Tingkat-Tingkat Pemberdayaan Perempuan Model pemberdayaan Perempuan

yang dapat diorganisir sebagai pilot project pengembangan pendidikan untuk perempuan marginal di miskin kota, dimana salah satu wilayah itu adalah Gang Pelangi, Kelurahan Rawajati. 42 Sejak saat itu juga, mulailah proses pendekatan dilakukan oleh tim KAPAL dengan warga dan aparat setempat untuk mengetahui langsung dan lebih dalam mengenai persoalan-persoalan masyarakat umumnya dan persoalan perempuan khususnya, sambil memetakan kemungkinan pengembangan kegiatan khususnya terhadap perempuan di wilayah ini. 43 Sebagaimana komunitas miskin kota Jakarta pada umumnya, situasi dan kondisi perempuan di Gang Pelangi tidak jauh berbeda. Ditemukan cukup banyak permasalahan yang terkait dengan perempuan diantaranya adalah tingkat pendidikan yang rendah, umumnya hanya tamat SD bahkan banyak juga yang tidak sekolah sama sekali yaitu sekitar 80 persen, dan hanya sedikit yang bisa melanjutkan ke SMP dan SMA. 44 Selain masalah pendidikan, perempuan komunitas Ciliwung juga punya persoalan beban ganda. Selain mencari nafkah, mereka juga bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pekerjaan rumah tangga, mengurus anak dan suami. Oleh karena itu, sebagian besar dari mereka juga bekerja di luar rumah selain sebagai ibu rumah tangga sebagai pekerjaan utama mereka. Jenis-jenis pekerjaan mereka antara lain menjadi buruh cuci pakaian, pedagang makanan, pedagang sayuran, pedagang 42 Profil Sekolah Perempuan Ciliwung. 43 Ibid. 44 Ibid. jamu, penjual es keliling, membuka warung sembako, tukang kredit pakaian, tukang sapu taman dan pembuat pakaian dalam perempuan dengan penghasilan beragam antara Rp. 100.000 -500.000 setiap bulannya bulan. Usia mereka rata-rata antara 24 – 71 tahun, rata-rata mempunyai anak dengan kisaran 1-10 orang. Mereka yang memiliki banyak anak ini umumnya memiliki pengetahuan tentang reproduksi yang sangat rendah, meskipun permasalahan ini dialami oleh umumnya perempuan di sana. Tak jarang mereka juga mengalami kekerasan dalam rumah tangga KDRT berupa kekerasan fisik dan psikis seperti pemukulan dan poligami yang dilakukan oleh suami-suami mereka. Hasil survey dan proses wawancara yang dilakukan oleh tim KAPAL Perempuan inilah yang menjadi dasar pengembangan kegiatan termasuk materi- materi apa yang akan ditawarkan di sekolah nanti di sana disamping tingginya minat dari para perempuan itu untuk melakukan kegiatan khusus untuk perempuan dan adanya dukungan dari aparat setempat. Setelah kurang lebih sekitar 5-7 bulan melakukan kegiatan bersama, akhirnya terbentuklah Sekolah Perempuan Ciliwung pada bulan Oktober 2003. Peserta yang tergabung dalam SPC memang sangat menyambut didirikannya SPC. Berikut pengakuannya: ”...iya kita seneng banget ada SPC. Yang tadinya kita nggak tau apa-apa sekarang jadi tau. Yah..paling tidak tau sedikitlah. Banyak membantu kita juga. Soalnya pelajaran-pelajarannya sama dengan yang kita alami di kehidupan hari-hari.” 45 45 Anerah Anggota SPC, Wawancara Pribadi, Senin, 3 Mei 2010 , di Warung jati. ”Seneng banget saya Mbak bisa ada sekolah begini. Kita jadi punya banyak temen, kayak ada keluarga. Kita sering ngumpul-ngumpul, rame-rame, ngobrol. Mereka semua baik-baik lagi sama kita semua.” 46 Anggota Sekolah Perempuan Ciliwung pada awalnya berjumlah 28, terbagi menjadi 2 kelompok Mawar sebanyak 14 orang, dan kelompok Melati 14 orang. Namun pada perkembangannya, pertambahan anggota cukup banyak selama kurang lebih 4 tahun seiring dengan mulai munculnya kesadaran pentingnya pendidikan untuk perempuan dan merasakan manfaat adanya sekolah perempuan sehingga jumlah keseluruhan anggota sekarang menjadi 65 orang . 47 Namun, seiring berjalannya waktu, berlaku pula ”seleksi alam” diantara mereka. karena berbagai alasan seperti kesibukan dan ada juga yang pindah dari lokasi tersebut, saat ini peserta SPC yang tercatat menurun menjadi 63 orang. Sementara yang aktif dalam artian sering mengikuti pendidikan hanya berkisar antara 30-40 orang. Hal ini diakui oleh ketua SPC seperti di bawah ini: ”Awalnya banyak loh Dek Mila, rame banget. Tapi semakin kesini, semakin berkurang. Mungkin pada sibuk kali yah, selain itu ada juga yang pindah rumah. Mungkin juga karena sering hujan, jadinya kita jarang-jarang ngumpul lagi.Yah..begitulah.... Tapi kalau pengurus tetap sering ngumpul.” 48

2. Program-Program SPC

Pada periode 2003 - 2007, program yang merupakan respon terhadap permasalahan perempuan di sana dan meliputi 3 hal yaitu 1 pengembangan 46 Mamiek Suparmiah Anggota SPC, Wawancara Pribadi, 24 Juni 2010, di Warung Jati, 47 Profil Sekolah Perempuan Ciliwung. 48 Musriah Ketua Sekolah Perempuan Ciliwung, Wawancara Pribadi di Warung Jati, pada 17 Juni, pkl. 11.00 Wib.