4.2.2. Faktor Erodibilitas Tanah K
Nilai erodibilitas setiap penggunaan lahan bervariasi, erodibilitas merupakan kepekaan tanah terhadap pukulan energi kinetik butiran air hujan dan penghanyutan
oleh aliran permukaan. Tanah yang erodibilitasnya tinggi akan rentan terkena erosi, bila dibandingkan dengan tanah yang erodibilitasnya rendah. Nilai erodibilitas
diperoleh dengan pengamatan sifat fisika dan kimia tanah. Erodibilitas pada lahan hutan antara 0,18-0,75, pada lahan agroforestri antara 0,17-0,48, pada lahan jagung
Zea mays antara 0,15-0,33, pada lahan jeruk manis Citrus sinensis antara 0,15- 0,54 dan kopi arabika Coffea arabica antara 0,12-0,72. Nilai dan contoh
perhitungan erodibilitas K pada setiap penggunaan lahan dapat dilihat pada Lampiran 23, 32, 41, 50, 59.
Faktor yang mempengaruhi erodibilitas tanah dari berbagai tipe penggunaan lahan, yaitu:
1 Nilai tekstur tanah M, Nilai ini mempengaruhi kepekaan tanah terhadap
bahaya erosi. Di lahan hutan antara 1.804,65-6.643,17, di lahan agroforestri antara 1.719,36-4.403,2, di lahan jagung Zea mays antara 1.506,75-3.097,5,
dilahan jeruk manis Citrus sinensis antara 1.522,29-4.949,91 dan di lahan tanaman kopi arabika Coffea arabica antara 1.204,06-6.352,21. Di setiap
tipe penggunaan lahan, dijumpai bahwa kandungan debu sangat berpengaruh terhadap nilai M, yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi seperti
dapat dilihat nilai tektur tanah M dan contoh perhitungannya setiap penggunaan lahan pada Lampiran 20, 29, 38, 47, 56.
Universitas Sumatera Utara
2 Setiap Lahan di sub DAS Lau Biang memiliki kandungan C-Organik untuk
lahan hutan antara 0,0066-0,0072, lahan agroforestry 0,012-0,014, lahan tanaman jagung Zea mays 0,002-0,006, lahan tanaman jeruk manis Citrus
sinensis 0,006-0,007 dan lahan tanaman kopi arabika Coffea arabica antara 0,003-0,005, kandungan C-Organik pada tanah lahan tanaman jagung Zea
mays, kopi arabika Coffea arabica dan jeruk manis Citrus sinensis rendah dikarenakan pada lahan tanaman kopi arabika Coffea arabica dan jeruk
manis Citrus sinensis dominan bersih vegetasinya dan juga bersih dari sumber bahan organik, karena diusahakan permukaan lahan bebas dari gulma
dan hanya ditumbuhi oleh tanaman utama. Penyinaran pun relatif merata sehingga permukaan lahan kering dan dekomposisi bahan organik yang
jumlahnya sedikit malah membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan penggunaan lahan lainnya terutama di hutan, yang berpengaruh
terhadap kemampuan tanah untuk menahan erosi tanah. Di mana bahan organik tanah berperan sebagai bahan untuk meningkatkan kemampuan tanah
menahan air sifat fisika tanah, meningkatkan daya serap dan kapasitas tukar kation KTK sifat kimia tanah, dan peningkatan jumlah dan aktivitas
metabolik organisme tanah sifat biologi tanah. Rendahnya kandungan C- Organik tanah di lahan tanaman kopi arabika Coffea arabica dan jeruk
manis Citrus sinensis menyebabkan tanah menjadi semakin peka terhadap erosi. Hal ini sesuai dengan Rahim 2003, yang menyatakan bahwa tanah
dengan kandungan bahan organik tanah kurang dari 2 persen biasanya paling
Universitas Sumatera Utara
peka terhadap erosi. Menurut Suratman 2008, usaha konservasi yang sangat minimal merupakan faktor yang secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang
lama akan menyebabkan erosi. Pengaruh dalam jangka pendek akan menyebabkan terdegradasinya kesuburan tanah dan dalam jangka panjang
apabila tidak diatasi akan menyebabkan hancurnya lahan pertanian. Penggunaan lahan yang intensif sepanjang waktu juga sangat mendukung
mempercepat proses erosi karena hilangnya penutup lahan cover crops. Nilai C-Organik yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi dan
perhitungannya seperti dapat dilihat pada Lampiran 21, 30, 39, 48, 57. 3
Struktur tanah b, tanah yang diambil sebagai sampel pada setiap penggunaan lahan yang dijadikan pengambilan data diperoleh struktur tanahnya gumpal,
lempeng, bersudut, dengan nilai 4 pada Tabel 5. Struktur tanah juga turut dalam mempengaruhi kepekaan tanah terhadap besarnya erosi yang akan
terjadi. Semakin besar nilai koefisien struktur tanah, maka tanah akan semakin peka terhadap erosi dan sebaliknya, jika nilai koefisien struktur tanah kecil
maka kepekaan tanah terhadap erosi juga akan rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arsyad 2000 bahwa beberapa sifat tanah
yang mempengaruhi erosi adalah tekstur, struktur, bahan organik, kedalaman, sifat lapisan tanah, dan tingkat kesuburan tanah. Tanah yang diteliti untuk
setiap penggunaan lahan pada sub DAS Lau Biang adalah sama, yaitu tanah Hydrandepts merupakan tanah andosol yang berasal dari bahan induk abu dan
volkan yang berada di daerah dataran, bergelombang dan berbukit. Corak
Universitas Sumatera Utara
tanah ini bertekstur dari lempung hingga debu dan mempunyai sifat kepekaan terhadap erosi yang besar, baik terhadap erosi air maupun erosi angin, nilai
b, dapat dilihat pada Lampiran 21, 30, 39, 48, 57. 4
Di setiap penggunaan lahan nilai laju permeabilitas cepat sampai dengan sangat cepat pada lahan hutan antara 183,53-424,62, pada lahan agroforestri
antara 144,29-433,33, pada lahan jagung Zea mays antara 94,2857- 327,6923, pada lahan jeruk manis Citrus sinensis antara 174,71-283,2, pada
lahan kopi arabika Coffea arabica antara 125,33-315,79, seperti tercantum dalam Lampiran 22, 31, 40, 49, 58. Permeabilitas merupakan kemampuan
tanah dalam melewatkan air. Nilai permeabilitas tanah sangat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah.
Dari hasil pengamatan di lapangan dan penggunaan data permeabilitas tanah dalam prediksi erosi tanah, diperoleh bahwa pengaruh laju permeabilitas tanah
dengan kepekaan tanah terhadap erosi berbanding terbalik. Sehingga semakin tinggi laju permeabilitas, maka kepekaan tanah terhadap erosi semakin rendah.
4.2.3. Faktor Topografi LS