Lahan Sistem Agroforestri Penerapan Teknik Konservasi Lahan P dan Vegetasi C di Berbagai

diamati adalah Eucaliptus Eucaliptus delugpa, SurenIngul Tonna Sureni, Kaliandra Caliandra callothyrus, Bambu Asparagus coc, Beringin Ficus benjamina, Aren Arenga piñata, dan Jati putih Gamelina – sp, sementara beberapa hutan ada yang tidak memiliki pohon Meranti Sorea – spp, Akasia dekuren Acascia decuren, dan Bira Sorea – sp. Tabel 17. Struktur dan Komposisi Hutan Sekunder di Sub DAS Lau Biang Kawasan Hulu DAS Wampu yang Menjadi Objek Kajian Rerata dalam Setiap Hektar Hutan Populasi No. Jenis Pohon Diameter Batang Setinggi Dada Cm Pohon 1 Pinus Pinus merkusii 30-40 80-115 25-35 2 SurenIngul Tonna Sureni 20-30 70-80 17-31 3 Kaliandra Caliandra callothyrus 10-20 50-53 11-22 4 Bambu Asparagus coc 5-10 10-15 3-4 5 Eucaliptus Eucaliptus delugpa 40-60 5-70 2-15 6 Beringin Ficus benjamina 50-100 2-20 1-4 7 Jati putih Gamelina – sp 20-60 5-10 2-2 8 Aren Arenga piñata 30-50 5-10 2-2 9 Akasia dekuren Acascia decuren 10-15 0-40 0-9 10 Meranti Sorea – spp 20-30 0-30 0-6 11 Bira Sorea - sp 20-30 0-20 0-4 Jumlah 227-463 - Ket.: Rumpun termasuk lilitan akar yang telah menyatu dengan batang utama Sumber: Data Primer Hasil Pengamatan Lapangan 2009.

4.7.2. Lahan Sistem Agroforestri

Sistem agroforestri yang banyak terdapat di lokasi kajian adalah sistem agroforestri yang secara ekonomi masih tergolong ke dalam tipe tradisional atau subsistem yaitu sistem agroforestri yang terbentuk tanpa disengaja karena Universitas Sumatera Utara memanfaatkan lahan yang tidak dapat ditanami tanaman semusim, digunakan untuk pertanaman pohon hutan. Pepohonan yang ditanaman ini tidak diberi masukan input secara khusus atau hanya mengandalkan asupan alami dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu, sistem agroforestri yang terbentuk banyak juga yang berasal dari lahan yang sebelumnya merupakan hutan terutama hutan rakyat di tanah ulayat yang sebagian pepohonannya ditebang dan digantikan dengan tanaman pertanian. Tabel 18. Tipe Agroforestri Berdasarkan Struktur Komponen Penyusunnya di Sub DAS Lau Biang Kawasan Hulu DAS Wampu yang Menjadi Objek Kajian Tipe Jenis Pohon Hutan Jenis Tanaman Tahunan Jenis Tanaman Semusim A Pinus Pinus merkusii, Suren Tonna Sureni, Beringin Ficus benjamina, Mahoni swetina mahogoni, Kaliandra Caliandra callothyrus, Bambu swetina mahogoni Aren Arenga Pinata Kulit Manis Cinamomum burmanii, Kopi Coffea arabica, Kemiri Aleurites moluccana, Cengkeh Szygium aromaticum, Jengkol Pithecellobium lobatum Padi Gogo oryza sativa, Jagung Zea mays, Sawi brassica rapa B Pinus Pinus merkusii, Suren Tonna Sureni, Kaliandra Caliandra callothyrus, Mahoni swetina mahogoni, Bambu Asparagus coc Kulit Manis Cinamomum burmanii, Kopi Coffea arabica, Kemiri Aleurites moluccana,, Jengkol Pithecellobium lobatum Padi Gogo oryza sativa, Jagung Zea mays, Sawi Zea mays, C Pinus Pinus merkusii, Bambu Asparagus coc Kemiri Aleurites moluccana,, Kelapa Cocos nucifera Jengkol Pithecellobium lobatum Jagung Zea mays, Sawi brassica rapa D Pinus Pinus merkusii, Kaliandra Caliandra callothyrus, Jati putih Gamelina, Bira Sorea sp Kulit Manis Cinamomum burmanii, Kopi Coffea arabica, Padi Gogo oryza sativa, ,Jagung Zea mays E Kaliandra Caliandra callothyrus, Bambu Asparagus coc, Semak belukar Jati putih Gamelina – sp Kopi Coffea arabica, Jagung Zea mays, Sawi brassica rapa Cabai capsicum-annuh F Pinus Pinus Merkusii, Semak belukar Jeruk manis Citrus sinensis, Kopi Coffea arabica, Jagung Zea mays Sumber: Data Primer Hasil Pengamatan Lapangan 2009. Berkaitan dengan itu, sistem agroforestri yang ada belum sepenuhnya bertujuan untuk perlindungan proteksi terhadap degradasi lahan dan atau Universitas Sumatera Utara lingkungan terutama dalam mengendalikan erosi, tetapi baru sekedar bentuk penggunaan lahan yang merupakan kombinasi antara tanaman pertanian semusim atau tahunan dengan tanaman pohon hutan pada tapak lahan yang sama atau secara berurutan dalam landskap yang sama. Pada lahan agroforestri belum ada teknik konservasi. Secara umum sistem agroforestri yang dijadikan objek kajian berada pada kemiringan lereng 34-37 dengan struktur dan komponen penyusunnya terdiri dari beberapa tipe sebagaimana disajikan pada Tabel 18.

4.7.3. Lahan Pertanaman Jagung Zea mays