Penimbangan Pembahasan Langkah Kerja

142

BAB VI PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian tingkat risiko ergonomi ini memiliki beberapa keterbatasan-keterbatasan diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya menilai faktor pekerjaan tiap aktifitas kerja pada proses laundry, tanpa melihat faktor individu atau personal, faktor lingkungan dan faktor psikososial. 2. Penelitian ini tidak mengidentifikasi secara rinci dimensi fisik tempat kerja serta tidak melakukan pengukuran antropometri pekerja dan human diversity. 3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini tidak bisa mengukur gerakan pergerakan tangan dan penggunaan otot.

6.2. Pembahasan Langkah Kerja

Setiap langkah kerja di laundry sektor usaha informal memiliki faktor risiko yang dapat menyebabkan MSDs yaitu :

6.2.1. Penimbangan

1. Penimbangan Menggunakan Timbangan Pegas Pada proses penimbangan menggunakan timbangan pegas, faktor risiko ergonomi yang dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal adalah postur janggal. Salah satu faktor penyebab terjadinya gangguan muskuloskeletal adalah postur janggal. Menurut Bernad 1997 bahwa postur menunjukkan hubungan yang kuat sebagai faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya masalah muskuloskeletal dan menimbulkan terjadinya gangguan leher, punggung dan bahu. Dalam menjalankan aktifitas penimbangan ini, pekerja dalam posisi berdiri pada kedua kaki disertai posisi punggung yang lurus. Menurut Santoso 2004, bahwa bekerja dalam posisi berdiri pada awal kerja sampai akhir kerja, tubuh semakin condong ke depan akibatnya tubuh memerlukan tambahan energi. Posisi leher membentuk sudut fleksi 20 o dan disertai leher berputar. Posisi ini dikarenakan pekerja harus mengangkat bahan pakaian yang digantung pada ujung timbangan pegas untuk diukur bebannya. Menurut Grandjean 1987 yang disadur oleh Bridger 1995 yang menyatakan bahwa kepala dan leher tidak boleh dalam keadaan fleksi dan ekstensi lebih dari 15 o dan jika hal ini terjadi maka postural stress tidak dapat dihindari. Postural stress ini akhirnya dapat menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri tersebut dapat diperburuk dengan keadaan posisi leher fleksi dan berotasi. Postur lengan atas pada aktifitas ini memiliki risiko yang cukup besar dikarenakan pada kegiatan ini postur lengan lengan membentuk fleksi sebesar 50 o dan terdapat gerakan abduksi yaitu gerakan posisi lengan yang menjauhi tubuh. Risiko ini akan menyebabkan tekanan pada otot leher dan bahu dimana semakin besar sudut yang dibentuk oleh lengan, maka hal itu akan memperbesar risiko terhadap gangguan muskuloskeletal. Menurut Pheasant 1991 bahwa posisi bahu yang ditinggikan atau posisi lengan yang dijauhkan abduksi dapat menyebabkan gangguan pada leher neck pain. Postur lengan bawah yang membentuk fleksi sebesar 50 o memiliki risiko yang cukup tinggi. Postur tersebut terbentuk karena posisi alat timbangan yang harus diangkat oleh pekerja. Menurut Bridger 1995, sudut 60 o pada bagian lengan bawah menyebabkan tekana pada otot antagonis yang terdapat pada lengan bawah. Postur pergelangan tangan memiliki risiko karena membentuk fleksi 10 o yang disertai dengan posisi yang miring ke samping ketika memegang timbangan. Postur ini dinilai masih dapat diterima. Hal ini sesuai dengan pendapat Brumfield dan Campoux 1984 dalam Kumar 2001 posisi 10 o fleksi dan 35 o ekstensi merupakan posisi yang masih dapat diterima pada sendi pergelangan tangan dalam melakukan kegiatan normal sehari-hari. Pada saat melakukan proses penimbangan, postur genggaman pekerja ketika memegang alat timbangan tergolong cukup baik karena menggunakan kekuatan jari finger grip sehingga keadaan ini dapat dikategorikan fair. Hal tersebut memiliki risiko ergonomi karena mengangkat objek tidak boleh hanya dengan mengandal kekuatan jari terbatas sehingga dapat cidera pada jari Kumar, 2001. Beban yang diangkat pekerja ketika proses penimbangan masih dibawah 5 kg. Hal ini masih dapat diterima dan belum memiliki risiko. Menurut rekomendasi Humantech 1995 bahwa beban yang berisiko apabila beban yang diangkat lebih dari dengan 4,5 kg. Nilai akhir REBA pada proses ini pada bagian tubuh sebelah kanan adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat risiko pada proses penimbangan memiliki risiko sedang medium risk. Menurut Sue Hignett dan Mc Attamney 2000, kegiatan yang tergolong dalam risiko sedang memerlukan investigasi lebih lanjut dan dibutuhkan perubahan pada kegiatan ini. Walaupun risiko ini tergolong dalam risiko sedang, tetapi apabila pekerja terpajan risiko secara terus- menerus tanpa ada perubahan, maka akibat yang ditimbulkan dari risiko ini dapat terakumulasi dan menyebabkan MSDs pada pekerja dalam jangka panjang. 2. Penimbangan Dengan Timbangan Biasa Pada proses penimbangan yang menggunakan timbangan biasa, faktor risiko ergonomi yang dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal adalah postur janggal. Salah satu faktor penyebab terjadinya gangguan muskuloskeletal adalah postur janggal. Menurut Vernon 1924 dalam Bridger 2003, faktor postural dalam setiap bentuk akfitas fisik menyebabkan kelelahan dan gangguan muskuloskeletal. Dalam menjalankan aktifitas penimbangan ini, pekerja dalam posisi berdiri pada kedua kaki disertai posisi punggung yang lurus dan gerakan punggung yang memutar. Menurut Bridger 2003 postur ekstrim pada punggung dapat menyebabkan peregangan pada lumbar dan penekanan otot perut sehingga terjadi kompresi tulang belakang. Posisi alat timbangan yang berada diatas meja memudahkan pekerja dalam proses ini sehingga posisi leher hanya membentuk sudut fleksi 25 o . Menurut Grandjean 1993 jika landasan terlalu tinggi, maka pekerja akan mengangkat bahu untuk menyesuaikan dengan ketinggian landasan kerja sehingga menyebabkan sakit pada bahu dan leher. Sebaliknya bila landasan terlalu rendah maka tulang belakang akan membungkuk sehingga menyebabkan kenyerian pada bagian belakang backache. Postur lengan atas pada proses ini membentuk sudut fleksi sebesar 70 o untuk sebelah kiri, sedangkan bagian kanan terbentuk fleksi sebesar 75 o . Postur ini disebabkan posisi beban yang harus diletakkan diatas timbangan. Sesuai dengan pendapat Sue Hignett dan Mc Attamney 2000 bahwa sudut lengan atas lebih dari 20o memiliki risiko ergonomi walaupun sudut lebih dari 90 o lebih tinggi risikonya. Postur lengan bawah membentuk fleksi sebesar 30 o untuk sebelah kiri dan bagian kanan membentuk fleksi 35 o .. Postur ini dilakukan untuk menahan pergerakan beban Menurut Bridger 1995, sudut 60 o pada bagian lengan bawah menyebabkan tekanan pada otot antagonis yang terdapat pada lengan bawah. Postur pergelangan tangan membentuk fleksi sebesar 10 o pada bagian kanan serta fleksi sebesar 20 o yang disertai dengan posisi yang miring. Posisi ini disebabkan karena pergelangan tangan harus memegang beban yang tidak memiliki pegangan untuk kedua tangan pekerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Brumfield dan Campoux 1984 dalam Kumar 2001 posisi 10 o fleksi dan 35 o ekstensi merupakan posisi yang masih dapat diterima pada sendi pergelangan tangan dalam melakukan kegiatan normal sehari-hari. Pada saat melakukan proses penimbangan, postur genggaman pekerja ketika memegang alat timbangan tergolong kurang baik. Hal ini dikarenakan ketika kemasan pembungkus pakaian yang diberikan oleh pelanggan kepada pekerja laundry tidak memiliki desain kemasan pembungkus yang memiliki pegangan yang baik. Menurut Bridger 2003 desain peralatan yang kurang baik dapat menyebabkan tekanan pada ujung organ tubuh yang mendorong terjadinya injury. Beban yang diangkat pekerja ketika proses penimbangan menggunakan timbangan ini berada pada berat 5-10 kg. Hal ini memiliki risiko ergonomi. Menurut rekomendasi Humantech 1995 bahwa beban yang berisiko apabila beban yang diangkat lebih dari dengan 4,5 kg. Nilai akhir REBA pada proses ini untuk bagian tubuh sebelah kiri adalah 6 sedangkan pada bagian tubuh sebelah kanan adalah 7. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat risiko pada proses penimbangan memiliki risiko sedang medium risk. Menurut Sue Hignett dan Mc Attamney 2000, kegiatan yang tergolong dalam risiko sedang memerlukan investigasi lebih lanjut dan dibutuhkan perubahan pada kegiatan ini. Walaupun risiko ini tergolong dalam risiko sedang, tetapi apabila pekerja terpajan risiko secara terus-menerus tanpa ada perubahan, maka akibat yang ditimbulkan dari risiko ini dapat terakumulasi dan menyebabkan MSDs pada pekerja dalam jangka panjang.

6.2.2. Pencucian dan Pemerasan