Program-Program SPC Gambaran Umum Sekolah Perempuan Ciliwung SPC

satu kegiatan yang penting juga adalah penguatan kapasitas para pengurus melalui training-training dan pendampingan intensif dalam mengembangkan dan mengelola organisasi serta memfasilitasi pendidikan di komunitasnya. Berikut keterangan pengurus: ”...Ada banyak pelajarannya, ada jender, politik tentang perempuan, ligkungan, kayak bagaimana kalau banjir datang, bagaimana sebelum banjir datang, pokoknya apa-apa yang biasa kita alami sehari-hari.” 53

3. Struktur Kepengurusan SPC

SPC ini telah memiliki perangkat keorganisasian yang cukup memadai yang merupakan dasar pengembangan keorganisasian mereka yaitu visi, misi, prinsip- prinsip, mekanisme kerja organisasi, program dan kepengurusan. Di atas semua itu, diharapkan Sekolah Perempuan Ciliwung dapat menjadi komunitas ibu-ibu untuk melakukan kegiatan bersama dan mempertinggi daya tawar mereka di komunitas. Pengurus sekolah dipilih secara musyawarah oleh seluruh anggota dengan terlebih dahulu menyepakati kriterianya bersama-sama. Pengurus ini merupakan orang yang diberi mandat oleh organisasi untuk mengelola organisasi dan secara khusus menjalankan program. Kepengurusan yang ada sekarang merupakan hasil pemilihan tahun 2008 setelah pengurus periode awal diganti karena berakhirnya masa jabatan mereka. Berikut pengakuan dari Ibu Musriah yang terpilih sebagai ketua SPC: ”Pengurus memang dipilih oleh semua Anggota. Waktu itu saya juga nggak tau kenapa Anggota memilih saya jadi ketua. Yah..tapi mungkin mereka udah lihat saya bagaimana di SPC selama ini. Jadi pengurus itu nggak gampang 53 Musriah Ketua Sekolah Perempuan Ciliwung, Wawancara Pribadi di Warung Jati, pada 17 Juni, pkl. 11.00 Wib. juga loh Dek Mila..., tanggung jawab kita lebih besar. Harus mikirin anggota juga. Tapi saya sih senang melakukan semuanya, demi anggota dan demi kemajuan sekolah perempuan juga. Tapi nanti akan digilir kok. Setelah habis masanya, kita akan memilih pengurus yang baru.” 54 Struktur kepengurusan saat ini terdiri dari ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara, koordinator pendidikan, koordinator simpan pinjam dan koordinator usaha dan keterampilan. Mereka itu adalah: 1. Ketua : Musriyah 2. Wakil Ketua : Mistinah 3. Sekertaris : Retno 4. Bendahara : Kusniah 5. Koordinator Pendidikan : Ana 6. Koordinator Simpan Pinjam : Jumiati 7. Koordinator Usaha dan Keterampilan : Ida R 55

B. Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Sekolah Perempuan Ciliwung

SPC 1. Letak Geografis Sekolah Perempuan Ciliwung Sekolah Perempuan Ciliwung SPC terletak di Gang Pelangi yaitu di wilayah RT 1001 dan RT 1003 yang merupakan bagian dari wilayah kelurahan Rawajati 54 Ibid 55 Profil Sekolah Perempuan Ciliwung. Barat, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Wilayah ini terletak di pinggir sungai Ciliwung dan terbagi ke dalam dua pemukiman yang berbeda yaitu di tempat yang rendah berada tepat di pinggiran sungai dan pemukiman penduduk yang berada di dataran lebih tinggi yang biasa disebut sebagai penduduk atas. 56 Wilayah ini memiliki jumlah penduduk sebesar 134 orang di RT 1001 dan wilayah RT 1003 dengan komposisi 64 laki-laki dan 70 perempuan. Luas wilayahnya 70 x 30m2. Sedangkan jumlah penduduk di RT 1003 berjumlah 315 orang dengan komposisi 177 laki-laki dan 138 perempuan.Luas wilayahnya 105 X 50m2. 57 Penduduk di wilayah ini umumnya adalah masyarakat yang bermigrasi dari beberapa wilayah Jawa seperti Tegal, Cirebon, Kebumen, Bumiayu, Bandung, dan Sukabumi. Sebagian besar bekerja di sektor informal yaitu pedagang, buruh, dan sopir angkutan. Bahkan banyak yang pengangguran karena PHK. Penghasilan mereka rata-rata Rp. 400.000 - 2.000.000 per bulan. 58

2. Kondisi Sosio-Ekonomi Peserta SPC

Pembagian dua wilayah di atas atas dan bawah dapat diidentifikasi juga ke dalam faktor kondisi sosio-ekonominya. Penduduk yang berada di lokasi pinggiran 56 Ibid. 57 Yanti Muchtar Lily Pulu, Modul Pendidikan Adil Gender untuk Perempuan Marginal. KAPAL Perempuan, Jakarta:2006. 58 Ibid. sungai inilah yang lebih banyak mengalami persoalan karena kondisinya. Rumah- rumah penduduk di lokasi ini rata-rata berukuran 4 x 8 m2 dan sebagian besar masih rumah kontrakan. Bahan-bahan rumah umumnya terbuat dari kayu dan triplek dan sebagian lagi batako. Rumah-rumah tersebut sebagian besar terkesan sesak, karena hampir semua kebutuhan seperti kasur, pakaian, bahkan peralatan dapur bersatu dalam tempat yang berdekatan. Artinya, begitu sempitnya rumah mereka, sehingga penempatan dari benda-bedan tersebut menjadi kurang teratur sebagaimana mestinya. 59 Hal lain yang juga menjadi persoalan, rumah-rumah mereka sebagian besar berada di area bantaran sungai yang sangat rentan terkena banjir, berbau busuk karena air sungai, sampah, lalat, nyamuk, dan kecoa di sekitarnya serta binatang lainnya yang menggangu di komunitas itu, seperti biawak. Makanya, mereka rentan sekali terhadap terhadap penyakit. 60 Di samping persoalan lingkungan tersebut, mereka juga umumnya berasal dari kalangan yang kurang mampu dibandingkan dengan penduduk atas. Selain itu, sarana publik pun terbatas. Buktinya, tidak ada tempat pertemuan warga yang juga disebabkan karena sempitnya lahan. Makanya tak heran jika lokasi sekolah terpaksa menggunakan lorong-lorong sempit di depan rumah warga. Oleh karena itu 59 Hasil observasi pada Jumat, 30 April 2010, di Warung Jati, pukul. 12.30-15.00, 2010. 60 Profil Sekolah Perempuan Ciliwung.