BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Moral, Etika dan Akhlak
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, moral adalah penentuan baik- buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
12
Kata moral sendiri berasal dari bahasa latin yaitu mos atau mores yang berarti adat istiadat, kebiasaan,
kelakuan, tabiat, watak, dan cara hidup. Sedangkan secara etimologi moral adalah istilah yang digunakan untuk menentukan batas dari sifat, perangai,
kehendak pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
13
Moral merupakan ajaran-ajaran, wejangan-wejangan, khotbah-khotbah, patokan-patokan kumpulan peraturan dan ketetapan lisan atau tertulis tentang
bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik. Sumber dasar ajaran-ajaran moral adalah tradisi, adat istiadat, ajaran
agama dan ideologi-ideologi tertentu.
14
Beberapa pengertian moral juga dituliskan dalam buku The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English, sebagai berikut:
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk.
2. Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah.
3. Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.
15
12
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991, cet. XII, h. 278.
13
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Rajawali Press, 2003, cet. 5, h. 94.
14
Sudirman Tebba, Etika dan Tasawuf Jawa, Jakarta: Pustaka irVan, 2007, h. 11-12.
15
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 93.
Berdasarkan kutipan tersebut, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan
nilai atau ketentuan baik atau buruk, benar atau salah. Dalam buku Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa moral adalah
kesusilaan atau kebiasaan yang dapat mencakup: a.
Seluruh kaidah kebiasaan dan kesusilaan yang berlaku pada suatu kelompok tertentu.
b. Ajaran kesusilaan yang dipelajari secara sistematis di dalam etika,
falsafah moral dan teologi moral. Menurut Zakiah Darajat, moral adalah kelakuan sesuai dengan ukuran
nilai-nilai masyarakat yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan tersebut.
16
Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma yang terdapat di antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia
sebagai manusia. Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia.
17
Adapun kategori berdasarkan pesan moral ada tiga macam:
1. Kategori hubungan manusia dengan Tuhan.
2. Kategori hubungan manusia dengan diri sendiri. Menjadi sub; ambisi,
harga diri, takut dan lain-lain. 3.
Kategori hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkungan sosial, termasuk hubungannya dengan alam. Dibagi menjadi sub kategori;
persahabatan, kesetiaan, penghianatan, permusuhan dan lain-lain.
16
Zakiah Darajat, Peranan Agama Islam Dalam Kesehatan Mental, Jakarta: Haji Masagung, 1993 h. 63.
17
Yadi Purwanto, Etika Profesi, Bandung, PT. Repika Aditama, 2007, h. 45.
Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak moral. Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku
manusia.
18
Menurut Franz Magnis Susesno, etika adalah sarana orientasi bagi usaha manusia untuk menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental tentang
bagaimana manusia harus bertindak.
19
Etika bukan sumber tambahan bagi ajaran moral, melainkan suatu filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar
tentang ajaran-ajaran dan pandangan moral. Jadi, etika merupakan sebuah ilmu dan bukan ajaran.
Kata moral lebih mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia, menuntun manusia bagaimana seharusnya ia hidup atau apa yang boleh dan
apa yang tidak boleh dilakukan. Sedangkan etika adalah ilmu, yakni pemikiran rasional, kritis dan sistematis tentang ajaran-ajaran moral. Etika menuntun
seseorang untuk mengapa atau atas dasar apa ia harus mengikuti ajaran moral tertentu. Dalam artian ini etika dapat disebut filsafat moral E. Y. Kanter,
2002:2.
20
Jadi, ajaran moral dapat diibaratkan dengan buku petunjuk bagaimana kita harus memperlakukan kendaraan kita dengan baik, sedangkan etika
memberikan pengertian tentang struktur dan teknologi kendaraan itu. Dari beberapa definisi di atas tentang moral, maka peneliti menyimpulkan
bahwa moral adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok tertentu dalam mengatur segala tingkah
18
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 90.
19
Ibid., h. 11.
20
http:anggara.org20060614dimensimoral
lakunya. Sedangkan etika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan baik dan buruknya sikap dan tingkah laku manusia,
atau aturan tentang tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia. Selain etika, akhlak juga punya makna yang sama dengan moral. Menurut
bahasa akhlak berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, kelakuan, tabi’at, watak dasar, kebiasaan, kelaziman.
Sedangkan pengertian akhlak berdasarkan terminologi adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia kepada yang lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka yang menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang harus diperbuat.
21
Ibn Miskawaih yang dikenal sebagai pakar bidang akhlak terdahulu, secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa, yang mendoronganya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
22
Sementara itu Imam al-Ghazali mengatakan sebagaimana yang dikutip oleh Abudin Nata bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
23
Menurut Hamka, akhlak bersumber pada empat perkara yaitu: 1.
Hikmat, ialah keadaan nafi batin yang dengan hikmat dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah segala
perbuatannya yang berhubungan dengan ikhtiar.
21
Mohammad Ali Azis, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 117.
22
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 3.
23
Ibid.,
2. Syuja’ah, ialah kekuatan ghabah marah itu dituntun oleh akal baik
maju dan mundurnya. 3.
Iffah, ialah mengekang kehendak nafsu dengan akal dan syara. 4.
‘Adalah, ialah keadaan nafs yaitu suatu kekuatan batin yang dapat mengendalikan diri ketika marah atau ketika syahwat naik.
24
Akhlak terdiri dari dua macam, yaitu: 1.
Akhlak Mahmudah; yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluknya.
2. Akhlak Madzmumah; yaitu perbuatan buruk terhadap Tuhan, sesama
manusia dan makhluk-makhluknya. Uraian di atas menunjukkan bahwa etika dan moral berasal dari akal
manusia dan budaya masyarakat. Sementara akhlak berasal dari wahyu Tuhan, yakni ketentuan yang berdasarkan al-Qur’an dan hadits.
B. Teori Framing