6.2.2. Pencucian dan Pemerasan
1. Memasukkan Pakaian Kedalam Mesin Cuci Pada proses memasukkan pakaian ke dalam mesin cuci, faktor
risiko ergonomi yang dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal adalah postur janggl dan gerakan berulang dengan frekuensi 4x
permenit.Menurut DiNardi dalam Laraswati 2009, pekerjaan yang dilakukan dengan postur janggal, kerja statis dan gerakan repetitive
merupakan faktor risiko terjadinya MSDs. Posisi leher pada kegiatan ini menunduk sebesar 35
o
. Posisi ini terjadi karena pekerja harus melihat pakaian yang dimasukkan ke
dalam mesin cuci. Menurut Grandjean 1987 yang disadur oleh Bridger 1995 yang menyatakan bahwa kepala dan leher tidak boleh
dalam keadaan fleksi dan ekstensi lebih dari 15
o
dan jika hal ini terjadi maka postural stress tidak dapat dihindari.
Posisi punggung dalam keadaan lurus, namun dalam keadaan miring. Posisi ini disebabkan karena perbedaan posisi tangan, dimana
tangan kanan mengambil pakaian dari wadah pakaian sedangkan posisi tangan kiri memasukkan pakaian kedalam mesin cuci. Menurut
Bridger 2003 postur ekstrim pada punggung dapat menyebabkan peregangan pada lumbar dan penekanan otot perut sehingga terjadi
kompresi tulang belakang.
Posisi kaki pada proses ini adalah berdiri dengan kedua kaki. Saat berdiri dengan kedua kaki ditopang seimbang oleh kedua kaki dan
tubuh dalam keadaan stabil. Menurut metode yang dikembangkan Sue Hignett dan Mc Attamney 2000, posisi berdiri menggunakan 2 kaki
dengan keadaan stabil memiliki nilai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan berdiri dengan 1 kaki.
Beban yang diangkat oleh pekerja ketika memasukkan pakaian kedalam mesin cuci kurang dari 5 kg. Hal ini masih dapat diterima dan
belum memiliki risiko. Menurut rekomendasi Humantech 1995 bahwa beban yang berisiko apabila beban yang diangkat lebih dari
dengan 4,5 kg. Postur lengan atas pada proses ini membentuk sudut fleksi 10
o
yang disertai dengan gerakan lengan yang menjauhi pusat tubuh abduksi. Postur ini disebabkan karena pakaian yang akan
dimasukkan ke dalam mesin cuci memiliki desain yang berbeda-beda. Menurut Pheasant 1991 bahwa posisi bahu ditinggikan atau lengan
dijauhkan juga menyebabkan neck pain. Postur lengan bawah membentuk fleksi sebesar 135
o
. Postur ini disebabkan karena desain bukaan mesin cuci yang digunakan, dimana
pekerja harus menyesuaikan ketinggian bukaan mesin cuci ketika
akan memasukkan pakaian. Menurut Nurmianto 1998 sudut yang optimal untuk lengan bawah berada berkisar antara 90
o
– 120
o
. Pergelangan tangan membentuk fleksi sebesar 10
o
. Postur ini disebabkan pada saat mengambil pakaian, pergelangan tangan sering
dalam posisi membentuk sudut baik pada pergelangan tangan kanan maupun kiri Menurut Brumfield dan Champoux 1984 dalam Kumar
2001 posisi 10
o
fleksi dan 35
o
ekstensi merupakan posisi yang masih dapat diterima pada sendi pergelangan tangan melakukan aktivitas
sehari-hari. Postur genggaman pekerja ketika memasukkan pakaian kedalam
mesin cuci cukup baik karena menggunakan kekuatan jari finger grip sehingga keadaan ini dapat dikategorikan fair. Hal tersebut memiliki
risiko ergonomi karena mengangkat objek tidak boleh hanya dengan mengandal kekuatan jari terbatas sehingga dapat cidera pada jari
Kumar,2001. Tambahan risiko nilai aktifitas pada proses ini juga terjadi karena
adanya kegiatan yang bersifat berulang-ulang pada bagian punggung, leher, lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan untuk
mengambil cucian kotor dari wadah pakaian yang berada disebelah mesin cuci. Kegiatan ini menimbulkan risiko karena pekerja
melakukannya berulang lebih dari 4x permenit. Berdasarkan metode
REBA yang dikembangkan oleh Sue Hignett dan Mc Attamney 2000 kegiatan yang menghendaki gerakan yang berulang 4x permenit
menambah risiko ergonomi. Nilai akhir REBA pada kegiatan ini untuk bagian tubuh sebelah
kiri adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat risiko pada proses memasukkan pakaian kedalam mesin cuci memiliki risiko sedang
medium risk. Menurut Sue Hignett dan Mc Attamney 2000, kegiatan yang tergolong dalam risiko sedang memerlukan investigasi
lebih lanjut dan dibutuhkan perubahan pada kegiatan ini. Walaupun risiko ini tergolong dalam risiko sedang, tetapi apabila pekerja terpajan
risiko secara terus-menerus tanpa ada perubahan, maka akibat yang ditimbulkan dari risiko ini dapat terakumulasi dan menyebabkan
MSDs pada pekerja dalam jangka panjang. 2. Mengeluarkan Pakaian Dari Mesin Cuci
Pada proses mengeluarkan cucian dari mesin cuci faktor risiko ergonomi yang dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal adalah
postur janggal dan gerakan berulang dengan frekuensi lebih dari 4 kali permenit.
Postur leher pekerja membentuk fleksi sebesar 18
o
yang disertai dengan leher miring dan berputar. Postur ini terjadi karena pekerja
harus melihat posisi pakaian yang akan dikeluarkan dari mesin cuci
untuk selanjutnya diletakkan pada wadah pakaian. Bernad 1997 bahwa postur menunjukan bukti yang kuat sebagai faktor yang
berkontribusi terhadap MSDs dan menimbulkan terjadinya gangguan leher, punggung dan bahu.
Postur punggung pekerja dalam keadaan lurus namun dalam keadaan miring. Postur ini terjadi karena pekerja harus mengangkat
pakaian yang dikeluarkan dari mesin cuci untuk selanjutnya diletakkan pada wadah pakaian yang berada dibawah. Proses ini dilakukan
dengan berdiri pada kedua kaki. Menurut Bridger 2003 postur ekstrim pada punggung dapat menyebabkan peregangan pada lumbar
dan penekanan otot perut sehingga terjadi kompresi tulang belakang. Beban yang diangkat pada proses ini masih berada di bawah 5
kg. Berat beban berasal dari pakaian yang harus diangkat masih dalam keadaan basah. Hal ini masih dapat diterima dan belum memiliki
risiko. Menurut rekomendasi Humantech 1995 bahwa beban yang berisiko apabila beban yang diangkat lebih dari dengan 4,5 kg.
Lengan atas kiri membentuk fleksi 25
o
. Postur ini terjadi karena posisi lengan pekerja ketika mengeluarkan pakaian dari mesin cuci
sejajar dengan tinggi bukaan mesin cuci. Berdasarkan metode REBA yang dikembangkan oleh Sue Hignett dan Mc Atamney 2000 posisi
ini memberikan risiko lebih besar pada lengan atas karena semakin
besar sudut yang dibentuk maka posisi tangan akan semakin jauh dengan tubuh dan itu merupakan posisi yang berisiko.
Lengan bawah pada bagian kiri membentuk fleksi sebesar 110
o
. hal ini disebabkan pakaian yang harus diangkat harus melewati
bukaan yang berada diatas mesin cuci. Menurut Nurmianto 1998 sudut yang optimal untuk lengan bawah berada berkisar antara 90
o
– 120
o
. Pada saat mengambil pakaian, pergelangan tangan sering dalam
posisi membentuk sudut baik pada pergelangan tangan kanan maupun kiri. Saat melakukan proses ini, pergelangan tangan kiri pekerja
membentuk fleksi sebesar 30
o
yang disertai deviasi ulnar atau pergelangan tangan miring kearah kelingking. Posisi ini berisiko
karena menurut Sue Hignett dan Mc Attamney 2000 bahwa sudut 15
o
memiliki risiko terhadap MSDs. Tambahan risiko nilai aktifitas pada proses ini juga terjadi karena
adanya gerakan berulang pada bagian punggung, leher , lengan atas dan bawah serta pergelangan tangan yang dilakukan saat mengambil
pakaian yang telah dicuci dari dalam mesin. Aktifitas ini dilakukan berulang lebih dari 4 kali permenit maka kegiatan ini dapat
dikategorikan sebagai kegiatan yang berisiko. Berdasarkan metode REBA menurut Sue Hignett dan Mc Attamney 2000 kegiatan yang
menghendaki gerakan berulang lebih dari 4 kali permenit menambah risiko terhadap gangguan muskuloskeletal.
Nilai akhir REBA untuk sebelah kiri pada proses ini yaitu 6 yang berarti memiliki risiko sedang. Menurut Sue Hignett dan Mc Attamney
2000 risiko sedang berarti kegiatan ini memerlukan investigasi lebih lanjut dan dibutuhkan perubahan pada kegiatan ini. Walaupun risiko
ini tergolong sedang, tetapi apabila pekerja terpapar secara terus menerus tanpa ada perubahan, maka akibat yang ditimbulkan dari
risiko ini
dapat terakumulasi
dan menyebabkan
gangguan muskuloskeletal pada pekerja dalam jangka panjang.
3. Pembilasan Pakaian Pada proses pembilasan pakaian, faktor risiko ergonomi yang
dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal adalah postur janggal dan gerakan berulang dengan frekuensi lebih dari 4 kali permenit.
Postur leher pekerja membentuk fleksi sebesar 15
o
yang disertai dengan leher miring. Postur ini terjadi karena posisi pekerja dalam
memilih pakaian yang akan diperas di dalam wadah pembilasan. Menurut Grandjean 1987 yang disadur oleh Bridger 1995 yang
menyatakan bahwa kepala dan leher tidak boleh dalam keadaan fleksi dan ekstensi lebih dari 15
o
dan jika hal ini terjadi maka postural stress tidak dapat dihindari.
Postur punggung pekerja membentuk fleksi 10
o
dan disertai dengan keadaan miring dan berputar. Postur ini terjadi karena selama
proses pembilasan, pekerja harus memasukkan dan mengeluarkan pakaian yang dibilas di dalam wadah pembilasan. Proses ini dilakukan
dengan berdiri pada kedua kaki. Menurut Bridger 1995 risiko LBP meningkat 15 pada keadaan fleksi pada bagian punggung.
Beban yang diangkat pada proses ini masih berada di bawah 5 kg. Berat beban berasal dari pakaian yang dibilas dalam keadaan
basah. Hal ini masih dapat diterima dan belum memiliki risiko. Menurut rekomendasi Humantech 1995 bahwa beban yang berisiko
apabila beban yang diangkat lebih dari dengan 4,5 kg. Lengan atas bagian kiri membentuk postur fleksi sebesar 30 yang
disertai dengan gerakan abduksi yaitu gerakan lengan yang menjauhi pusat tubuh. Postur ini terjadi karena ketika dalam proses pembilasan,
pekerja membutuhkan tenaga untuk memeras pakaian. Menurut pendapat Sue Hignett dan Mc Attamney 2000 bahwa sudut lengan
atas lebih dari 20
o
memiliki risiko ergonomi walaupun sudut lebih dari 90
o
lebih tinggi risikonya. Lengan bawah pada bagian kiri membentuk fleksi sebesar 110
o
. Hal ini disebabkan posisi tangan ketika memeras pakaian harus
mendekati posisi ketinggian air yang ada di dalam wadah pembilasan.
Menurut Nurmianto 1998 sudut yang optimal untuk lengan bawah berada berkisar antara 90
o
– 120
o
. Pada saat membilas pakaian, pergelangan tangan sering dalam
posisi membentuk sudut baik pada pergelangan tangan kanan maupun kiri. Saat melakukan proses ini, pergelangan tangan kiri pekerja
membentuk fleksi sebesar 70
o
yang disertai dengan gerakan berputar Menurut pendapat Sue Hignett dan Mc Attamney 2000, sudut lebih
dari 15
o
memiliki risiko ergonomi ditambah dengan pergerakan deviasi atau rotasi pada pergelangan tangan yang dapat menyebabkan rasa
tidak nyaman. Postur genggaman pekerja ketika memasukkan pakaian kedalam
mesin cuci dapat dikatakan baik karena menggunakan telapak tangan ketika memeras pakaian sehingga keadaan ini dapat dikategorikan
good. Genggaman ini dinilai lebih baik dari pada genggaman yang menggunakan tenaga jari. Hal tersebut memiliki risiko ergonomi
karena mengangkat objek tidak boleh hanya dengan mengandal kekuatan jari terbatas sehingga dapat cidera pada jari Kumar,2001.
Tambahan risiko nilai aktifitas pada proses ini juga terjadi karena adanya kegiatan yang bersifat berulang-ulang pada bagian punggung,
leher, lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan untuk memeras pakaian. Kegiatan ini menimbulkan risiko karena pekerja
melakukannya berulang lebih dari 4x permenit. Berdasarkan metode REBA yang dikembangkan oleh Sue Hignett dan Mc Attamney 2000
kegiatan yang menghendaki gerakan yang berulang 4x permenit menambah risiko ergonomi.
Nilai akhir REBA pada kegiatan ini untuk bagian tubuh sebelah kiri adalah 6. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat risiko pada proses
pembilasan pakaian memiliki risiko sedang medium risk. Menurut Sue Hignett dan Mc Attamney 2000, kegiatan yang tergolong dalam
risiko sedang memerlukan investigasi lebih lanjut dan dibutuhkan perubahan pada kegiatan ini. Walaupun risiko ini tergolong dalam
risiko sedang, tetapi apabila pekerja terpajan risiko secara terus- menerus tanpa ada perubahan, maka akibat yang ditimbulkan dari
risiko ini dapat terakumulasi dan menyebabkan MSDs pada pekerja dalam jangka panjang.
4. Memasukkan Pakaian Kedalam Wadah Pada proses memasukkan pakaian kedalam wadah, faktor risiko
ergonomi yang dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal adalah postur janggal yang disertai perubahan postur secara cepat dan tidak
stabil dan gerakan berulang dengan frekuensi lebih dari 4 kali permenit Postur leher pekerja membentuk fleksi sebesar 20
o
yang disertai dengan leher berputar. Postur ini terjadi karena proses pemindahan
pakaian dari proses pembilasan ke wadah pakaian. Menurut Grandjean 1987 dalam Bridger 1995 posisi fleksi pada bagian leher dan kepala
tidak boleh melebihi 15
o
, karena dapat menyebabkan postural stress. Postur punggung pekerja membentuk sudut fleksi sebebsar 40o
yang disertai dengan postur punggung miring. Postur ini terjadi karena posisi wadah pakaian diletakkan di dasar lantai sehingga pekerja harus
membungkuk ketika meletakkan pakaian. Proses ini dilakukan dengan berdiri pada kedua kaki. Menurut Bridger 1995 risiko LBP
meningkat 15 pada keadaan fleksi pada bagian punggung. Beban yang diangkat pada proses ini masih berada di bawah 5
kg. Berat beban berasal dari pakaian yang dipindahkan masih dalam keadaan basah. Hal ini masih dapat diterima dan belum memiliki
risiko. Menurut rekomendasi Humantech 1995 bahwa beban yang berisiko apabila beban yang diangkat lebih dari dengan 4,5 kg.
Lengan atas bagian kiri dan kanan masing-masing membentuk postur fleksi sebesar 20
o
. Postur ini terjadi karena posisi lengan yang disesuaikan dengan jarak wadah pakaian. Berdasarkan metode REBA
yang dikembangkan oleh Sue Hignett dan Mc Atamney 2000 posisi ini memberikan risiko lebih besar pada lengan atas karena semakin
besar sudut yang dibentuk maka posisi tangan akan semakin jauh dengan tubuh dan itu merupakan posisi yang berisiko.
Lengan bawah pada bagian kiri membentuk fleksi sebesar 20
o
. Hal ini disebabkan posisi lengan bawah dalam meletakkan pakaian ke
dalam wadah. Begitu pula posisi lengan bawah yang membentuk sudut 60
o
menurut Sue Hignett dan Mc Atamney 2000 juga memiliki risiko.
Pada saat memasukkan pakaian ke dalam wadah, pergelangan tangan sering dalam posisi membentuk sudut baik pada pergelangan
tangan kanan maupun kiri. Saat melakukan proses ini, pergelangan tangan kiri pekerja membentuk fleksi sebesar 10
o
. Menurut Brumfield dan Champoux 1984 dan Kumar 2001 posisi 10
o
fleksi dan 35
o
ekstensi merupakan posisi yang masih dapat diterima pada sendi pergelangan tangan melakukan aktivitas sehari-hari.
Postur genggaman pekerja ketika memasukkan pakaian ke wadah pakaian cukup baik karena menggunakan kekuatan jari finger
grip sehingga keadaan ini dapat dikategorikan fair. Hal tersebut memiliki risiko ergonomi karena mengangkat objek tidak boleh hanya
dengan mengandal kekuatan jari terbatas sehingga dapat cidera pada jari Kumar,2001.
Tambahan risiko nilai aktifitas pada proses ini juga terjadi karena adanya kegiatan yang bersifat berulang-ulang pada bagian punggung,
leher, lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan serta
perubahan postur secara cepat dan tidak stabil dalam meletakkan pakaian ke dalam wadah pakaian. Kegiatan ini menimbulkan risiko
karena pekerja melakukannya berulang lebih dari 4x permenit. Berdasarkan metode REBA yang dikembangkan oleh Sue Hignett dan
Mc Attamney 2000 kegiatan yang menghendaki gerakan yang berulang 4x permenit menambah risiko ergonomi.
Nilai akhir REBA pada kegiatan ini untuk adalah 6. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat risiko pada proses meletakkan pakaian ke
dalam wadah memiliki risiko sedang medium risk. Menurut Sue Hignett dan Mc Attamney 2000, kegiatan yang tergolong dalam
risiko sedang memerlukan investigasi lebih lanjut dan dibutuhkan perubahan pada kegiatan ini. Walaupun risiko ini tergolong dalam
risiko sedang, tetapi apabila pekerja terpajan risiko secara terus- menerus tanpa ada perubahan, maka akibat yang ditimbulkan dari
risiko ini dapat terakumulasi dan menyebabkan MSDs pada pekerja dalam jangka panjang.
6.2.3. Pengeringan