Pengemasan Pembahasan Langkah Kerja

maka akibat yang ditimbulkan dari risiko ini dapat terakumulasi dan menyebabkan MSDs pada pekerja dalam jangka panjang.

6.2.5. Pengemasan

1. Pengemasan Dengan Posisi Berdiri Pada proses pengemasan dengan posisi berdiri, faktor risiko ergonomi yang dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal adalah postur janggal. Postur leher pekerja membentuk fleksi sebesar 10 o yang disertai dengan leher berputar. Postur ini terjadi karena pekerja mengamati pakaian yang akan dimasukkan kedalam wadah plastik. Menurut Grandjean 1987 yang disadur oleh Bridger 1995 yang menyatakan bahwa kepala dan leher tidak boleh dalam keadaan fleksi dan ekstensi lebih dari 15 o dan jika hal ini terjadi maka postural stress tidak dapat dihindari. Postur punggung pekerja dalam keadaan fleksi sebesar 10 o ditambah postur punggung yang miring. Postur ini terjadi karena pekerja ingin memastikan bahwa pakaian tersebut sudah terbungkus dengan benar. Proses ini dilakukan dengan berdiri pada kedua kaki. Menurut Bridger 1995 risiko LBP meningkat 15 pada keadaan fleksi pada bagian punggung. Beban yang diangkat pada proses ini masih berada di bawah 5 kg. Berat beban berasal dari pakaian yang akan dimasukkan kedalam plastik kemasan. Hal ini masih dapat diterima dan belum memiliki risiko. Menurut rekomendasi Humantech 1995 bahwa beban yang berisiko apabila beban yang diangkat lebih dari dengan 4,5 kg. Lengan atas bagian kiri dan kanan masing-masing membentuk postur fleksi sebesar 40 o yang disertai dengan abduksi yaitu gerakan tangan menjauhi pusat tubuh. Hal ini disebabkan karena terdapat proses pengambilan dan pemasukan pakaian yang disesuaikan dengan ukuran kemasan pembungkus dan tinggi meja yang digunakan Berdasarkan metode REBA yang dikembangkan oleh Sue Hignett dan Mc Atamney 2000 posisi ini memberikan risiko lebih besar pada lengan atas karena semakin besar sudut yang dibentuk maka posisi tangan akan semakin jauh dengan tubuh dan itu merupakan posisi yang berisiko. Lengan bawah pada bagian kiri dan kanan masing-masing membentuk fleksi 30 o dan 45 o . Hal ini disebabkan karena mengikuti postur pergelangan tangan dalam membungkus pakaian yang telah disetrika. Menurut Bridger 1995 sudut 60 o pada bagian lengan bawah menyebabkan tekanan pada otot antagonis yang terdapat pada lengan bawah. Pada saat pengemasan dengan posisi berdiri, pergelangan tangan sering dalam posisi membentuk sudut baik pada pergelangan tangan kanan maupun kiri. Saat melakukan proses ini, pergelangan tangan kanan dan kiri masing-masing membentuk fleksi dengan sudut 5 o . Menurut Brumfield dan Champoux 1984 dalam Kumar 2001 posisi 10 o fleksi dan 35 o ekstensi merupakan posisi yang masih dapat diterima pada sendi pergelangan tangan melakukan aktivitas sehari- hari. Postur genggaman pekerja ketika melakukan pengemasan dengan dapat dikatakan baik karena menggunakan genggaman tangan. Hal ini lebih baik dari pegangan yang hanya menggunakan kekuatan jari. Hal tersebut memiliki risiko ergonomi karena mengangkat objek tidak boleh hanya dengan mengandal kekuatan jari terbatas sehingga dapat cidera pada jari Kumar,2001. Nilai akhir REBA pada kegiatan ini untuk adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat risiko saat pengemasan pakaian dengan postur berdiri memiliki risiko sedang medium risk. Menurut Sue Hignett dan Mc Attamney 2000, kegiatan yang tergolong dalam risiko sedang memerlukan investigasi lebih lanjut dan dibutuhkan perubahan pada kegiatan ini. Walaupun risiko ini tergolong dalam risiko sedang, tetapi apabila pekerja terpajan risiko secara terus- menerus tanpa ada perubahan, maka akibat yang ditimbulkan dari risiko ini dapat terakumulasi dan menyebabkan MSDs pada pekerja dalam jangka panjang. 2. Pengemasan Dengan Posisi Duduk Dilantai Pada proses pengemasan dengan posisi duduk di lantai, faktor risiko ergonomi yang dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal adalah postur janggal. Postur leher pekerja membentuk fleksi sebesar 5 o . Postur ini terjadi karena pekerja mengamati pakaian yang akan dimasukkan kedalam wadah plastik kemasan Menurut Grandjean 1987 yang disadur oleh Bridger 1995 yang menyatakan bahwa kepala dan leher tidak boleh dalam keadaan fleksi dan ekstensi lebih dari 15 o dan jika hal ini terjadi maka postural stress tidak dapat dihindari. Postur punggung pekerja dalam keadaan fleksi sebesar 30 o ditambah postur punggung yang miring. Postur ini terjadi karena perbedaan ketinggian lengan atas baik pada sebelah kanan maupun kiri pada saat proses memasukkan pakaian kedalam plastik kemasan. Pekerja ingin memastikan bahwa pakaian tersebut sudah terbungkus dengan benar. Proses ini dilakukan dengan berdiri pada kedua kaki. Menurut Bridger 2003 postur ekstrim pada punggung dapat menyebabkan peregangan pada lumbar dan penekanan otot perut sehingga terjadi kompresi tulang belakang. Beban yang diangkat pada proses ini masih berada di bawah 5 kg. Berat beban berasal dari pakaian yang akan dimasukkan kedalam plastik kemasan. Hal ini masih dapat diterima dan belum memiliki risiko. Menurut rekomendasi Humantech 1995 bahwa beban yang berisiko apabila beban yang diangkat lebih dari dengan 4,5 kg. Lengan atas bagian kiri membentuk postur fleksi sebesar 50 o . Hal ini disebabkan karena terdapat proses pengambilan dan pemasukan pakaian yang disesuaikan dengan ukuran kemasan pembungkus yang digunakan. Menurut Pheasant 1991 bahwa posisi bahu ditinggikan atau lengan dijauhkan juga menyebabkan neck pain. Lengan bawah pada bagian kiri membentuk fleksi 65 o . Hal ini disebabkan karena mengikuti postur pergelangan tangan dalam membungkus pakaian yang telah disetrika. Menurut Bridger 1995 sudut 60 o pada bagian lengan bawah menyebabkan tekanan pada otot antagonis yang terdapat pada lengan bawah. Pada saat pengemasan dengan posisi duduk dilantai, pergelangan tangan sering dalam posisi membentuk sudut baik pada pergelangan tangan kanan maupun kiri. Saat melakukan proses ini, pergelangan tangan kiri membentuk fleksi dengan sudut 5 o . Menurut Brumfield dan Campoux 1984 dalam Kumar 2001 posisi 10 o fleksi dan 35 o ekstensi merupakan posisi yang masih dapat diterima pada sendi pergelangan tangan dalam melakukan kegiatan normal sehari-hari. Postur genggaman pekerja ketika melakukan pengemasan dapat dikatakan baik karena menggunakan genggaman tangan. Hal ini lebih baik dari pegangan yang hanya menggunakan kekuatan jari. Hal tersebut memiliki risiko ergonomi karena mengangkat objek tidak boleh hanya dengan mengandal kekuatan jari terbatas sehingga dapat cidera pada jari Kumar,2001. Nilai akhir REBA pada kegiatan ini untuk adalah 2. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat risiko saat pengemasan pakaian dengan postur duduk memiliki risiko rendah low risk. Menurut Sue Hignett dan Mc Attamney 2000, kegiatan yang memiliki risiko rendah berarti perubahan mungkin dibutuhkan untuk mencegah risiko tersebut bertambah tinggi. 191

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN