IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Umum Sub DAS Lau Biang Bagian Hulu DAS Wampu
4.1.1. Letak dan Luas Sub DAS Lau Biang
Kawasan sub DAS Lau Biang merupakan kawasan hulu DAS Wampu yang terletak pada posisi 02
54,24’-03 14,78’ Lintang Utara dan 98
38,49’-98 16,17’
Bujur Timur dengan luas 94.250 hektar. Sub DAS Lau Biang terletak di 19 kecamatan, 2 dua kecamatan di Kabupaten Simalungun dan 16 enam belas
kecamatan di Kabupaten Karo, 1 satu kecamatan di Kabupaten Langkat. Di sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Langkat Kec, Salapian dan Kec. Sei Bingei
dan Kabupaten Deli Serdang Kec. Kutalimbaru dan Kec. Sibolangit, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Kec. STM Hulu dan Kec.
Gunung Meriah, di sebelah Selatan berbatasan dengan Daerah Tangkapan Air DTA Danau Toba, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo Kec. Merek, Kec.
Munthe, Kec. Tiga Binanga dan Kec. Kuta Buluh Lampiran Gambar 3 Peta Administrasi Kawasan Sub DAS Lau Biang BP-DAS WU, 2009.
Sub DAS Lau Biang termasuk daerah yang topografinya digolongkan dalam kondisi agak curam hingga curam. Hal ini sesungguhnya sangat tidak memungkinkan
untuk diolah menjadi lahan pertanian tanpa menerapkan pola konservasi tanah P. Di samping terjadinya erosi pada sub DAS Lau Biang akibat alih fungsi menjadi
lahan tanaman budidaya, khususnya tanaman industri juga akan mengakibatkan penyempitan saluran DAS pada bagian hilir DAS Wampu akibat sedimen yang
Universitas Sumatera Utara
terbawa aliran permukaan dan mengendap. Sehingga jika terjadi hujan lebat di bagian hulu akan mengakibatkan banjir pada bagian hilir.
4.1.2. Penggunaan Lahan
Kondisi penggunaan lahan di kawasan Sub DAS Lau Biang sampai tahun 2009 secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut: Belukar 985,451 ha
1,05, danauair 123,127 ha 0,13, hutan tanaman industri 1069,320 ha 1,13, hutan lahan kering sekunder 9710,761 ha 10,30, pemukiman 504,698 ha 0,54,
pertanian lahan kering campur semak 805,643 ha 0,85, pertanian lahan kering 80169,822 ha 85,06, sawah 567,371 ha 0,60, dan lahan terbuka 314,261 ha
0,33 sesuai dengan BP-DAS Wampu Sei Ular, 2008 Lampiran Gambar 4 Peta Penutupan Lahan Kawasan Sub DAS Lau Biang BP-DAS WU, 2009.
Dari data tersebut bahwa penggunaan lahan pertanian kering dan hutan tanaman industri mempunyai potensi erosi tanah yang lebih besar dibandingkan
dengan jenis penggunaan lahan sawah dan belukar. Hal itu berkaitan dengan kanopi tanaman yang menutupi permukaan tanah. Pada jenis penggunaan lahan terbuka,
lahan pertanian kering dan hutan tanaman industri tanaman lebih jarang dan banyak ditanami sejajar lereng sehingga apabila terjadi hujan dengan kemiringan lereng yang
besar maka aliran permukaan akan semakin potensial untuk mengakibatkan erosi tanah.
Secara umum dari kondisi topografi, iklim, hidrologi, dan penggunaan lahan di sub DAS Lau Biang ada satu peluang untuk pengembangan perkebunan, kehutanan
Universitas Sumatera Utara
dan juga sektor pertanian tanaman pangan sebagai sumber utama dalam memenuhi kebutuhan hidup penduduk.
4.2. Penilaian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Erosi