PESAN MORAL FILM GET MARRIED PENUTUP PENDAHULUAN LANDASAN TEORITIS GAMBARAN UMUM FILM GET MARRIED yang terdiri dari PESAN MORAL FILM GET MARRIED membahas hasil penelitian PENUTUP

BAB IV PESAN MORAL FILM GET MARRIED

A. Pengemasan Pesan Film Get Married……………………… 44 B. Pesan Moral Film Get Married…………………………….. 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………… 69 B. Saran-saran.………………………………………………… 70 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 72 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 01 Frame: Menikah Untuk Meneruskan Riwayat Keluarga………………………………………………………. 47 Tabel 02 Frame: Menikah karena Perjodohan………………………….. 51 Tabel 03 Frame: Mencari Bantuan Paranormal Agar Segera Menikah………………………………………………………. 54 Tabel 04 Frame: Memilih Pasangan yang Tepat……………………….. 58 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta, HAIZA RONI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi dewasa ini sudah merasuk ke segala sendi kehidupan manusia dapat dilihat dari semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Begitu juga dengan kemajuan dibidang teknologi komunikasi massa. Perkembangan globalisasi ini menjadikan media massa naik pada suatu tingkat yang lebih bermanfaat dan lebih dipilih orang banyak untuk melakukan komunikasi dengan seluruh manusia yang ada di seantero mayapada ini secara serentak. Dalam bahasa Dovifat 1967, teknologi komunikasi mutakhir ini telah menciptakan apa yang disebut “publik dunia”. 1 Dewasa ini media tumbuh semakin pesat, sebagai media informasi, radio dan televisi unggul dalam menyampaikan informasi secara dini yang dilengkapi dengan ulasan penjelas. Manusia merupakan sasaran dari media tersebut, semua pesan media massa dikonsumsi oleh masyarakat serta menjadi bahan informasi dan referensi mereka. 2 Disamping surat kabar, majalah, radio dan televisi, film juga menjadi bagian dari salah satu media komunikasi massa. 3 Sebagai media komunikasi massa film dibuat dengan tujuan tertentu, kemudian hasilnya tersebut ditayangkan untuk dapat ditonton oleh masyarakat. Karakter psikologisnya khas bila dibandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal yaitu film 1 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004, Cet. ke-21, h. 186. 2 Aep Kusnawan et.al, Komunikasi Penyiaran Islam Bandung; Penerbit Benang Merah Press, 2004, Cet. 1, hal. 23. 3 Adi pranajaya, Film dan Masyarakat : Sebuah Pengantar Jakarta; BP SDM Citra Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, 1999, h. 11. bersifat satu arah. Jadi bila dibandingkan dengan jenis komunikasi lainnya, film dianggap jenis yang paling efektif. Film merupakan sesuatu yang unik dibandingkan dengan media lainnya, karena sifatnya yang bergerak secara bebas dan tetap, penerjemahannya melalui gambar-gambar visual dan suara yang nyata, juga memiliki kesanggupan untuk menangani berbagai subjek yang tidak terbatas ragamnya. 4 Berkat unsur inilah film merupakan salah satu bentuk seni alternatif yang banyak diminati masyarakat, karena dengan mengamati secara seksama apa yang memungkinkan ditawarkan sebuah film melalui peristiwa yang ada dibalik ceritanya, film juga merupakan ekspresi atau pernyataan dari sebuah kebudayaan, serta mencerminkan dan menyatakan segi-segi yang kadang- kadang kurang jelas terlihat dalam masyarakat. 5 Film indonesia bangkit lagi setelah meledaknya film Ada Apa Dengan Cinta karya sutradara muda Rudi Sudjarwo pada tahun 2002. Kebangkitan itu terus diperlihatkan oleh para sineas handal melalui karya-karya mereka yang semakin diminati penonton. Di penghujung tahun 2007 Hanung Bramantyo mencoba mengangkat kembali pamor film komedi yang sempat jaya pada masa Warkop DKI atau Didi Petet dengan Kabayan-nya. Melalui filmnya yang berjudul Get Married, Hanung mencoba bersaing dengan film-film horor yang sedang ramai disuguhi kepada penonton. 4 Joseph M. Boggs, The Art of Watching Film, Terj Asrul Sani Jakarta; Yayasan Citra Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, 1986, h. 5. 5 Adi pranajaya, Film dan Masyarakat : Sebuah Pengantar Jakarta; BP SDM Citra Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, 1999, h. 6. Dunia perfilman Indonesia memang sedang diwarnai oleh sederet film yang bernuansa mistis dan romantis, Hanung dengan cerdas memberikan kesegaran baru bagi penonton yang penat dari kegiatan sehari-hari mereka, dengan memberikan sentuhan komedi dengan bahasa yang ringan pada filmnya kali ini, film Get Married-pun menambah keceriaan penonton dalam merayakan hari raya ‘Idul Fitri. Film Get Married adalah buah karya Hanung Bramantyo yang berhasil menarik perhatian banyak penonton, dan juga berhasil menjadi film untuk kategori nominasi terbanyak di ajang Festival Film Indonesia FFI 2007. Dengan berbagai keunggulan film ini, maka penulis melakukan penelitian mendalam pada aspek cerita film ini, guna memahami isu dan pesan apa yang sebenarnya hendak disampaikan. Oleh karenanya judul yang diambil adalah Analisis Framing Pesan Moral Film Get Married.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk menghindari terlalu luas dan melebarnya pembatasan maka penelitian ini dibuat suatu batasan. Ruang lingkup dibatasi hanya pada analisis tekstual dalam naskah film Get Married karya Hanung Bramantyo. Sedangkan perumusan masalah yang diangkat adalah : 1. Bagaimana pengemasan pesan yang disampaikan Hanung Bramantyo dalam film Get Married? 2. Pesan moral apa yang terdapat pada film Get Married?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui pengemasan pesan yang disampaikan Hanung Bramantyo dalam film Get Married. b. Untuk Mengetahui pesan moral yang terdapat pada film Get Married.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan kajian dakwah tentang media dan komunikasi massa, serta memberikan pandangan baru tentang analisis framing sebagai sebuah metode penelitian dalam analisis teks media. b. Manfaat Praktis Semoga dapat menjadi informasi bagi penelitian serupa di masa mendatang dalam melakukan telaah film terutama dilihat dari analisis framing.

D. Metodologi penelitian

1. Metode Penelitian

Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial di masyarakat. Objek analisis dalam pendekatan kualitatif adalah makna dari gejala-gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai kategorisasi tertentu. 6 Dan penelitian ini bersifat kualitatif karena dalam pelaksanaannya lebih dilakukan pada pemaknaan teks, dari pada penjumlahan katagori. Pendekatan analisis kualitatif menggunakan pendekatan logika induktif, silogismenya dibangun berdasarkan hal khusus atau data di lapangan dan bermuara pada hal-hal umum. Analisis ini tidak digunakan untuk mencari data frekuensi, akan tetapi untuk menganalisis dari data yang tampak, maka analisis ini digunakan untuk memahami fakta dan bukan untuk menjelaskan fakta tersebut. 7

2. Jenis Penelitian

Berdasarkan dari tujuannya ini menggunakan jenis penelitian eksplanatif. Yaitu bertujuan untuk menjelaskan sebuah permasalahan yang telah memiliki gambaran yang jelas, dan bermaksud menggali secara lebih dalam. 8 Peneliti mencoba mencari tahu sebab dan alasan mengapa peristiwa bisa terjadi, diantaranya menjelaskan secara akurat mengenai satu topik masalah, menghubungkan topik-topik yang berbeda namun memiliki keterkaitan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh datanya, penulis melakukan document research artinya penulis hanya meneliti script atau naskah yang terdapat pada film Get Married sebagai data primer atau sasaran utama dalam analisis, tanpa melakukan wawancara. Selain melakukan research pada script tersebut, document research juga sebagai teknik pengumpulan data-data atau teori-teori melalui telaah dan 6 Bungin, Sosiologi Komunikasi, h. 302. 7 Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006, Cet. 1, h. 33-34. 8 Ipah Farihah, Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006. mengkaji dari buku, majalah, internet dan literatur-literatur lainnya yang ada relevansi dengan materi penelitian ini.

4. Teknik Pengolahan Data

Data diolah dengan menggunakan penjelasan tabel-tabel dan teori analisis framing yang merujuk pada model Pan dan Kosicki, sehingga dengan penyajian dan penjelasan tabel serta teori itu akan terlihat lebih jelas pesan yang ingin diangkat atau ditonjolkan oleh sutradara.

5. Unit Analisis

Subjek yang akan diteliti adalah film Get Married, sedangkan objek penelitiannya sendiri adalah pesan tekstual dalam skenario film Get Married.

6. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis framing. Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih dari pada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada tersebut. Framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja dibingkai oleh media. 9 Analisis framing juga membuka peluang bagi implementasi konsep-konsep sosiologis, politik dan kultural untuk menganalisis fenomena komunikasi, sehingga suatu fenomena dapat diapresiasi dan dianalisis berdasarkan konteks sosiologis, politik, atau kultural yang meliputinya Sudibyo, 1999b : 176. 10 9 Eriyanto, Analisis Framing Yogyakarta : LKiS, 2002. 10 Ibid Analisis bingkai merupakan dasar struktur kognitif yang memandu persepsi dan representasi realitas – membongkar ideologi dibalik penulisan informasi, 11 menjelaskan bahwa latar belakang budaya membentuk pemahaman terhadap sebuah peristiwa. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis framing Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, yang merupakan salah satu dari empat teori alternatif dari analisis framing terpopuler yang digunakan untuk memperoleh gambaran isi pesan yang disampaikan. Model analisis ini dibagi dalam empat struktur besar, yakni meliputi struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. STRUKTUR UNIT YANG DIAMATI SINTAKSIS Judul, latar informasi, Cara penulis pelaku dan dialog. menyusun cerita SKRIP konstruksi dramatik, narasi, Cara penulis dan scene. Mengisahkan cerita TEMATIK Tema, proposisi, kalimat, Cara penulis hubungan antar kalimat. menulis cerita RETORIS Kata, idiom dan citra. Cara penulis menekankan cerita

E. Tinjauan Pustaka

11 Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006, Cet. 1, h. 92. PERANGKAT FRAMING 1. Skema Cerita - Skematik 2. Kelengkapan Cerita Unsur-unsur skenario film 3. Detail 4. Koherensi 5. Bentuk Kalimat 6. Kata Ganti 7. Leksikon 8. Metafora Dalam penelitian Analisis Framing Pesan Moral Film Get Married ini, penulis terinspirasi pada skripsi-skripsi terdahulu. Diantaranya Analisis Framing Film Berbagai Suami Karya Nia Dinata yang ditulis oleh Junaidi dan Analisis Framing Berita Rancangan Undang-Undang Kebebasan Memperoleh Informasi Publik RUU KMIP di www.bipnewsroom.info Badan Informasi Publik Departemen Komunikasi dan Informatika oleh Untung Sutomo pada tahun 2007. Junaidi dalam penelitiannya menjelaskan masalah pengemasan pesan yang disampaikan Nia Dinata dalam film Berbagi Suami dan mengungkap nilai-nilai yang melatar belakangi konstruksi sosial dalam pengemasan pesannya. Adapun Untung Sutomo meneliti RUU Kebebasan Memperoleh Informasi Publik, dalam analisis framingnya ia mendapatkan hasil konstruksi berita seputar RUU KMIP tersebut. Kedua penelitian tersebut sama-sama menggunakan teori dan model yang sama seperti peneliti kali ini. Namun, penelitian kali peneliti tidak hanya mengungkap pengemasan pesan oleh sutradara, tetapi juga mengungkap pesan moral yang terdapat dalam film Get Married.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab, dan bab-bab tersebut memiliki beberapa sub-bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

yang terdiri dari, Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penelitian.

BAB II LANDASAN TEORITIS

yang terdiri dari, Pengertian Moral, Etika dan Akhlak, Teori Framing, Film Sebagai Media Dakwah, dan Perkawinan Menurut Islam.

BAB III GAMBARAN UMUM FILM GET MARRIED yang terdiri dari

Latar Belakang Pembuatan Film Get Married, Sinopsis Film Get Married dan Tim Produksi Film Get Married.

BAB IV PESAN MORAL FILM GET MARRIED membahas hasil penelitian

yang terdiri dari, Pengemasan Pesan Dalam Film Get Married, dan Pesan Moral Dalam Film Get Married.

BAB V PENUTUP

yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran.

BAB II LANDASAN TEORITIS