Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi dewasa ini sudah merasuk ke segala sendi kehidupan manusia dapat dilihat dari semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Begitu juga dengan kemajuan dibidang teknologi komunikasi massa. Perkembangan globalisasi ini menjadikan media massa naik pada suatu tingkat yang lebih bermanfaat dan lebih dipilih orang banyak untuk melakukan komunikasi dengan seluruh manusia yang ada di seantero mayapada ini secara serentak. Dalam bahasa Dovifat 1967, teknologi komunikasi mutakhir ini telah menciptakan apa yang disebut “publik dunia”. 1 Dewasa ini media tumbuh semakin pesat, sebagai media informasi, radio dan televisi unggul dalam menyampaikan informasi secara dini yang dilengkapi dengan ulasan penjelas. Manusia merupakan sasaran dari media tersebut, semua pesan media massa dikonsumsi oleh masyarakat serta menjadi bahan informasi dan referensi mereka. 2 Disamping surat kabar, majalah, radio dan televisi, film juga menjadi bagian dari salah satu media komunikasi massa. 3 Sebagai media komunikasi massa film dibuat dengan tujuan tertentu, kemudian hasilnya tersebut ditayangkan untuk dapat ditonton oleh masyarakat. Karakter psikologisnya khas bila dibandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal yaitu film 1 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004, Cet. ke-21, h. 186. 2 Aep Kusnawan et.al, Komunikasi Penyiaran Islam Bandung; Penerbit Benang Merah Press, 2004, Cet. 1, hal. 23. 3 Adi pranajaya, Film dan Masyarakat : Sebuah Pengantar Jakarta; BP SDM Citra Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, 1999, h. 11. bersifat satu arah. Jadi bila dibandingkan dengan jenis komunikasi lainnya, film dianggap jenis yang paling efektif. Film merupakan sesuatu yang unik dibandingkan dengan media lainnya, karena sifatnya yang bergerak secara bebas dan tetap, penerjemahannya melalui gambar-gambar visual dan suara yang nyata, juga memiliki kesanggupan untuk menangani berbagai subjek yang tidak terbatas ragamnya. 4 Berkat unsur inilah film merupakan salah satu bentuk seni alternatif yang banyak diminati masyarakat, karena dengan mengamati secara seksama apa yang memungkinkan ditawarkan sebuah film melalui peristiwa yang ada dibalik ceritanya, film juga merupakan ekspresi atau pernyataan dari sebuah kebudayaan, serta mencerminkan dan menyatakan segi-segi yang kadang- kadang kurang jelas terlihat dalam masyarakat. 5 Film indonesia bangkit lagi setelah meledaknya film Ada Apa Dengan Cinta karya sutradara muda Rudi Sudjarwo pada tahun 2002. Kebangkitan itu terus diperlihatkan oleh para sineas handal melalui karya-karya mereka yang semakin diminati penonton. Di penghujung tahun 2007 Hanung Bramantyo mencoba mengangkat kembali pamor film komedi yang sempat jaya pada masa Warkop DKI atau Didi Petet dengan Kabayan-nya. Melalui filmnya yang berjudul Get Married, Hanung mencoba bersaing dengan film-film horor yang sedang ramai disuguhi kepada penonton. 4 Joseph M. Boggs, The Art of Watching Film, Terj Asrul Sani Jakarta; Yayasan Citra Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, 1986, h. 5. 5 Adi pranajaya, Film dan Masyarakat : Sebuah Pengantar Jakarta; BP SDM Citra Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, 1999, h. 6. Dunia perfilman Indonesia memang sedang diwarnai oleh sederet film yang bernuansa mistis dan romantis, Hanung dengan cerdas memberikan kesegaran baru bagi penonton yang penat dari kegiatan sehari-hari mereka, dengan memberikan sentuhan komedi dengan bahasa yang ringan pada filmnya kali ini, film Get Married-pun menambah keceriaan penonton dalam merayakan hari raya ‘Idul Fitri. Film Get Married adalah buah karya Hanung Bramantyo yang berhasil menarik perhatian banyak penonton, dan juga berhasil menjadi film untuk kategori nominasi terbanyak di ajang Festival Film Indonesia FFI 2007. Dengan berbagai keunggulan film ini, maka penulis melakukan penelitian mendalam pada aspek cerita film ini, guna memahami isu dan pesan apa yang sebenarnya hendak disampaikan. Oleh karenanya judul yang diambil adalah Analisis Framing Pesan Moral Film Get Married.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah