manusia yang didasarkan pada keterbatasan terhadap kemampuan maupun kapasitas manusia sehingga dibutuhkan penyerasian antara lingkungan
kerja dan pekerjaan, dengan manusia yang berinteraksi dengan elemen tersebut sebagai upaya untuk mencegah cidera maupun gangguan,
meningkatkan produktifitas dan upaya efisiensi serta efektifitas pada aspek manusia.
2.1.2. Ruang Lingkup Ergonomi
Ergonomi merupakan bidang antar cabang ilmu pengetahuan yang melibatkan konsep-konsep yang terkait dengan biomekanik, rekayasa
faktor manusia, kinesiologi, keselamatan dan kedokteran Bird, 2005. Ergonomi merupakan perpaduan antara beberapa bidang ilmu, antara lain;
ilmu faal, anatomi dan kedokteran, psikologi faal, ilmu fisika dan teknik. Ilmu faal dan anatomi memberikan gambaran bentuk tubuh manusia,
kemampuan tubuhanggota gerak untuk mengangkat atau ketahanan terhadap suatu gaya yang diterimanya, satuan ukuran besaran panjangnya
suatu anggota tubuh. Psikologi faal memberikan gambaran terhadap fungsi otak dan
sistem persyarafan dalam kaitannya dengan tingkah laku, sementara eksperimental mencoba memahami suatu cara bagaimana mengambil
sikap, memahami, mempelajari, mengingat serta mengendalikan proses motorik. Sedangkan ilmu fisika dan teknik memberikan informasi yang
sama untuk disain dan lingkungan dimana pekerja melakukan pekerjaannya Oborne, 1995.
Gambar 2.1. Ruang Lingkup Ergonomi dan Keterkaitan dengan Ilmu Lainnya
Sumber : Budiono 2003
Menurut International Ergonomist Association IEA, dalam Rom 2007, disipin keilmuan ergonomi terdiri dari 3 tiga bidang spesialisasi,
antara lain : 1. Physical Ergonomics
Physical ergonomics lebih menekankan pada anatomi manusia, antropometri, fisiologi, dan karakteristrik biomekanik yang berkaitan
dengan aktifitas fisik. Bahasan yang terkait meliputi postur kerja, material handling, pergerakan pekerjaan repetitif berulang, gangguan
muskuloskeletal akibat kerja, layout kerja, keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Cognitive ergonomics Cognitive ergonomics lebih menekankan pada proses-proses mental
seperti persepsi, memori, alasan, dan respon motorik yang berhubungan dengan manusia lain dan elemen-elemen lain di dalam
sistem. Bahasan yang terkait meliputi beban kerja, pengambilan keputusan, kinerja kerja, interaksi manusia-komputer, reliabilitas,
stress kerja, dan training. 3. Organizational ergonomics
Organizational ergonomics lebih menekankan pada optimalisasi sistem sosioteknikal, termasuk struktur organisasi, kebijakan dan
proses mereka. Studi mengenai ergonomi fisik physical ergonomics disusun dalam
ke dalam tiga area bahasan utama : 1. Antropometri
Antropometri adalah ilmu pengetahuan mengenai pengukuran dan ilmu terapan yang membentuk geometri fisika, keterangan massa,
dan kemampuan kekuatan dari tubuh manusia. Hal ini merupakan informasi penting yang tersedia untuk mendesain furnitur, mesin,
peralatan dan pakaian.
2. Fisiologi Fisiologi kerja lebih menekankan pada respons tubuh terhadap
kebutuhan metabolism saat bekerja, Dengan mengukur aktifitas kardiovaskuler, respirasi dan sistem otot saat bekerja, informasi ini
berguna untuk mencegah kelelahan pada beberapa bagian maupun seluruh tubuh.
3. Biomekanik Biomekanik mempertimbangkan penerapan mekanisme normal
dalam menganalisis sistem biologi. Aspek berbeda dari biomekanik adalah menggunakan beberapa bagian yang berbeda dari penerapan
mekanika. Kebutuhan tersebut digunakan untuk meningkatkan kinerja pekerja dalam meminimalisir dampak gangguan muskuloskeletal yang
terjadi dalam disiplin ilmu terapan, biomekanika pekerjaan. Hal tersebut merupakan penerapan pada bidang prinsip fisika dan konsep
teknikal dalam meneliti interaksi fisik pekerja dengan peralatan, mesin, dan material. Dengan mengukur faktor tekanan kerja terhadap tubuh,
maka dihasilkan informasi mengenai nilai toleransi dari sistem muskuloskeletal dan risiko kecelakaan.
2.1.3. Tujuan Ergonomi