Nilai Erosivitas Hujan R di Sub DAS Lau Biang

Namun, prediksi USLE perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor- faktor yang mempengaruhi erosi tanah secara terurai atau dijabarkan. Sehingga setiap faktor yang mempengaruhi erosi tanah di uraikan satu persatu. Hal ini bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran di laboratorium pengukuran laju erosi skala laboratorium. Erosi ditoleransikan T sangat berkaitan dengan tingkat bahaya erosi TBE, karena semakin besar nilai T dengan besar erosi tanah A sama, maka TBE akan semakin rendah dan sebaliknya, jika T semakin kecil maka TBE akan semakin tinggi. Jadi hubungan antara T dengan TBE sangat nyata dalam penentuan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi.

4.2.1. Nilai Erosivitas Hujan R di Sub DAS Lau Biang

Dalam Arsyad 2006, besarnya erosi pada suatu lahan ditentukan oleh lima faktor utama yaitu, erosivitas hujan, erodibiltas tanah, bentuk lahan, vegetasi penutup tanah, dan tingkat pengelolaan tanah. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi laju erosi tanah yang merupakan proses penting dalam pembentukan suatu daerah aliran sungai serta memiliki konsekuensi ekonomi dan lingkungan yang penting di DAS tersebut, di mana bentuk dan kondisi fisik suatu DAS sangat berpengaruh terhadap laju erosi dan sendimentasi Linsley, et al, 1996. Data rata-rata curah hujan bulanan Lampiran 14, jumlah hari hujan bulanan Lampiran 15 dan curah hujan maksimum selama 24 jam Lampiran 16 untuk kurun waktu 10 tahun. Selanjutnya rata-rata curah hujan bulanan, jumlah hari hujan Universitas Sumatera Utara bulanan, dan curah hujan maksimum selama 24 jam, serta nilai erosivitas hujan R bulanan dan tahunan di Sub DAS Lau Biang disajikan pada Lampiran 17. Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa nilai erosivitas hujan tahunan adalah 2065,17 cmthn dengan distribusi nilai R bulanan tertiggi pada bulan Februari, yaitu 310,20 cmbln, selanjutnya diurutan kedua dan ketiga pada bulan Mei dan bulan April dengan nilai erosivitas R masing-masing 259,30 cmbln dan 245,20 cmbln. Pada bulan Februari rata-rata curah hujan, rata-rata hari hujan, dan hujan maksimum masing-masing sebesar 34,67 cm, 71,67 hari, dan 22,20 cm. besarnya nilai-nilai itu menyebabkan adanya kemungkinan terjadi erosi tanah pada bulan tersebut dengan potensi yang cukup besar. Demikian juga pada bulan Mei dan April. Tabel 12. Curah Hujan Bulanan Rata-rata, Hari Hujan Rata-rata, Curah Hujan Maksimum Selama 24 Jam, dan Nilai Erosivitas Hujan di sub-DAS Lau Biang Bulan CH Bulanan Rata-rata cm HH Bulanan Rata-rata hari CH maks. Selama 24 jambln cm Nilai Erosivitas Hujan R cmthn Januari 22,32 70,67 13,10 138,50 Februari 34,67 71,67 22,20 310,20 Maret 30,40 68,00 15,30 223,00 April 36,71 97,83 16,48 245,20 Mei 31,57 67,50 18,58 259,30 Juni 16,23 57,00 8,72 84,02 Juli 8,64 44,80 4,82 32,00 Agustus 16,28 52,50 5,92 71,39 September 24,50 50,70 7,53 135,00 Oktober 35,70 67,00 9,28 209,00 November 30,00 72,70 12,70 192,00 Desember 26,81 78,17 10,18 165,90 Total 313,78 778,50 144,80 2065,17 Ket : Data diperoleh dari BMKG Medan Dihitung dengan Rumus Bols 1978 Dari tabel juga dapat dilihat pada bulan Juli nilai erosivitas paling rendah, diikuti bulan Agustus dan Juni, yaitu masing-masing sebesar 32,00 cmbln, 71,39 Universitas Sumatera Utara cmbln, dan 84,02cmbln. Pada bulan rata-rata curah hujan, rata-rata hari hujan, dan rata-rata curah hujan maksimum masing-masing sebesar 8,64 cm, 44,80 hari, dan 4,82 cm. nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa pada bulan Juli peluang terjadinya erosi tanah cukup rendah. Demikian pula pada bulan Agustus dan Juni. Secara umum pada bulan Februari, Maret, April, Mei, Oktober, November, dan Desember nilai erosivitas hujan tinggi, sedang pada bulan Januari, Juni, Juli, Agustus dan September nilai erosivitas hujan rendah, data curah hujan dan perhitungan curah hujan erosivitas pada Lampiran 2 sd 19. Distribusi nilai R bulanan dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuan waktu pengelolaan lahan tanaman, sehingga dapat memperkecil terjadinya erosi tanah yang mungkin terjadi. Pada bulan dengan nilai erosivitas hujan R yang tinggi diupayakan menghindari pengolahan lahan dan pembersihan dari gulma, bahkan kalau bisa diterapkan penggunaan penutup permukaan lahan berupa mulsa, bisa berupa seresah daun-daunan atau panambahan bahan organik lainnya, untuk mepertahankan agregat tanah. Penggunaan mulsa akan memperlambat aliran permukaan. Sesuai dengan yang diungkapkan Agus dan Widianto 2004 dan Arsyad 2006 erosivitas hujan merupakan faktor alami yang hampir tidak mungkin di kelola. Jadi besarnya nilai erosivitas hujan yang terjadi di kawasan sub DAS Lau Biang merupakan tetapan yang tidak mungkin diperkecil, kecuali memperkecil laju erosi dengan mengelola faktor-faktor erosi yang lain. Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Faktor Erodibilitas Tanah K