mengangkat pesan moral berupa ikhtiar semaksimal mungkin dalam menghadapi masalah seberat apapun tanpa adanya bantuan mistik.
Ada adegan ketika Mae harus disyarati dengan ritual mandi oleh dukun untuk mempermudah pencarian jodohnya, dari adegan ini saja sudah
mengungkap pesan agar masyarakat dapat melakukan hal atau usaha yang logis dalam memecahkan masalahnya. Adapun usaha yang berbentuk abstrak
adalah do’a yaitu dengan beribadah kepada Allah. c.
Kategori Hubungan Manusia Dengan Lingkungan Sosial Akidah merupakan pokok dari segalanya, kerusakan akidah dapat
menyebabkan rusaknya akhlak atau moral seseorang. Dalam film ini terdapat dialog yang dikatakan oleh sang Dukun kepada orang tua Mae yaitu “
ada tiga makhluk halus yang ga ridho kalo puteri ibu kawin
” – pengaruh buruk dari kerusakan akidah diantaranya timbul prasangka buruk
terhadap orang lain. Hal ini sering menjadi penyebab pertikaian seseorang dengan orang yang di prasangkai, kerusakan moral yang berawal dari
kemusrikan merambah menjadi kerusakan moral di kehidupan masyarakat.
4. Pesan Moral pada Frame: Memilih Pasangan yang Tepat
a. Kategori Hubungan Manusia Dengan Tuhan
Secara jelas memang film ini tidak memperlihatkan sesuatu yang buruk dalam sebuah pernikahan. Namun, film ini memberikan pesan berupa anjuran
memilih, menimbang dan memutuskan seseorang sebagai pilihan menjadi pendamping hidup. Pemilihan jodoh pada film ini secara keseluruhan ada
pada sequnce 3 dan 4 yaitu ketika Mae menolak dan menentukan pilihan yang ia anggap baik.
Pesan moral pada frame ini tidak begitu terlihat, namun tetap ada pesan prinsip kebaikan. Dalam mengarumi bahtera rumah tangga yang
sempurnasakinah dibutuhkan suami yang baik dan istri yang baik. Baik disini adalah sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan.
Berarti seorang suami atau istri yang baik adalah mereka yang bisa memberikan suatu kebenaran sesuai dengan tujuan pernikahan yang
diharapkan. Hal tersebut di atas akan menjadikan seseorang lebih nyaman beribadah.
Jika memilih pasangan yang baik maka akan terjalin keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmat Karena seperti yang sudah dijelaskan bahwa menikah
adalah menyempurnakan ‘separuh dari agama’. b.
Kategori Hubungan Manusia Dengan Diri Sendiri Untuk menghasilkan keturunan yang baik maka dibutuhkan suamiistri
yang baik sebagai orang tua. Karena pepatahpun mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Oleh karena itu Nabi juga mengajarkan untuk mencari
seseorang yang baik agamanya, ekonominya, pendidikan dan keluarganya. Dengan kriteria-kriteria tersebut, senantiasa dapat memperbaiki keturunan dan
menciptakan generasi yang lebih baik.
“Mae : Cowo tadi. Udah kelihatannya cakep dan juga
kelihatannya kaya.”
Pernyataan Mae diperkuat dengan pernyataan Rendi kepada Ibunya dalam dialog ini:
“Mama Rendi : Kamu tuh maunya yang kaya apa? Rendi : Yang original, yang beda, yang penuh tantangan
tapi berkualitas. Ya,, pokoknya gitulah Mama Rendi : Mama ga ngerti, ngomongin calon isteri ko kaya
ngomongin teka teki silang.”
Inti dari dialog dalam naskah tersebut adalah pesan untuk mencapai seseorang yang tepat untuk dijadikan sebagai pasangan hidup. Seorang wanita
sewajarnya mencari suami yang dapat mengayominya seperti keinginan Mae terhadap laki-laki dewasa dan kaya. Adapun Rendi sebagai laki-laki haruslah
mencari calon istri yang baik dan berkualitas. c.
Kategori Hubungan Manusia Dengan Lingkungan Sosial Ending dari film ini adalah memeperlihatkan perkawinan Mae dan Rendi,
mereka menikah tanpa perjodohan, tanpa paksaan satu sam lain, tetapi mereka menikah sesuai pilihan mereka sendiri – dan mereka saling mencintai.
Dalam ending juga di perlihatkan kehidupan bahagia keluarga mereka setelah pernikahan itu. Jadi pesan yang paling utama dari frame ini adalah
memilih pasangan yang tepat akan tercipta keluarga yang ideal dan akan terlahir keturunan-keturunan yang baik pula.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Sasaran akhir dari sebuah penelitian adalah berusaha menjawab dari rumusan masalah penelitian dan membuktikan tujuan penelitian. Berdasarkan dari analisa
yang didapatkan baik dari analisa pembingkaian isu maupun dari analisa pesan dari frame tersebut, maka diperoleh kesimpulan:
1. Pengemasan pesan dalam film Get Married oleh Hanung Bramantyo, pada
isu-isu positif dan negatif tentang pernikahan. Akan tetapi pengemasan isu-isu ini dikemas dengan komedi berupa lawakan-lawakan segar yang turut
membuka pikiran masyarakat. Pembingkaian isu tersebut diperlihatkan dalam banyak scene. Secara garis besar, tema utama dari film ini adalah keinginan
orang tua terhadap putrinya untuk segera menikah. Dari film ini penulis menghasilkan isu-isu utama yang dibingkai dalam struktur framing model Pan
dan Kosicki. 2.
Hasil dari analisis framing film Get Married ini juga ditemukan pesan-pesan yang mengandung unsur kebaikan pesan moral. Pesan moral ini berupa
moral terhadap Tuhan, moral terhadap diri sendiri, dan moral terhadap orang lain dan lingkungan sekitar. Melalui pemberian pesan moral ini, menunjukkan
bahwa film ini adalah film yang tidak hanya menghibur, akan tetapi juga memberi pengetahuan bagi penonton.
B. Saran-saran