam melakukan tugas jurnalisme baik berskala lokal hingga berskala internasional. 52

F. Perspektif Payung Umbrella Perspective

Perspektif payung merupakan perspektif yang berasal dari penyatuan dua pendekatan oleh August E. Grant yaitu pendekatan teknologi komunikasi oleh Rogers 1986 dan pendekatan teori ketergantungan sistem media milik Ball-Rokeach 1985. 53 Premis dasar dari perspektif payung menjelaskan bahwa lima area dalam payung harus ditelaah lebih dalam agar mendapat pemahaman dari adaptasi sebuah teknologi di masyarakat. Hardware dan software harus ditelaah dalam sebuah konteks yang luas. Menurut Rogers, pengertian teknologi komunikasi, termasuk beberapa faktor kontekstual di dalamnya, adalah struktur-struktur organisasi peralatan perangkat keras hardware, dan nilai-nilai sosial oleh individu yang melakukan pengumpulan informasi, memproses informasi, dan melakukan pertukaran informasi dengan individu lainnya. 54 Jangkauan yang lebih luas lagi adalah faktor yang disarankan oleh Ball-Rokeach 1985 dalam teori ketergantungan sistem media. Teori ini 52 Supadiyanto, Booming Profesi Pewarta Warga, WartawanPenulis, h. 47-29. 53 August E. Grant, ”Introduction to Communication Technologies,” dalam August E. Grant and Jennifer H. Meadows, ed., Communication Technology Update and Fundamentals, 12 th ed. USA: Focal Press, 2010, h. 4. 54 E. M. Rogers, Communication Technology: The New Media in Society New York: Free Press, 1986, h. 2. memaparkan bahwa media komunikasi dapat dipahami dengan menganalisa hubungan-hubungan ketergantungan dalam dan melalui level analisis, termasuk individu, organisasi, dan level sistem. Pada level sistem, Ball-Rokeach mengidentifikasi terdapat tiga sistem untuk melakukan analisis: sistem media, sistem politik, dan sistem ekonomi. Dua pendekatan tersebut disatukan menjadi “umbrella perspective on communication technology ” atau perspektif payung dalam teknologi komunikasi. Gambar 2.1 Umbrella Perspective menurut August E. Grant dalam Grant, E. August., Meadows, H. Jennifer. Communication Technology Update and Fundamentals. 12 th Edition. USA: Focal Press. 2010. Sumber gambar : http:www.fredonia.edudepartmentcommunicationschwalbecm350img051.gif Level bawah dari payung terdiri atas hardware dan software. Hardware adalah aspek paling jelas dari suatu teknologi. Ia adalah peranti fisik yang berkaitan dengan teknologi. Hardware adalah bagian nyata dari suatu sistem teknologi, sementara itu, teknologi baru umumnya bersumber dari perkembangan dalam bidang hardware. Pemahaman terhadap teknologi komunikasi membutuhkan lebih dari sekedar mempelajari hardware; penting juga untuk memahami pesan yang dikomunikasikan melalui sistem teknologi. Pesan- pesan ini akan merujuk pada “software”. Level selanjutnya adalah infrastruktur organisasi. Infrastruktur organisasi merupakan sekelompok organisasi yang terlibat dalam proses produksi dan distribusi teknologi. Level paling atas adalah level sistem yang mencakup sistem politik, sistem ekonomi, dan sistem media yang mengatur kebijakan umum dalam masyarakat. Pegangan payung adalah individu pengguna teknologi. Hal ini sekaligus mengartikan bahwa hubungan antara pengguna dan individu harus diuji agar mendapatkan sebuah “pegangan” dalam berteknologi. Perlu juga untuk menambah kompleksitas lapisan lain pada tiap kelima area payung agar dapat mengidentifikasi pengaruh setiap karakteristik individu yang dimiliki oleh teknologi. Faktor-faktor dalam tiap level payung dapat dijelaskan sebagai “enabling,” “limiting,” “motivating,” dan “inhibiting,” tergantung pada peranan yang dijalankan dalam difusi teknologi. Berikut penjelasan keempat faktor tersebut: 1. Enabling factors adalah hal-hal yang membuat sebuah aplikasi memungkinkan untuk dijalankan. Hal awal yang digunakan untuk menguji teknologi adalah membuat daftar yang melandasi setiap area payung yang memungkinkan teknologi berada diurutan pertama. 2. Limiting factors adalah hal-hal yang menjelaskan penghalang pada adaptasi atau pengaruh-pengaruh sebuah teknologi. Faktor ini merupakan kebalikan dari enabling factors. Perspektif payung diaplikasikan untuk membuat suatu daftar faktor-faktor yang membatasi adopsi, penggunaan, atau pengaruh dari teknologi komunikasi. 3. Motivating factors adalah faktor-faktor yang menyediakan sebuah alasan untuk mengadopsi suatu teknologi. Teknologi tidak diterapkan hanya karena mereka hadir, melainkan individu, organisasi, dan sistem sosial harus memiliki alasan atas pengambilan keuntungan dari suatu teknologi tersebut. 4. Inhibiting factors merupakan kebalikan dari motivating factors. Faktor tersebut menyediakan suatu disinsentif dalam mengadopsi atau menggunakan suatu teknologi komunikasi. Hal-hal yang berlawanan dengan kesuksesan suatu teknologi dapat dianggap sebagai inhibiting factors. Umumnya, motivating factors lebih banyak dan lebih kuat dibanding motivating factors. Apabila motivating factors lebih banyak dan lebih kuat daripada inhibiting factors, maka sebuah teknologi akan sukses. Keempat faktor tersebut dapat diidentifikasikan pada level sistem, infrastruktur organisasi, dan pengguna individu. Namun, hardware hanya dapat dianalisis oleh enabling atau limiting factors saja. Motivating factors hanya hadir dari pesan yang ditransmisikan software atau salah satu dari level-level lain pada area payung. Dimensi terakhir dari perspektif payung berkaitan dengan lingkungan di mana teknologi komunikasi diperkenalkan dan dioperasikan. Faktor-faktor ini dapat diistilahkan sebagai faktor eksternal, sementara yang berkaitan dengan teknologi itu sendiri disebut faktor internal.

G. Teori Universalisme Islam

Munculnya pemikiran tentang universalisme Islam berawal dari penafsiran QS al-Baqarah ayat 62 yang berbunyi: 55                          “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, orang-orang Sabi ’in, siapa saja di antara mereka yang beriman kepada Allah, dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya mereka, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati . ” Dari ayat di atas, muncullah dua mazhab pemikiran yang menafsirkan Islam secara bertolak belakang, yaitu mazhab konservatif dan mazhab moderat. Kaum konservatif berpendapat bahwa al-Baqarah ayat 62 tidak berlaku lagi pada zaman sekarang dan hanya umat Nabi Muhammad SAW yang akan masuk surga. Hal ini berdasarkan pendapat bahwa semua Yahudi, Nashrani, dan Sabi’in yang ada pada zaman sekarang adalah orang-orang musyrik; kaum Nashrani menyembah Yesus dan umat Yahudi 55 Hamka, Tafsir Al Azhar Jakarta: Pustaka Panjimas, 2001, Juz 1, edisi revisi, h. 263.