Frame : Memilih Pasangan yang Tepat

Skrip Penekanan cerita lebih ditujukan kepada kepercayaan Bapak dan Ibu Mardi terhadap kekuatan Dukun dalam membantu mensukseskan rencana perjodohan Mae dengan calon pilihan mereka. Tematik 1 Meminta pertolongan Dukun dalam urusan perjodohan. 2 Ritual mandi kembang sebagai syarat pengobatan. Retoris Orang tua Mae merasa kalau calon-calon jodoh Mae yang mundur akibat ada sisi jahat atau negatif yang masuk dalam diri Mae. Sehingga harus dihilangkan melalui pengobatan yang Dukun sakti.

4. Frame : Memilih Pasangan yang Tepat

Menikah adalah bergaul sebagai suami-istri dengan membina rumah tangga sejahtera, maksud dari sejahtera adalah bukan dengan tempo yang singkat akan tetapi perkawinanpernikahan di sini di harapkan menjadi perkawinan yang permanen. Sesuai tujuan tersebut, maka seseorang yang akan menikah haruslah sudah menimbang dan memutuskan seseorang yang memang sudah dikenal baik itu sikap dan sifatnya, latar belakang keluarganya dan culture-nya agar tidak ada penyesalan di waktu yang akan mendatang. Hal itu pula yang terdapat dalam karakter Mae dan Rendi sebagai pemeran utama dalam film Get Married ini. Mae tidak ingin salah pilih dalam menentukan calon suaminya, penolakan terhadap calon-calon jodoh yang telah dicarikan kedua orang tuanya bukan bentuk penolakan yang tanpa alasan. Selain itu, faktor internal “perasaan” juga menjadi alasan dari penolakan tersebut. Pada scene 29 terdapat dialog yang turut menjelaskan hal ini. “Mae : Tampang sie rata-rata. Sama ama yang kemaren, naek motor bebek. Palingan tukang service aki, mentok-mentok tukang ojek. Ya udah lah gua jajakin dulu. Guntoro : Inget ya Mae jangan sampe lo jual murah, kita yang tersinggung.” Seperti halnya gadis-gadis pada umumnya akan memilih calon suami yang mapan lahir dan batin. Mae bukan gadis yang buruk rupa, Mae juga punya izasah sarjana di tangannya, jadi pantas kalau Mae memilih seseorang yang terbaik untuk jadi pendamping hidupnya selamanya. Ada sebagian orang mengatakan bahwa takdir perempuan adalah dipilih bukan memilih. Pernyataan tersebut justru bertentangan dengan ajaran Islam, di mana Rasulullah menganjurkan agar umatnya dapat memilih seseorang yang baik budi, baik ekonomi, baik rupa, maupun baik latar belakang keluarga. Guntoro sebagai sahabat dekat Maepun mengingatkan Mae bahwa Mae harus mendapat jodoh yang bermutu dan berkualitas tinggi. Begitu juga dengan keinginan Mae akan pria matang yang gagah, tampan dan kaya. “Bu Mardi : Mae,,Mae,, sini Mae Gimana? Pak Mardi : Ada lagi syarat dari dukun ga? Mae : Katanya calon-calonya kurang bermutu. Bu Mardi : Maksudnya? Mae : yak kan yang selama ini bapak ama ibu undang kan orang yang sama-sama satu tipe, naek motor bebek. Palingan juga kalo nggak guru, palingan tukang ojek. Mae berlalu meninggalkan orang tuanya Bu Mardi : Pak,pak,, si Mae itu seleranya tinggi Pak. Kali Ibu ga salah inget Bapak kan punya temen yang itu-tu, yang anaknya olahragawan. Mending itu pak” Penjelasan dialog di atas menambah kekuatan karakter Mae yang ingin mendapatkan pria terbaik untuk dirinya selamanya, baik itu dari segi lahir maupun batinnya. Mae yang punya titel sarjana, tidak mau ‘jual murah’ dengan menikahi pria yang hanya berprofesi guru, tukang ojek atau tukang service aki. Lain hal dengan Rendi yang sebagai putera konglomerat, mencari gadis sebagai pendampingnya yaitu gadis natural, sederhana, apa adanya dan penuh tantangan. Rendi ingin mendapatkan gadis dengan ketulusan hatinya bukan karena status sosialnya. “Mama Rendi : Rendi memanggil Rendi yang baru pulang Itu barusan Kania, cewe ke dua belas yang telepon kamu berturut-turut selama tiga bulan terakhir ini. Kamu itu maunya apa sih? Apa harus tunggu cewe ke dua puluh delapan? Rendi : Bukan itu mah. Mereka semuanya sama. Heran, orang tua sekarang mendidik anaknya dengan cara yang sama. Jangan-jangan mereka membaca buku cara mendidik anak dengan pengarang yang sama lagi. Mama Rendi : Kamu tuh maunya yang kaya apa? Rendi : Yang original, yang beda, yang penuh tantangan tapi berkualitas. Ya,, pokoknya gitulah” Zaman sekarang banyak orang yang mencari harta, kekuasaan, atau status sosial melalui berbagai macam hal, pernikahan termasuk juga sebagai alat untuk mendapat tujuan tersebut. Banyak perempuan dan laki-laki yang menikah karena kekayaan atau status sosial yang dimiliki si calon. Hal itu memang bukan sesuatu yang dilarang, akan tetapi jika hanya dilihat dari satu sisi ini saja ditakutkan pernikahan dan perkawinan yang dijalani tidak berjalan selamanya. Pada scene 41 terlihat jelas sikap kehati-hatian Rendi dalam menentukan pilihan seorang pendamping bagi hidupnya. Dengan tampang dan kekayaan yang dimiliki, membuat Rendi menjadi super start bagi kaum hawa pada umumnya. Akan tetapi walaupun begitu, Rendi tidak menyalahgunakan kelebihan yang ia miliki untuk memanfaatkan keadaan tersebut. Sama halnya dengan Mae, Rendi juga diperintah untuk segera mengakhiri masa lajangnya. Jika Mae diperintah menikah agar lepas tanggung jawab orang tuanya, maka Rendi sebaliknya, Orang tuanya Rendi ingin Rendi segera menikah agar perusahaan yang dipegang ayahnya dapat berpindah tanggung jawab ke putera tunggalnya tersebut. Karena menurut orang tuanya dengan menikah Rendi bisa menjadi dewasa dan lebih bertanggung jawabscene 65. Seperti dialog berikut ini: “Mama Rendi : Jadi udah yakin nih kamu mau balik ke Amerika? Rendi : Iya mah. Lagian mau ngapain lagi di sini? Lagian kan mama yang bilang kalo aku belum siap pegang perusahaan. Mama Rendi : Ya habisnya kamu belum bisa bertanggungjawab. Coba kalo udah berumah tangga? Pasti beda.” Kesimpulan pada frame ini adalah sikap dewasa yang dicontohkan dalam film ini berupa pelajaran tentang mencari dan menentukan seseorang menjadi pilihan pendamping hidup yang tepat. Elemen Strategi Penulisan Sintaksis Penulis menempatkan karakter tokoh Mae dan Rendi sebagai orang yang dewasa dalam menentukan pendamping hidupnya untuk berumah tangga. Kedua tokoh ini diibaratakan sebagai tokoh protagonis yang sama-sama dipaksa untuk segera menikah. Skrip Penekanan cerita lebih dikedepankan pada sikap positif yang dilakukan Mae dan Rendi terhadap penentuan pilihan pendamping. Tematik 1 Perintah menikah terhadap Mae dan Rendi dari orang tua mereka masing-masing. 2 Penolakan untuk segera menikah yang dilakukan Mae dan Rendi. Retoris Untuk mencapai kebahagiaan selamanya, maka mereka memilih pasangan hidup dengan penuh pertimbangan.

B. Pesan Moral Film Get Married