perubahan postur secara cepat dan tidak stabil dalam meletakkan pakaian ke dalam wadah pakaian. Kegiatan ini menimbulkan risiko
karena pekerja melakukannya berulang lebih dari 4x permenit. Berdasarkan metode REBA yang dikembangkan oleh Sue Hignett dan
Mc Attamney 2000 kegiatan yang menghendaki gerakan yang berulang 4x permenit menambah risiko ergonomi.
Nilai akhir REBA pada kegiatan ini untuk adalah 6. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat risiko pada proses meletakkan pakaian ke
dalam wadah memiliki risiko sedang medium risk. Menurut Sue Hignett dan Mc Attamney 2000, kegiatan yang tergolong dalam
risiko sedang memerlukan investigasi lebih lanjut dan dibutuhkan perubahan pada kegiatan ini. Walaupun risiko ini tergolong dalam
risiko sedang, tetapi apabila pekerja terpajan risiko secara terus- menerus tanpa ada perubahan, maka akibat yang ditimbulkan dari
risiko ini dapat terakumulasi dan menyebabkan MSDs pada pekerja dalam jangka panjang.
6.2.3. Pengeringan
1. Mengangkat Wadah Pakaian Pada proses mengangkat wadah pakaian, faktor risiko ergonomi
yang dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal adalah postur janggal dan beban objek yang diangkat melebihi 10 kg.
Postur leher pekerja membentuk ekstensi sebesar 10
o
. Postur ini terjadi karena pekerja harus melihat kearah wadah agar pakaian yang
sudah dimasukkan kedalam wadah tidak terjatuh. Dalam pandangan Grandjean 1987 dalam Bridger 1995 yang menyatakan bahwa
kepala dan leher tidak boleh dalam keadaan fleksi dan ekstensi lebih dari 15
o
. Postur punggung pekerja dalam keadaan fleksi sebesar 25
o
. Postur ini terjadi karena posisi wadah pakaian berada dibawah
dilantai yang
mengharuskan punggung
pekerja berpostur
membungkuk. Proses ini dilakukan dengan berdiri pada kedua kaki. Menurut Bridger 2003 postur ekstrim pada punggung dapat
menyebabkan peregangan pada lumbar dan penekanan otot perut sehingga terjadi kompresi tulang belakang.
Beban yang diangkat pekerja pada proses ini melebihi 10 kg. Berat beban berasal dari total berat pakaian yang ada di dalam wadah ,
dimana kondisi pakaian yang ada didalam wadah dalam keadaan basah.
Hal ini
sangat berisiko
menimbulkan gangguan
muskuloskeletal. Menurut rekomendasi Humantech 1995 bahwa beban yang berisiko apabila beban yang diangkat lebih dari dengan 4,5
kg.
Lengan atas bagian kiri dan kanan masing-masing membentuk postur fleksi 70o. Postur ini terjadi karena letak wadah yang berada
dibawah dimana posisi beban didekatkan ke tubuh. Berdasarkan metode REBA yang dikembangkan oleh Sue Hignett dan Mc Atamney
2000 posisi ini memberikan risiko lebih besar pada lengan atas karena semakin besar sudut yang dibentuk maka posisi tangan akan
semakin jauh dengan tubuh dan itu merupakan posisi yang berisiko. Lengan bawah pada bagian kiri dan kanan masing
– masing membentuk fleksi sebesar 5
o
. Hal ini disebabkan postur lengan bawah menyesuaikan dengan desain wadah pakaian. Menurut Bridger 1995
sudut 60
o
pada bagian lengan bawah menyebabkan tekanan pada otot antagonis yang terdapat pada lengan bawah.
Pada saat mengangkat wadah pakaian, pergelangan tangan sering dalam posisi membentuk sudut baik pada pergelangan tangan kanan
maupun kiri. Saat melakukan proses ini, pergelangan tangan kiri pekerja membentuk fleksi sebesar 5
o
. Postur ini masih dapat diterima. Menurut Brumfield dan Champoux 1984 dan Kumar 2001 posisi
10
o
fleksi dan 35
o
ekstensi merupakan posisi yang masih dapat diterima pada sendi pergelangan tangan melakukan aktivitas sehari-
hari.
Postur genggaman pekerja ketika memasukkan pakaian kedalam mesin cuci kurang baik karena menggunakan kekuatan ujung jari. Hal
tersebut memiliki risiko ergonomi karena mengangkat objek tidak boleh hanya dengan mengandal kekuatan jari terbatas sehingga dapat
cidera pada jari Kumar,2001. Nilai akhir REBA pada kegiatan ini untuk bagian tubuh sebelah
kiri dan kanan adalah 8. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat risiko pada proses mengangkat wadah pakaian memiliki risiko tinggi high
risk. Menurut Hignett dan Mc Atamney 2000 risiko tinggi berarti kegiatan ini membutuhkan investigasi mendalam dan perubahan harus
dilakukan segera, karena semakin tinggi tingkat risiko yang ada pada pekerjaan berarti semakin besar pula kemungkinan pekerja untuk
terkena gangguan muskuloskeletal. 2. Memasukkan Pakaian Kedalam Mesin Pengering
Pada proses memasukkan pakaian kedalam mesin pengering, faktor risiko ergonomi yang dapat menyebabkan gangguan
muskuloskeletal adalah postur janggal dan gerakan berulang dengan frekuensi lebih dari 4 kali permenit.
Postur leher pekerja membentuk fleksi sebesar ekstensi 10
o
yang disertai dengan leher miring. Postur ini terjadi karena desain mesin
pengering yang memiliki bukaan samping. Dalam pandangan
Grandjean 1987 dalam Bridger 1995 yang menyatakan bahwa kepala dan leher tidak boleh dalam keadaan fleksi dan ekstensi lebih
dari 15
o
. Postur punggung pekerja dalam keadaan fleksi sebesar 45
o
ditambah dengan postur miring. Postur ini terjadi karena letak wadah pakaian yang diletakkan di bawahdilantai dan ditambah dengan
desain mesin pengering yang mengharuskan untuk membungkuk saat memasukkan pakaian. Proses ini dilakukan dengan berdiri pada kedua
kaki. Menurut Bridger 2003 postur ekstrim pada punggung dapat menyebabkan peregangan pada lumbar dan penekanan otot perut
sehingga terjadi kompresi tulang belakang. Beban yang diangkat pada proses ini masih berada di bawah 5
kg. Berat beban berasal dari pakaian yang masih dalam keadaan basah dari proses pencucian. Menurut rekomendasi Humantech 1995
bahwa beban yang berisiko apabila beban yang diangkat lebih dari dengan 4,5 kg.
Lengan atas bagian kanan masing-masing membentuk postur fleksi 110
o
. Postur ini terjadi karena anggota tubuh ini digunakan untuk membantu memasukkan pakaian ke dalam mesin pengering.
Hal itu berdasarkan metode REBA yang dikembangkan oleh Sue Hignett dan Mc Atamney 2000 posisi lengan atas 90
o
fleksi
merupakan posisi yang paling berisiko karena semakin besar sudut yang dibentuk maka semakin besar pula risiko MSDs yang dihasilkan.
Lengan bawah pada bagian kanan membentuk fleksi sebesar 75
o
. Hal ini disebabkan pekerja harus menyesuaikan dengan posisi bukaan
mesin cuci pada saat memasukkan pakaian. Menurut Sue Hignett dan Mc Attamney 2000 bahwa sudut lengan bawah antara 60-100
o
berisiko ergonomi. Pada saat memasukkan pakaian kedalam mesin pengering,
pergelangan tangan sering dalam posisi membentuk sudut baik pada pergelangan tangan kanan maupun kiri. Saat melakukan proses ini,
pergelangan tangan kanan pekerja membentuk fleksi sebesar 5
o
. Pendapat Brumfield dan Campoux 1984 dalam Kumar 2001 posisi
10
o
fleksi dan 35
o
ekstensi merupakan posisi yang masih dapat diterima pada sendi pergelangan tangan dalam melakukan kegiatan
normal sehari-hari. Postur genggaman pekerja ketika memasukkan pakaian kedalam
mesin pengering cukup baik karena menggunakan kekuatan jari finger grip sehingga keadaan ini dapat dikategorikan fair. Hal tersebut
memiliki risiko ergonomi karena mengangkat objek tidak boleh hanya dengan mengandal kekuatan jari terbatas sehingga dapat cidera pada
jari Kumar,2001.
Tambahan Risiko nilai aktifitas pada proses ini juga terjadi karena adanya kegiatan yang bersifat berulang-ulang pada bagian
punggung, leher, lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan untuk memasukkan pakaian kedalam mesin pengering. Kegiatan ini
menimbulkan risiko karena pekerja melakukannya berulang lebih dari 4x permenit. Berdasarkan metode REBA yang dikembangkan oleh Sue
Hignett dan Mc Attamney 2000 kegiatan yang menghendaki gerakan yang berulang 4x permenit menambah risiko ergonomi.
Nilai akhir REBA pada kegiatan ini untuk bagian tubuh sebelah kanan adalah 9. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat risiko pada proses
memasukkan pakaian kedalam mesin pengering memiliki risiko tinggi high risk. Menurut Hignett dan Mc Atamney 2000 risiko tinggi
berarti kegiatan ini membutuhkan investigasi mendalam dan perubahan harus dilakukan segera, karena semakin tinggi tingkat risiko
yang ada pada pekerjaan berarti semakin besar pula kemungkinan pekerja untuk terkena gangguan musculoskeletal.
3. Mengeluarkan Pakaian Dari Mesin Pengering Pada proses mengeluarkan pakaian kedalam mesin pengering,
faktor risiko ergonomi yang dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal adalah postur janggal dan gerakan berulang dengan
frekuensi lebih dari 4 kali permenit.
Postur leher pekerja membentuk fleksi sebesar ekstensi 15
o
yang disertai dengan leher miring. Postur ini terjadi karena pekerja harus
melihat posisi pakaian pada saat mengambil pakaian dari dalam mesin. Menurut Grandjean 1987 yang disadur oleh Bridger 1995 yang
menyatakan bahwa kepala dan leher tidak boleh dalam keadaan fleksi dan ekstensi lebih dari 15
o
dan jika hal ini terjadi maka postural stress tidak dapat dihindari.
Postur punggung pekerja dalam keadaan fleksi sebesar 50
o
ditambah dengan postur miring. Postur ini terjadi karena letak wadah pakaian yang diletakkan di bawahdilantai dan ditambah dengan
desain mesin pengering yang mengharuskan untuk membungkuk saat mengeluarkan pakaian dari mesin pengering. Proses ini dilakukan
dengan berdiri pada kedua kaki. Menurut Bridger 2003 postur ekstrim pada punggung dapat menyebabkan peregangan pada lumbar
dan penekanan otot perut sehingga terjadi kompresi tulang belakang. Beban yang diangkat pada proses ini masih berada di bawah 5
kg. Berat beban berkurang setelah dikeringkan menggunakan mesin pengering. Menurut rekomendasi Humantech 1995 bahwa beban
yang berisiko apabila beban yang diangkat lebih dari sama dengan 4,5 kg.
Lengan atas bagian kanan masing-masing membentuk postur fleksi 120
o
. Postur ini terjadi karena anggota tubuh ini digunakan untuk mengeluarkan pakaian dari dalam mesin pengering.
Berdasarkan metode REBA yang dikembangkan oleh Sue Hignett dan Mc Atamney 2000 posisi ini memberikan risiko lebih besar pada
lengan atas karena semakin besar sudut yang dibentuk maka posisi tangan akan semakin jauh dengan tubuh dan itu merupakan posisi yang
berisiko. Lengan bawah pada bagian kanan membentuk fleksi sebesar 85
o
. Hal ini disebabkan pekerja harus menyesuaikan dengan posisi bukaan
mesin cuci pada saat mengeluarkan pakaian. Menurut Bridger 1995 bahwa sudut 60
o
pada bagian lengan bawah menyebabkan tekanan pada otot antagonis yang terdapat pada lengan bawah.
Pada saat mengeluarkan pakaian dari dalam mesin pengering, pergelangan tangan sering dalam posisi membentuk sudut baik pada
pergelangan tangan kanan maupun kiri. Saat melakukan proses ini, pergelangan tangan kanan pekerja membentuk fleksi sebesar 10
o
. Hal ini sesuai dengan pendapat Brumfield dan Campoux 1984 dalam
Kumar 2001 posisi 10
o
fleksi dan 35
o
ekstensi merupakan posisi yang masih dapat diterima pada sendi pergelangan tangan dalam melakukan
kegiatan normal sehari-hari.
Postur genggaman pekerja ketika mengeluarkan pakaian dari dalam mesin pengering cukup baik karena menggunakan kekuatan jari
finger grip sehingga keadaan ini dapat dikategorikan fair. Hal tersebut memiliki risiko ergonomi karena mengangkat objek tidak
boleh hanya dengan mengandal kekuatan jari terbatas sehingga dapat cidera pada jari Kumar,2001.
Tambahan risiko nilai aktifitas pada proses ini juga terjadi karena adanya kegiatan yang bersifat berulang-ulang pada bagian punggung,
leher, lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan dalam mengeluarkan pakaian dari dalam mesin pengering. Kegiatan ini
menimbulkan risiko karena pekerja melakukannya berulang lebih dari 4x permenit. Berdasarkan metode REBA yang dikembangkan oleh Sue
Hignett dan Mc Attamney 2000 kegiatan yang menghendaki gerakan yang berulang 4x permenit menambah risiko ergonomi
Nilai akhir REBA pada kegiatan ini untuk bagian tubuh sebelah kanan adalah 9. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat risiko pada proses
mengeluarkan pakaian dari dalam mesin pengering memiliki risiko tinggi high risk. Menurut Hignett dan Mc Atamney 2000 risiko
tinggi berarti kegiatan ini membutuhkan investigasi mendalam dan perubahan harus dilakukan segera, karena semakin tinggi tingkat risiko
yang ada pada pekerjaan berarti semakin besar pula kemungkinan pekerja untuk terkena gangguan muskuloskeletal.
4. Penjemuran Pakaian Pada proses penjemuran, faktor risiko ergonomi yang dapat
menyebabkan gangguan muskuloskeletal adalah postur janggal. Postur leher pekerja membentuk ekstensi sebesar 10
o
yang disertai dengan leher berputar. Postur ini terjadi karena pekerja harus
memperhatikan posisi pakaian mulai dari proses awal hingga proses penggantungan baju yang akan dijemur. Pendapat Grandjean 1987
dalam Bridger 1995, posisi fleksi pada bagian leher dan kepala tidak boleh melebihi 15
o
, karena dapat menyebabkan postural stress. Postur punggung pekerja dalam keadaan lurus namun punggung
harus berputar karena postur punggung pekerja harus menyesuaikan dengan posisi pakaian yang akan dijemur. Proses ini dilakukan dengan
berdiri pada kedua kaki namun tidak stabil. Bernad 1997 bahwa postur menunjukan bukti yang kuat sebagai faktor yang berkontribusi
terhadap MSDs dan menimbulkan terjadinya gangguan leher, punggung dan bahu.
Beban yang diangkat pada proses ini masih berada pada ukuran 5
– 10 kg. Berat beban berasal dari pakaian yang akan dijemur masih dalam keadaan basah. Beban tersebut berisiko, dimana hal ini sesuai
dengan rekomendasi Humantech 1995 bahwa beban yang berisiko apabila beban yang diangkat lebih dari dengan 4,5 kg.
Lengan atas bagian kiri dan kanan masing-masing membentuk postur fleksi sebesar 45
o
dan fleksi sebesar 150
o
yang disertai dengan gerakan abduksi yaitu gerakan lengan menjauhi badan pada tangan
kiri. Postur ini terjadi karena posisi lengan kanan yang bertugas mengarahkan pakaian yang akan dijemur, sedangkan pada lengan kiri
bertugas untuk memegang pakaian yang akan dijemur. Menurut Pheasant 1991 bahwa posisi bahu ditinggikan atau lengan dijauhkan
juga menyebabkan neck pain. Lengan bawah bagian kiri dan kanan masing-masing membentuk
fleksi sebesar 110o dan fleksi 10o. Hal ini disebabkan karena pekerja harus menyesuaikan dengan desain tempat penjemuran. Menurut
Bridger 1995 sudut 60o pada bagian lengan bawah menyebabkan tekanan pada otot antagonis yang terdapat pada lengan bawah.
Pada saat penjemuran, pergelangan tangan sering dalam posisi membentuk sudut baik pada pergelangan tangan kanan maupun kiri.
Saat melakukan proses ini, pergelangan tangan kanan maupun kiri dalam keadaan lurus. Menurut Sue Hignett dan Mc Attamney 2000,
postur pergelangan tangan dalam keadaan lurus memiliki risiko yang kecil.
Postur genggaman pekerja ketika tahapan penjemuran pakaian cukup baik karena menggunakan kekuatan jari finger grip sehingga
keadaan ini dapat dikategorikan fair. Hal tersebut memiliki risiko ergonomi karena mengangkat objek tidak boleh hanya dengan
mengandal kekuatan jari terbatas sehingga dapat cidera pada jari Kumar,2001.
Nilai akhir REBA pada kegiatan ini adalah 8. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat risiko pada proses penjemuran pakaian
memiliki risiko tinggi high risk. Menurut Hignett dan Mc Atamney 2000 risiko tinggi berarti kegiatan ini membutuhkan investigasi
mendalam dan perubahan harus dilakukan segera, karena semakin tinggi tingkat risiko yang ada pada pekerjaan berarti semakin besar
pula kemungkinan pekerja untuk terkena gangguan muskuloskeletal.
6.2.4. Setrika dan Pelipatan