Metode Pendidikan yang Berorientasi Pada Perubahan Sikap dan Perilaku

kelompok marginal terpinggir. Kedua, pendidikan alternatif yang digagas oleh pihak-pihak swasta atau kelompok massa yang berbasiskan agama tertentu yang diakses oleh kalangan tertentu misalnya, sekolah alam. 29 Pendidikan alternatif jenis yang kedua, tentu masih mengandung masalah karena biasanya memungut biaya yang mahal. Sehingga akhirnya, hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu saja. Sementara kaum marginal tidak. Pendidikan kritis transformatif pada dasarnya adalah model pendidikan yang bersifat kooperatif. Memberikan ruang pada segenap kemampuan peserta didik menuju proses berpikir yang lebih bebas dan kreatif. Sebuah model pendidikan yang menghargai potensi yang ada pada setiap individu-indvidu anak didik. Bentuk pendidikan yang memiliki arah dan tujuan keluar dari kemelut dan problematika internal maupun eksternal yang dihadapi oleh dunia pendidikan nasional. Dalam pendidikan kritis transformatif, ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang dikomunikasikan oleh makna narasi atau yang disebut dengan grand narasi. Grand narasi adalah sesuatu yang diklaim sebagai suatu teori yang dapat menjelaskan segala sesuatunya. Konsep pendidikan seperti ini akan membentuk peserta didik sebagai subjek yang akan menentang adanya struktur hierarki ilmu pengetahuan. 30 29 Yusufhadi di Miarrso, Pendidikan Alternatif Sebuah Agenda Reformasi, artikel kuliah Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta. 1999 30 Ahmad Makki Hasan, Konsep Pendidikan Alternatif, http:ahmadmakki.wordpress.com20090610konsep-pendidikan-alternatif posted on Juni 10, 2009 at 12:06 pm; diakses pada tanngal 23 April, pukul. 09.39 Dalam konteks hubungannya dengan perempuan, pendidikan di sekolah masih kurang berpihak pada perempuan. Masih sering terjadi bias gender, baik dalam proses belajar-mengajar maupun mainstream yang dibangun. Ada beberapa faktor yang menjadi kendala pencapaian gender dalam dunia pendidikan. Antara lain: pertama, kurangnya kesadaran akan pentingnya pemberdayaan perempuan dan anak perempuan. Kedua, kurangnya kesadaran di legislatif untuk mengeluarkan kebijakan publik yang perlu dalam mengatasi persoalan trackfiking, eksploitasi anak perempuan, masalah prostitusi anak perempuan. Ketiga, kurangnya inisiatif dalam memikirkan pendidikan alternatif bagi komunitas asli dan kelompok marginal lainnya. Keempat, faktor kemiskinan yang akhirnya mengukuhkan diskriminasi terhadap perempuan di bidang pendidikan. Kelima, minimnya political will dari para pengambil kebijakan. 31 Karena itu, pendidikan alternatif bagi perempuan menjadi penting untuk diadakan. Pendidikan alternatif yang dimaksud disini adalah sebuah konsep pendidikan yang mengandung visi, misi, metode dan segala aktivitas yang mengandung nilai partisipatoris, demokratis, personal is political, transparansi, dan berpihak pada perempuan. 32 Ada tiga alasan mengapa pendidikan alternatif bagi perempuan itu penting. Pertama, karena faktor gendernya membuat akses perempuan ke dalam dunia pendidikan sangat rendah. Kedua, pendidikan alternatif penting karena kurikulum di 31 Iva Sasmita, Pendidikan Alternatif Perempuan:Perlawanan Terhadap Mainstream Pendidikan. Jurnal Perempuan, No.442005.Hal.7 32 ibid. Indonesia hingga saat ini masih bias gender. Akibatnya perempuan yang dirugikan dengan gambaran-gambaran streotipe itu. Ketiga, pendidikan formal di Indonesia saat ini, belum menjawab kebutuhan spesifik perempuan. Misalnya, pemahaman tentang hak-hak reproduksi perempuan di tempat kerja, trafficking, kekerasan dalam rumah tangga dan sebagainya. 33

B. Model pemberdayaan Perempuan

1. Model Pemberdayaan

Model adalah pola contoh, acuan, ragam dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan Departemen P dan K, 1984:75. Jadi, dalam hal ini, model pemberdayaan adalah pola, acuan atau contoh yang digunakan dalam proses pemberdayaan atau pengorganisasian masyarakat. Model-model pemberdayaan masyarakat dengan mengacu pada model Rothman dan Tropman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel. 2 Model-Model Praktek Pengorganisasian Masyarakat menurut Rothman dan Tropman 1987 Model A Pengembangan Masyaraka Lokal Model B Perencanaan Sosial Model C Aksi Sosial 33 Adriana Venny; Pendidikan Alternatif:Jawaban Atas Masalah Perempuan; Jurnal Perempuan; No. 442005.hal.5