Pengamatan Lapangan Perhitungan Prediksi Laju Erosi Menggunakan Persamaan USLE

tersebut diketahui berdasarkan pengamatan secara langsung di lapangan dilakukan survei pendahuluan dalam menentukan konservasi dimaksud. Untuk menentukan lahan hutan yang diamati dihitung jumlah tegakan yang ada pada lahan tersebut dan dikelompokkan pohon yang sama dan sejenis, dan diukur diameternya setinggi dada dengan menggunakan alat phiband.

3.4.1. Pengamatan Lapangan

Penetapan besarnya erosi dilakukan dengan cara penghitungan prediksi menggunakan persamaan USLE.

3.4.2. Perhitungan Prediksi Laju Erosi Menggunakan Persamaan USLE

Penetapan erosi aktual pada setiap lahan yang dipilih untuk dijadikan sampel penelitian yang dilakukan dengan cara pendekatan prediksi USLE menggunakan persamaan sebagai berikut: Di mana: A = Besarnya erosi yang diperkirakan tonhatahun R = Faktor erosivitas hujan K = Faktor erodibilitas tanah L = Panjang lereng S = Kemiringan lereng C = Faktor pengolahan tanah dan tanaman penutup tanah P = Faktor teknik konservasi tanah Universitas Sumatera Utara Masing-masing faktor tersebut akan ditentukan nilainya dengan mempergunakan rumus, seperti berikut ini: 3.4.2.1. Faktor erosivitas hujan R Data curah hujan dari stasiun pengamatan hujan lokasi penelitian, selama 15 tahun terakhir. Data curah hujan ini digunakan untuk mengetahui faktor erosivitas hujan R melalui persamaan Bols 1978:      12 1 30 i i EI R .......................................................................................... 4 Di mana: 30 EI = 6,119CH 1,21 .HH -0.47 . P.Max 0.53 .......................................... 5 CH = rata-rata curah hujan bulanan cm HH = jumlah hari hujan per bulan P.Max = curah hujan maksimum selama 24 jam pada bulan yang bersangkutan. 3.4.2.2. Faktor erodibilitas tanah K Faktor erodibilitas tanah atau faktor kepekaan erosi tanah dihitung dengan persamaan Wischmeier dan Smith 1978:     100 3 - 2,5c + 2 - 3,25b + a - 12 10 M 2,713 -4 1.14  K ..................... 6 Di mana: K = Faktor erodibilitas tanah M = Ukuran partikel yaitu debu + pasir sangat halus Universitas Sumatera Utara 100 - liat ........................................................................ 7 jika data yang tersedia hanya data debu, pasir, dan liat, maka liat sangat halus diperoleh dari 20 dari pasir Sinukaban, 1986 dalam Girsang, 1998. a = Bahan organik tanah C x 1,724 .......................................8 b = Kode struktur tanah tabel 5 c = Kode permeabilitas profil tanah Tabel 6 Tabel 5. Harkat Struktur Tanah No. Kelas Struktur Tanah Ukuran Diameter Harkat Granular sangat halus Granular halus Granular sedang sampai kasar Gumpal, lempeng, pejal 1 2 3 4 Sumber: Arsyad, 1989. Tabel 6. Harkat Permeabilitas Tanah No. Kelas Kecepatan Permeabilitas Tanah Harkat Sangat lambat 0,5 cmjam Lambat 0,5-2,0 cmjam Lambat sampai sedang 2,0-6,3 cmjam Sedang 6,3-12,7 cmjam Sedang sampai cepat 12,7-25,4 cmjam Cepat 25,4 cmjam 6 5 4 3 2 1 Sumber: Arsyad, 1989. 3.4.2.3. Faktor topografi LS Faktor ini merupakan gabungan antara pengaruh panjang dan kemiringan lereng. Faktor S adalah rasio kehilangan tanah per satuan luas di lapangan terhadap kehilangan tanah pada lereng eksperimental sepanjang 22,1 m 72,6 ft dengan Universitas Sumatera Utara kemiringan lereng 9. Persamaan yang diusulkan oleh Wischmeier dan Smith 1978 dapat digunakan untuk menghitung LS:   0138 , 00965 , 00138 , 2    S S L LS Dengan : S = Kemiringan lereng L = Panjang lereng m 3.4.2.4. Faktor pengendalikonservasi lahan P Faktor ini mempertimbangkan segi pengelolaan lahan. Termasuk dalam pengelolaan ini adalah campur tangan manusia. Tabel 7. Nilai Faktor P untuk Berbagai Tindakan Konservasi Tanah No. Tindakan Khusus Konservasi Tanah Nilai P 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Tanpa tindakan pengendalian erosi Teras bangku Konstruksi baik Konstruksi sedang Konstruksi kurang baik Teras tradisional Strip tanaman Rumput bahia Clotararia Dengan kontur Teras tradisional Pengolahan tanah dan penanaman menurut garis kontur Kemiringan 0-8 Kemiringan 8-20 Kemiringan 20 Penggunaan sistem kontur Penggunaan sistem strip 2-4 m lebar Penggunaan mulsa jerami 6 tonha Penggunaan pemantap tanah 60 gr1m 2 CURASOL Padang rumput sementara Strip cropping dengan clotataria lebar 1 m, jarak antar strip 4,5 m Penggunaan sistem strip lebar 2 m-4 m Penggunaan mulsa jerami 4-6 tonha Penggunaan mulsa kadang-kadang 4-6 tonha 1,00 0,04 0,15 0,35 0,40 0,40 0,64 0,20 0.40 0,50 0,75 0,90 0,10-0,020 0,10-0,30 0,01 0,20-0,50 0,10-0,50 0,64 0,20 0,06-0,20 0,20-0,40 Sumber: Arsyad, S. 1989, Seta, A. K. 1991, Kartasapoetra 1990. Universitas Sumatera Utara Faktor pengelolaan tanah dan tanaman penutup tanah C serta faktor teknik konservasi tanah P diprediksi berdasarkan hasil pengamatan lapangan dengan mengacu pustaka hasil penelitian tentang nilai C dan nilai P pada kondisi yang identik. Di samping itu juga akan ditentukan besarnya laju erosi yang masih dapat ditoleransi dan indeks bahaya erosi. 3.4.2.5. Faktor penutup vegetasi C Tabel 8. Nilai Faktor C untuk Berbagai Tipe Pengelolaan Tanaman No. Jenis Tanaman Nilai Faktor C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Padi sawah oryza sativa Jagung Zeamys-l Gerst Setaria italic Padi-padian Sercalea Singkong Marihat utilliigima Kentang Solanum-Tuberosuu Kacang Tanah Arahis hypogaca Kopi Coffea arabica Cokelat Theobroma cacao Tebu Saccharum officinanum Bit gula Karet Havea brazilienensis Kelapa Sawit Elacis guineensis Kapas Gossypium spp Rumput Hutantanah hutan Jeruk Citrus-sinensis 0,1 – 0,2 0,2 0,1 – 0,2 0,4 – 0,9 0,2 – 0,8 0,2 – 0,3 0,2 – 0,8 0,1 – 0,3 0,1 – 0,3 0,3 – 0,6 0,2 – 0,3 0,2 0,1 – 0,7 0,3 – 0,7 0,004 – 0,01 0,001 – 0,002 0,3 Sumber: Suripin, 2004. Tabel 9. Nilai CP dari Beberapa Tipe Penggunaan Lahan No. Tipe Penggunaan Lahan Nilai CP 1. Hutan tidak terganggu 0,01 2. Hutan tanpa tumbuhan rendah 0,01 3. Hutan tanpa tumbuhan rendah dan seresah 0,5 4 Semakbelukar tidak terganggu 0,01 5. Semakbelukar sebagian ditumbuhi rumput 0,1 6. Kebun campuran 0,07 7. Pekarangan 0,2 8. Perkebunan tanaman keras hanya sebagian tanaman penutup tanah 0,07 9. Pertanian umum dengan: - Memaki mulsa 0,14 - Teras bangku 0,04 - Guludan 0,14 Sumber: Hammer, 1981. Universitas Sumatera Utara

3.5. Laju Erosi yang Masih Dapat Ditoleransikan T